Konflik Rusia Vs Ukraina
Karena Rasa Takut, 20 Ribu Umat Yahudi di Rusia Kabur ke Negara Lain sejak Terjadi Invasi Ukraina
Puluhan ribu umat yahudi di Rusia telah kabur ke negara lain sejak negara mereka menyerang Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Sebelumnya diberitakan, seusai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), Ukraina menerima simpati dan bantuan dari banyak negara, khususnya negara-negara barat.
Israel adalah satu dari banyak negara yang turut memberikan bantuan kepada Ukraina.
Namun ada suatu permasalahan sehingga pemerintah Ukraina sempat mengeluhkan soal bantuan yang diberikan oleh Israel.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.tv, keluhan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk.
Korniychuk mengutarakan kekecewaannya karena pemerintah Israel enggan memberikan bantuan pertahanan.
Di hadapan para wartawan di Tel Aviv, Korniychuk lalu mengenakan helm bantuan Israel sambil menyampaikan sebuah sindiran.
"Tolong beri tahu saya bagaimana Anda bisa membunuh dengan benda ini? Ini tidak mungkin. Jadi saya tidak tahu apa yang ditakuti orang-orang ini," ujar Korniychuk pada Senin (7/3/2022) waktu setempat.
Kendati demikian, Korniychuk tetap menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terkait upaya Israel menjadi mediator.
Putin Minta Maaf pada PM Israel
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat meminta maaf pada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Kamis (5/5/2022).
Pernyataan tersebut dibuat setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengucapkan hal kontroversial.
Ia menyamakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pimpinan Nazi Adolf Hitler yang disebut memiliki darah Yahudi.

Baca juga: Sebut Rusia Perlu Praktikkan Hukuman Ala Nazi, Tokoh Ini Peringatkan Penentang Invasi ke Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Jumat (6/5/2022), dalam sebuah wawancara dengan Rete 4 dari penyiar Mediaset Italia, Lavrov berbicara tentang sikap fundamental Rusia pada peristiwa di Ukraina.
Selama wawancara, Lavrov juga mengomentari pernyataan Zelensky bahwa de-nazifikasi tidak mungkin dilakukan di negaranya karena dia adalah orang Yahudi.