Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Vladimir Putin Copot Komandan Laut Hitam Rusia, Diduga Buntut Serangan Ukraina Lolos di Krimea

Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah melakukan perombakan militer di tubuh Armada Laut Hitam.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP
File foto yang diambil pada tanggal 30 Maret 2014 kapal patroli angkatan laut Rusia 'Pytliviy' (kiri) berlayar di dekat kapal penjelajah rudal andalan Angkatan Laut Rusia 'Moskva' (kanan) yang berlabuh di teluk kota Sevastopol di Krimea. Terbaru, komandan Armada Laut Hitam dicopot, Rabu (17/8/2022). 

Dilansir TribunWow.com, cara ini dilakukan dengan menyerang jalur pasokan Rusia jauh ke dalam wilayah yang diduduki.

Menurut Mykhailo Podolyak, penasihat utama presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, akan ada lebih banyak serangan dalam dua atau tiga bulan ke depan.

Baca juga: Khawatir Bencana Nuklir di Ukraina, 42 Negara Minta Putin Tarik Pasukan Rusia dari Zaporizhzhia

Serangan ini akan serupa dengan ledakan misterius di persimpangan kereta api dan pangkalan udara di Krimea pada hari Selasa, serta serangan minggu lalu terhadap pesawat tempur Rusia di Bandara Saky.

Rusia mengatakan kebakaran pada hari Selasa telah memicu ledakan di gudang amunisi di distrik Dzhankoi di Krimea.

Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Strategi kami adalah menghancurkan logistik, jalur pasokan dan gudang amunisi dan objek infrastruktur militer lainnya. Itu menciptakan kekacauan di dalam kekuatan mereka sendiri," kata Podolyak di kantor kepresidenan di Kyiv seperti dikutip The Guardian, Selasa (16/8/2022).

Tokoh paling kuat ketiga di Ukraina itu, mengatakan pendekatan Kyiv bertentangan dengan penggunaan kekuatan artileri Moskow untuk mendapatkan wilayah di wilayah Donbas di timur.

Di mana pasukan Rusia menghancurkan kota-kota seperti Mariupol dan Sievierodonetsk secara berurutan untuk mendapatkan wilayah.

"Jadi Rusia telah mengajari semua orang bahwa serangan balik membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar seperti kepalan tangan raksasa dan hanya bergerak ke satu arah," terang Podolyak.

"Serangan balasan Ukraina terlihat sangat berbeda. Kami tidak menggunakan taktik tahun 60-an dan 70-an, abad terakhir."

Sejumlah ledakan terjadi di pangkalan militer Saky di Novofedorivka, di pantai barat Krimea pada Selasa (9/8/2022) sore. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial tampak sejumlah turis di pantai ada yang panik dan mengabadikan momen terjadinya ledakan.
Sejumlah ledakan terjadi di pangkalan militer Saky di Novofedorivka, di pantai barat Krimea pada Selasa (9/8/2022) sore. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial tampak sejumlah turis di pantai ada yang panik dan mengabadikan momen terjadinya ledakan. (BBC.com)

Baca juga: Pangkalan Udara Rusia di Krimea Diserang, Ukraina Angkat Tangan Bantah Pasukan Zelensky Terlibat

Namun, pernyataan itu juga dapat ditafsirkan sebagai pengakuan bahwa Ukraina sedang berjuang untuk mengumpulkan pasukan dan bahan militer yang dibutuhkan.

Pasalnya, untuk mempertahankan serangan balasan penuh di selatan negara itu, biasanya membutuhkan keunggulan minimal tiga banding satu jumlah pasukan.

Podolyak pun kembali meminta 50 hingga 80 buah lagi MLRS (sistem roket peluncuran ganda) yang saat ini baru dimiliki sekitar 20, 16 di antaranya adalah Himars yang dipasang di truk yang dipasok oleh AS.
Tiga M270 track-wheel telah datang dari Inggris, dengan tiga lagi dijanjikan, yang mendapat pujian dari Podolyak.

Dibantu oleh rudal jarak jauh yang dipasok oleh barat, Podolyak menambahkan bahwa Ukraina berharap untuk menurunkan kekuatan penjajah.

Strategi ini menyasar agar Rusia kekurangan pasokan dan amunisi, yang akan membuat Rusia berkonflik dengan internalnya sendiri seperti yang mereka lakukan pada bulan-bulan pertama perang.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Vladimir PutinRusiaUkrainaLaut Hitam
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved