Polisi Tembak Polisi
Ungkit Momen Pelukan Kapolda Metro, Mahfud MD Ungkap Upaya Irjen Sambo Tutupi Kasus Brigadir J
Mahfud MD menjelaskan kepada MKD DPR RI bagaimana Irjen Sambo berusaha melakukan segala cara untuk menutupi fakta tewasnya Brigadir J.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Menko Polhukam Mahfud MD menjelaskan tentang beragam cara yang dilakukan oleh eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo untuk menutupi fakta tewasnya Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Mahfud MD menyampaikan, upaya ini dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo seusai terjadinya kasus pembunuhan Brigadir J.
Dikutip TribunWow dari Kompastv, fakta ini dipaparkan oleh Mahfud MD saat menghadiri panggilan dari Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI pada Kamis (25/8/2022).
Baca juga: Mahfud MD Klarifikasi soal Ferdy Sambo Hubungi Kompolnas hingga Anggota DPR terkait Kasus Brigadir J
Mahfud MD menyampaikan, prakondisi supaya orang-orang percaya terjadi baku tembak dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo setelah Brigadir J dibunuh.
"Agar orang percaya lalu dia (Irjen Sambo) menghubungi beberapa orang," ungkap Mahfud.
Mahfud turut merasa bahwa aksi Irjen Sambo memeluk dan mengais simpati dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran adalah bagian dari rencana.
"Termasuk maaf saja Kapolda itu nengok lalu begini (pelukan) sambil menangis," terangnya.
"Itu menurut saya bagian dari itu (skenario prakondisi)," ungkap Mahfud.
Seperti yang diketahui, pada Kamis (14/7/20220 lalu, Irjen Fadil Imran mendatangi ruang kerja Irjen Ferdy Sambo di Mabes Polri.
Dikutip dari Tribunnews, saat dijenguk oleh Irjen Fadil, tampak Irjen Sambo menangis lalu memeluk erat kakak lettingnya tersebut.
Di saat Irjen Sambo menangis, Irjen Fadil turut menepuk-nepuk punggung Sambo.
Fadil Imran juga mencium kening Ferdy Sambo dan kembali memeluknya erat.
"Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja," kata Fadil Imran saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Sosok Fahmi Alamsyah Diungkap Kapolri, Kesehariannya Disebut Lebih Banyak Bersama Ferdy Sambo
Bocorkan Informasi ke Sosmed
Menko Polhukam Mahfud MD berperan aktif ikut mengawal kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diotaki oleh eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Di beberapa kesempatan, Mahfud MD bahkan tak segan mengungkapkan informasi sensitif seputar kasus yang menjerat Irjen Sambo ini, satu di antaranya adalah soal motif.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, cara Mahfud MD aktif mengawal kasus Irjen Sambo mendapat pujian dari Eks Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji.
Baca juga: Bisa Pengaruhi Karier Polisi, Ini Kekuasaan Jabatan Kadiv Propam yang Pernah Dijabat Ferdy Sambo
Susno menjelaskan, pengusutan kasus pembunuhan Brigadir J saat ini telah berada dalam jalur yang benar sejak diurus oleh tim khuus (timsus) bentukan Kapolri.
"Begitu dibentuk timsus, begitu didorong, dibackup oleh Pak Menko Polhukam, Presiden," kata Susno, Selasa (23/8/2022).
Susno turut mengungkit bagaimana Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berulang kali buka suara soal kasus pembunuhan Brigadir J.
"Ini berarti di dalam itu demikian kuatnya tarik menarik," jelasnya.
Berdasarkan keterangan Susno, Mahfud sengaja membocorkan informasi ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) hingga ke sosial media (sosmed) demi membuka kasus pembunuhan Brigadir J.
"Akhirnya Pak Mahfud pun menggunakan strategi yang hebat," ujar Susno.
"Akhirnya ada tekanan-tekanan sehingga terbuka."
Susno mengungkit bagaimana saat ini sudah banyak pejabat Polri yang digeser, dicopot jabatannya, bahkan beberapa ditempatkan di tempat khusus.
Baca juga: Bertemu Kak Seto, Ferdy Sambo Menangis hingga Beri Pesan pada 2 Anaknya yang Ingin Jadi Polisi
Di sisi lain, Anggota Komisi III DPR RI Benny K. Harman menekankan perlunya menonaktifkan sementara Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Dilansir TribunWow.com, ia mengusulkan peran Kapolri nanti akan diambil alih Menko Polhukam Mahfud MD.
Hal ini terkait penanganan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diinisiasi eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Baca juga: Sebut Sambo Miliki Kuasa seperti Bintang 5, Mahfud MD Ungkit Jokowi Turun Tangan: Semuanya Takut
Bahkan kasus ini kemudian membuka isu-isu lain terkait bisnis gelap di tubuh Mabes Polri.
Hal ini disinggung Benny ketika menghadiri rapat bersama Komisi III DPR, Komnas HAM, LPSK dan Mahfud MD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Anggota DPR dari fraksi Demokrat itu mengaku sudah tidak percaya lagi pada kepolisian.
Pasalnya, ia merasa polisi telah membohongi rakyat ketika menyampaikan narasi palsu soal tembak-menembak di rumah dinas Kadiv Propam.
"Kita enggak percaya polisi, polisi kasih keterangan pada publik, ditipu juga kita ini kan," ucap Benny dikuti kanal YouTube KOMPASTV.
"Kita dibohongi sebab kita hanya baca melalui medsos, dan keterangan resmi dari Mabes. Kita tanggapi dan ternyata salah. Jadi publik dibohongi oleh polisi."

Baca juga: Mahfud MD Blak-blakkan Komplotan Irjen Sambo Datang dari Daerah ke Jakarta demi Kasus Brigadir J
Oleh sebab itulah, demi penyidikan yang transparan dan objektif, Benny menilai Kapolri perlu dinonaktifkan sementara waktu.
"Maka mestinya, Kapolri diberhentikan sementara, diambil alih oleh Menko Polhukam, untuk menangani kasus ini supaya objektif dan transparan."
Kemudian, Benny meminta agar baik Menko Polhukam maupun penyidik, fokus menangani kasus Ferdy Sambo.
Ia memperingatkan agar kasus ini tidak melebar ke masalah perjudian hingga soal Kerajaan Sambo.
Namun, bila benar ada mafia di tubuh Polri atau yang diartikan sebagai Kerajaan Sambo, Benny meminta para jenderal yang terlibat untuk diproses.
Menurutnya, Mahfud MD perlu turun tangan karena Kapolri dinilai tak sanggup melawan para jenderal dari institusi-nya sendiri.
"Kalau memang jenderal semua terlibat, dan Pak Kapolri tidak cukup kuat untuk mengatasi masalah ini, apa salahnya kalau Pak Kapolri dinonaktifkan untuk sementara waktu," terang Benny.
"Supaya ada penyelesaian tuntas masalah ini di Mabes Polri." (TribunWow.com/Anung/Via)