Konflik Rusia Vs Ukraina
Eks Tahanan Rusia Ungkap Nasib Tentara Ukraina Hamil 8 Bulan Dikurung di Wilayah Kekuasaan Putin
Seorang tentara wanita Ukraina menjadi tahanan perang Rusia dalam kondisi dirinya kini hamil delapan bulan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Jauh dari suami dan keluarga, seorang tentara wanita dari pasukan medis militer Ukraina ditahan di wilayah kekuasan Rusia di Donetsk.
Mariana Mamonova yang kini hamil delapan bulan menjadi tahanan perang Rusia seusai ditangkap di Mariupol pada April 2022 lalu.
Dikutip TribunWow dari bbc, Mariana berkali-kali berharap dirinya masuk dalam daftar pertukaran tahanan namun sampai saat ini Mariana masih menjadi tahanan perang Rusia.
Baca juga: Rusia Tuding Barat Manfaatkan Ukraina untuk Berkonspirasi Melakukan Skema Korupsi Global
Jika tak kunjung pulang ke Ukraina, mau tidak mau Mariana akan melahirkan di tahanan.
Eks tahanan perang Rusia, Anna Vorosheva mengaku sempat bertemu Mariana di dalam penjara milik pasukan militer Rusia.
Kala itu Mariana dalam kondisi hamil sempat ditempatkan di ruangan yang dihuni lebih dari 20 tahanan perang, bahkan harus tidur di lantai.
"Para wanita berbicara satu sama lain sepanjang waktu dan dia (Mariana) memberi tahu kami bahwa dia hamil. Semua orang langsung mencoba membantunya - memberinya makanan, memastikan dia mendapat udara segar," ungkap Anna.
Anna yang bebas pada Juli menjelaskan, awalnya Mariana optimis bisa cepat bebas karena statusnya sebagai tentara medis dan hamil.
Namun Anna justru berhasil bebas lebih dulu dibanding Mariana.
Anna mengatakan, tidak ada fasiltias kesehatan di Donetsk yang memadai untuk membantu proses bersalin seorang ibu hamil.
Mariana juga takut bayinya diambil oleh pasukan militer Rusia seusai dilahirkan.
Sampai saat ini keluarga Mariana di Ukraina terus mendesak pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar bisa membebaskan Mariana.
Baca juga: 3-10 Tahun Lagi Rusia Diprediksi akan Serang Polandia, Kemenhan Polandia Ungkit Akhir Perang Ukraina

"Pertukaran tahanan terus terjadi, tetapi saya tidak mengerti mengapa Mariana bukan bagian dari pertukaran," ungkap Vasili selaku suami Mariana.
Pemerintah Ukraina sendiri memastikan Mariana menjadi prioritas tahanan perang yang harus segera dibebaskan.
Pemerintah Ukraina mengklaim selalu memonitor para tahanan perang yang membutuhkan bantuan.
Baca juga: Putin akan Wakili Rusia ke Pemakaman Ratu Elizabeth II di Tengah Konflik Ukraina? Ini Jawaban Moskow
Keluhan Tentara Ukraina untuk Zelensky
Sebelumnya diberitakan, Kepala Chechnya pro-Rusia, Ramzan Kadyrov, menerbitkan sebuah video di mana militer Ukraina dikatakan telah menyerah secara moral.
Para tentara itu direkam tengah mengeluhkan perintah perang dan mengancam akan meninggalkan tugas mereka.
Dilansir TribunWow.com, Selasa (21/6/2022), Kadyrov mengatakan bahwa para tentara itu telah menyadari kekalahan yang diderita Ukraina.

Baca juga: Kadyrov Bocorkan Rencana Putin, Sebut Rusia akan Ubah Taktik untuk Mempercepat Kuasai Ukraina
Menurut pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin itu, para tentara yang putus asa tersebut berasal dari satuan yang bertugas di kota Seversk, Donetsk.
Memang tempat tersebut menjadi satu di antara sasaran Rusia dan lokasi terjadinya pertempuran panas selama perang.
Pasukan pertahanan Ukraina itu pun memilih menyerah dan menyampaikan pesan video untuk presiden mereka, Volodymyr Zelensky.
"Kelompok militan lain dari Angkatan Bersenjata pendudukan Ukraina secara moral menyerah dan merekam pesan video ke Zelensky," tulis Kadyrov di saluran Telegramnya dikutip RIA Novosti.
Ia mengatakan bahwa para tentara menyadari bahwa posisi mereka sudah dikepung oleh tentara Rusia dengan lokasi mereka menjadi titik penyerangan terakhir.
"Orang-orang ini, yang berada di kota Seversk di DPR , melihat peta ofensif pasukan Rusia dan menyadari bahwa cincin bisa menutup tepat pada mereka. Dalam banding, mereka mengklaim bahwa mereka memegang pertahanan di tempat terpanas."
"Dan mereka masih belum mencium bau mesiu yang sebenarnya. Bayangkan bagaimana mereka akan berbicara jika mereka menghadapi orang-orang sopan kita dalam pertempuran terbuka yang nyata," imbuhnya.
Menurut Kadyrov, militer Ukraina juga meminta rotasi pasukan mereka dan mengeluh tentang penyampaian komando.
Jika permintaan tidak dipenuhi, mereka mengancam akan meninggalkan pos tempur di wilayah tersebut.
Kadyrov menyatakan keyakinannya bahwa para prajurit dalam video itu akan dinyatakan sebagai pembelot.
Ia pun mencibir pasukan Ukraina yang digambarkan menang sebagai pahlawan di hanya internet saja.
"Komando militer Ukraina hanya terlihat heroik di internet dan di mata Barat. (Pasukan) itu bergantung pada tentara bayaran dan Bandera, dan menggunakan tentara Ukraina biasa sebagai umpan meriam," tuding Kadyrov.
"Sangat disayangkan bahwa pemahaman ini sering terlambat datang ke tentara biasa."
(TribunWow.com/Anung/Via)