Polisi Tembak Polisi
Minta Putri Candrawathi Tak Banyak Beralasan, Ayah Brigadir J: Yang Paling Trauma adalah Istri Saya
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat mendesak Putri Candrawathi untuk bersedia memberi keterangan terkait kasus pembunuhan ajudannya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Hingga saat ini, Putri Candrawathi sebagai saksi kunci kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih belum buka suara.
Dilansir TribunWow.com, keluarga Brigadir J pun mendesak istri Irjen Ferdy Sambo tersebut untuk membeberkan fakta sesungguhnya.
Ayah Brgadir J, Samuel Hutabarat meminta Putri Candrawathi tak bersembunyi dengan alasan trauma.
Baca juga: Hasil Pemeriksaan Rumah Ferdy Sambo di Magelang, Timsus Temukan Bukti yang Dibawa dalam Koper
Pasalnya, ia menilai keluarga yang ditinggalkan terutama sang ibu, Rosti Simanjuntak, adalah orang yang paling terpukul akibat kejadian ini.
Demi terangnya kasus pembunuhan sang anak, Samuel berharap Putri bersedia memberi penjelasan terkait kasus tersebut pada pihak berwajib.
"(Mohon-red) Bu Putri membuka diri untuk memberikan keterangan apa pun yang dibutuhkan," kata Samuel dilansir kanal YouTube tvOneNews, Senin (15/8/2022).
"Buka dirilah ke yang meminta keterangan, termasuk Komnas HAM, Kompolnas dan sebagainya."
Sebagai informasi, Putri Candrawathi selama ini terus didampingi psikolog dan menolak panggilan baik dari LPSK maupun Komnas HAM.
Meski telah ditemui di rumahnya, para petugas juga sama sekali tak bisa mengorek keterangan dengan alasan bahwa Putri masih trauma.
Ia bahkan disebut memiliki kecenderungan depresi dan mengalami stres pasca-kejadian atau PTSD.

Baca juga: Potensi Hukuman Putri Candrawathi dan Briptu Martin Gabe Buntut Laporan Palsu terhadap Brigadir J
Namun, Samuel menilai hal ini hanyalah dalih Putri untuk bersembunyi di balik klaim trauma.
Menurutnya, istrinyalah yang paling mengalami trauma hingga sempat histeris ketika pemakaman Brigadir J.
"Jangan selalu menggunakan alasan trauma macam-macam, sedangkan sebenarnya yang paling trauma adalah kami, terutama istri saya yang sudah kehilangan anak," beber Samuel.
"Dia sudah mengandung selama 9 bulan, melahirkannya berdarah-darah. Membesarkan anak kami secara bersusah payah."
Diketahui, Samuel berprofesi sebagai petani sementara Rosti bekerja sebagai guru.
Di tengah keterbatasan, keduanya telah berhasil membesarkan anaknya menjadi orang terhormat yang memiliki pekerjaan sebagai seorang polisi.
Akan tetapi, sang anak yang dibanggakan justru pulang dalam peti mati dengan kondisi mengenaskan.
"Kami selaku orang kecil, kami berangkatkan bekerja ke Jakarta dengan sehat, pulang ke sini dengan nyawa melayang dan luka-luka yang sangat mengerikan," pungkasnya.
Baca juga: Tentukan Nasib Brigadir J dalam 1,5 Jam, Ferdy Sambo Dilapori Istri hingga Rencanakan Pembunuhan
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Teka-teki Pembicaraan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi
Komnas HAM membongkar adanya percakapan antara Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi pada Jumat (8/9/2022).
Dilansir TribunWow.com, pembicaraan di rumah dinas Ferdy Sambo itu diduga ikut andil dalam peristiwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang terjadi setelahnya.
Fakta ini muncul dari pengakuan Ferdy Sambo sendiri ketika diperiksa oleh Komnas HAM, Jumat (12/8/2022).
Baca juga: Ferdy Sambo Akui Rencanakan Pembunuhan Brigadir J, Emosi setelah Dapat Laporan dari sang Istri
Dalam pemeriksaan di Mako Brimob Depok tersebut, ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menjelaskan adanya sejumlah poin yang disinggung,
Satu di antaranya adalah percakapan antara pasangan suami istri tersebut di TKP pembunuhan.
"Ternyata juga ada komunikasi antara Pak Sambo dan Bu Sambo sehingga memang sangat mempengaruhi peristiwa yang ada di TKP," kata Taufan dikutip Tribunnews.com.

Baca juga: Lega Laporan Pelecehan Brigadir J Dihentikan, Penasihat Kapolri: Dulu Ditangani Penyidik Siluman
Hal serupa diungkapkan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat konferensi pers di Mako Brimob seusai memeriksa Ferdy Sambo.
"Kita punya, waktu di Saguling itu satu peristiwa yang kalau dalam rekaman video ada raw material yang kami dapatkan, lebih dari satu jam yang tadi kita juga tanyakan," kata Choirul Anam.
"Ternyata memang ada komunikasi antara Pak Sambo dan Bu Sambo, sehingga memang memengaruhi, sangat mempengaruhi peristiwa yang ada di TKP."
Diketahui, Ferdy Sambo terekam kamera pergi menuju rumah dinas dari rumah pribadinya pukul 17.11 WIB menyusul sang istri.
Sesampai di lokasi, ia menyatakan bahwa Brigadir J masih hidup sebelum kemudian terjadi insiden penembakan.
Dalam pemeriksaan tersebut, dikatakan bahwa Ferdy Sambo juga telah mengakui dirinya sebagai otak pelaku pembunuhan.
Selain itu, dirinya juga melakukan upaya rekayasa untuk menghalangi proses penyidikan atau obstruction of justice.(TribunWow.com/Via)