Konflik Rusia Vs Ukraina
Karena Rasa Takut, 20 Ribu Umat Yahudi di Rusia Kabur ke Negara Lain sejak Terjadi Invasi Ukraina
Puluhan ribu umat yahudi di Rusia telah kabur ke negara lain sejak negara mereka menyerang Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Setelah tanggal 24 Februari, keluarga saya menyadari kita sepenuhnya menentang perang ini tetapi kami tidak tahu bagaimana kami bisa protes," ujar A.
A juga mengungkit kekhawatiran anaknya direkrut wajib militer di Rusia.
"Otoritas di Rusia tidak bisa diprediksi dan mereka memiliki tendensi buruk," jelas A.
"Yahudi menjadi satu dari beberapa target propaganda mereka," kata A.
Kini A dan keluarganya telah mendaftar untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel.
Baca juga: Masyarakat Dijadikan Umpan, Putin Buka Suara soal Proyek Anti-Rusia Milik AS di Ukraina
Israel Diminta Keluar dari Zona Nyaman
Sebuah sindiran disampaikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk.
Sindiran ini disampaikan seusai Israel menolak untuk mengirimkan Ukraina amunisi anti-tank dan sistem pertahanan misil canggih milik Israel yakni Iron Dome (kubah besi).
Penolakan Israel didasari lantaran Israel ingin menjaga hubungan baik dengan Rusia.

Baca juga: Piawai Kendalikan Drone, Bocah 15 Tahun Jadi Pahlawan Ukraina atas Jasanya Hancurkan Konvoi Rusia
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Israel khawatir apabila mengirimkan Ukraina Iron Dome maka senjata tersebut dapat digunakan oleh Ukraina untuk menyerang masuk ke wilayah Rusia.
Di sisi lain Ukraina menegaskan bahwa senjata-senjata tersebut diperlukan untuk bertahan dari serangan pasukan militer Rusia.
"Saya ingin pemerintah Israel untuk bergerak menjauh dari zona nyamannya dan kembali ke realita," kata Korniychuk.
Korniychuk turut menyampaikan bahwa Ukraina tidak mengemis dikirimkan senjata, ia menjelaskan Ukraina bersedia untuk membeli senjata milik Israel tersebut.
"Kami membutuhkan Iron Dome yang mana akan memungkinkan kami untuk melindungi warga sipil, perempuan dan anak-anak kami dari serangan misil pasukan Rusia," ujar Korniychuk.
Korniychuk mengatakan, Iron Dome tidak ia anggap sebagai senjata melainkan perlengkapan pelindung.