Konflik Rusia Vs Ukraina
Tentara Ukraina Berbondong-bondong Membangkang dari Perintah Komandan Gara-gara Ini
Republik Rakyat Luhansk menyebut terjadi pembangkangan besar-besaran di tubuh internal pasukan militer Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Lewat akun media sosial Telegram, pasukan militer Rusia juga sempat mengunggah sebuah video wawancara dengan seorang tentara Rusia yang menjadi tahanan perang.
Dalam wawancara tersebut sang tahanan perang menyampaikan dirinya secara sukarela menyerahkan diri.
Dijelaskan juga dalam wawancara itu bahwa Rusia memerlakukan para tentara Ukraina yang menjadi tahanan perang dengan baik dan layak.
Kemenhan Rusia turut mengklaim para tahanan perang bercerita tentang skandal korupsi yang terjadi di tubuh internal pasukan militer Ukraina hingga taktik tidak manusiawi kelompok nasionalis Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng.
Baca juga: Alami Tekanan Batin, Staf Reaktor Nuklir Ukraina Ungkap Rasanya Kerja di Tengah Pasukan Rusia
Sebelumnya diberitakan, Kepala Chechnya pro-Rusia, Ramzan Kadyrov, menerbitkan sebuah video di mana militer Ukraina dikatakan telah menyerah secara moral.
Para tentara itu direkam tengah mengeluhkan perintah perang dan mengancam akan meninggalkan tugas mereka.
Dilansir TribunWow.com, Selasa (21/6/2022), Kadyrov mengatakan bahwa para tentara itu telah menyadari kekalahan yang diderita Ukraina.

Baca juga: Kadyrov Bocorkan Rencana Putin, Sebut Rusia akan Ubah Taktik untuk Mempercepat Kuasai Ukraina
Menurut pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin itu, para tentara yang putus asa tersebut berasal dari satuan yang bertugas di kota Seversk, Donetsk.
Memang tempat tersebut menjadi satu di antara sasaran Rusia dan lokasi terjadinya pertempuran panas selama perang.
Pasukan pertahanan Ukraina itu pun memilih menyerah dan menyampaikan pesan video untuk presiden mereka, Volodymyr Zelensky.
"Kelompok militan lain dari Angkatan Bersenjata pendudukan Ukraina secara moral menyerah dan merekam pesan video ke Zelensky," tulis Kadyrov di saluran Telegramnya dikutip RIA Novosti.
Ia mengatakan bahwa para tentara menyadari bahwa posisi mereka sudah dikepung oleh tentara Rusia dengan lokasi mereka menjadi titik penyerangan terakhir.
"Orang-orang ini, yang berada di kota Seversk di DPR , melihat peta ofensif pasukan Rusia dan menyadari bahwa cincin bisa menutup tepat pada mereka. Dalam banding, mereka mengklaim bahwa mereka memegang pertahanan di tempat terpanas."
"Dan mereka masih belum mencium bau mesiu yang sebenarnya. Bayangkan bagaimana mereka akan berbicara jika mereka menghadapi orang-orang sopan kita dalam pertempuran terbuka yang nyata," imbuhnya.
Menurut Kadyrov, militer Ukraina juga meminta rotasi pasukan mereka dan mengeluh tentang penyampaian komando.