Polisi Tembak Polisi
Sebut Tukang Becak Lebih Pantas Jadi Polisi Dibanding Ferdy Sambo, Kamaruddin: Dia Harus Dipecat
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meminta Ferdy Sambo dipecat secara tidak hormat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pengacara Kamaruddin Simanjuntak menyerukan pemecatan eks Kadiv Propam Ferdy Sambo secara tidak hormat.
Dilansir TribunWow.com, kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tersebut menilai Ferdy Sambo sudah tak pantas jadi polisi.
Bahkan, ia mengatakan bahwa seorang tukang becak akan lebih baik menjabat sebagai polisi dibanding sang Jenderal.
Kamaruddin juga menyoroti akal-akalan Ferdy Sambo yang diduga sebagai taktik untuk menghindari pemecatan.
Baca juga: Heran Ferdy Sambo Bersikap Santai, Pakar Curiga Ada Trik yang Disembunyikan: Kok Bisa-bisanya?
Hal ini diungkapkan saat menanggapi kehadiran Ferdy Sambo dalam sidang komisi kode etik di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/8/2022).
Rupanya, sehari sebelum sidang tersebut digelar, Ferdy Sambo sudah mengajukan surat pengunduran diri dari institusi Polri.
Namun hingga saat ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo belum memberikan keputusan terkait pengunduran diri tersebut.
"Yang benar harus dipecat atau diberhentikan dengan tidak hormat," kata Kamaruddin dikutip kanal YouTube tvOneNews, Kamis (25/8/2022).
"Kalau nanti semua penjahat melakukan praktek seperti ini, ketika terbukti kesalahannya lalu mengundurkan diri supaya terkesan seperti orang terhormat, itu kesalahan."

Baca juga: Ungkit Momen Pelukan Kapolda Metro, Mahfud MD Ungkap Upaya Irjen Sambo Tutupi Kasus Brigadir J
Menurut Kamaruddin, Kapolri tidak sepatutnya menerima surat pengunduran diri Ferdy Sambo.
Pasalnya, pembunuhan Brigadir J yang diotakinya dinilai sudah menciderai Polri.
"Jadi kalau sudah terbukti membunuh apalagi merencanakan pembunuhan kepada bawahan, ini sudah melanggar sumpah Tribrata dan sumpah dia sendiri sebagai pejabat dan juga telah menciderai institusi kepolisian," ucap Kamaruddin.
Ia menegaskan bahwa Ferdy Sambo tak lebih baik dari seorang tukang becak untuk menjadi seorang polisi.
"Maka orang seperti ini tidak pantas menjadi anggota Polri, masih lebih pantas tukang becak."
Kembali menegaskan, Kamaruddin meminta pada Kapolri untuk menolak surat pengunduran diri Ferdy Sambo.
Ia merasa surat tersebut hanyalah strategi suami Putri Candrawathi agar nama baiknya tak tercoreng.
"Jadi menurut saya, pengunduran diri itu hanyalah taktik supaya dia menjadi orang yang terhormat," kata Kamaruddin.
"Jadi saya minta kepada Kapolri jangan disetujui, yang benar berhentikan secara tidak hormat supaya menjadi pelajaran dan menjadi preseden kepada yang lain," tandasnya.
Baca juga: Soroti Kejanggalan Surat Ferdy Sambo, Susno Duadji Singgung Itikad dan Permintaan Maaf ke Bharada E
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 01.46:
Pakar: Ferdy Sambo Stres, Tertekan
Ahli Forensik Emosi Handoko Gani membaca gestur Ferdy Sambo ketika menghadiri sidang komisi kode etik Polri.
Dilansir TribunWow.com, Kamis (25/8/2022), Handoko menilai ada rasa tertekan yang disembunyikan Ferdy Sambo di balik sikap tenangnya.
Menurut Handoko, alih-alih santai, suami Putri Candrawathi itu justru merasa stres dan tampak bersedih.
Baca juga: Tanggapi Isu Aliran Dana Ferdy Sambo, IPW Akui Sempat Alami Intervensi dari DPR dan Polri
Diketahui, Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Setelah sekian lama ditahan di Mako Brimob, Ferdy Sambo akhirnya muncul perdana di depan publik saat sidang kode etik.
Menggunakan pakaian dinas harian Yanma Polri, eks Kadiv Propam Polri itu terlihat tenang duduk bersandar menghadap pemimpin sidang.
"Gestur bersandar ke belakang itu bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya kursi, kondisi tubuh yang kelelahan, juga tentunya kondisi psikologis," terang Handoko dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (25/8/2022).
Dalam tayangan video tanpa suara, terlihat tangan Ferdy Sambo memegang ujung sandaran kursi.
Menurut Handoko, hal ini menandakan rasa tak nyaman dan kecemasan yang mungkin dirasakan Ferdy Sambo.
"Ini menarik, tangan beliau itu memegang ujung kursi. Dalam seni gestur, ketika orang memegang suatu benda, meremas, memutar-mutar, memainkan, itu tanda seseorang yang sedang tidak nyaman, tegang, cemas."

Baca juga: Jawaban Kapolri soal Isu Konsorsium 303 Ferdy Sambo hingga Temuan Uang Rp 900 Miliar di Bunker
Dilihat dari gestur tubuh, posisi kepala hingga mimik wajah, Handoko menyimpulkan bahwa Ferdy Sambo sedang merasa tertekan.
Alih-alih santai, ia tampaknya menahan rasa stres atau depresi sehingga terlihat lemas.
"Kalau kita padukan tiga tolok ukur selain poros tubuh, maka itu bisa mencerminkan bahwa beliau ini dalam kondisi stressfull atau tertekan," beber Handoko.
"Jadi enggak santai, keliru sekali kalau dikatakan santai."
"Kalau santai ini kan kesannya melecehkan, meremehkan."
Selain gestur, Handoko juga dapat melihat debar jantung Ferdy Sambo yang kencang dan napasnya yang pendek-pendek saat bicara.
Menurutnya, hal ini menunjukkan kondisi emosional Ferdy Sambo yang juga sedang bersedih.(TribunWow.com/Via)