Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

Dinilai Jebakan, Ferdy Sambo Menangis Temui Kompolnas Curhat Bunuh Brigadir J, Benny Mamoto: Kejebak

Benny Mamoto mengungkapkan, awalnya Poengky dihubungi oleh Sambo yang meminta waktu untuk bertemu.

Editor: Atri Wahyu Mukti
Kolase TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN dan YouTube tvOnenews
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto (kiri) - Kadiv Propam non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo (kanan). Tersangka pembunuhan Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo sempat menangis di harapan anggota Kompolnas Poengky Indarti setelah curhat mengenai pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat. 

Eks pengacara Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, mengungkapkan kronologi lengkap pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, menurut Boerhanuddin, sempat terjadi sejumlah detail peristiwa sebelum eksekusi Brigadir J.

Antara lain dugaan penganiayaan yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo terhadap ajudan sang istri, Putri Candrawathi tersebut.

Baca juga: Laporan Putri Candrawathi Terbukti Palsu, Polisi Sebut Brigadir J Tak Lecehkan Istri Ferdy Sambo

Detik-detik eksekusi Brigadir J tersebut diungkap oleh Boerhanuddin pada Kamis (11/8/2022), sebelum ia dan Deolipa Yumara dipecat sebagai kuasa hukum Bharada E.

Menurut Boerhanuddin, ada indikasi bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan sejak Brigadir J mengawal Putri dari Magelang, Jawa Tengah.

Pasalnya, Putri sempat menangis menelepon Bharada E dan ajudan Bripka Ricky Rizal alias Bripan RR yang kemudian diduga menjadi latar belakang insiden.

"Mungkin ada skema perencanaan dari perjalanan itu," ucap Boerhanuddin dikutip kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Jumat (12/8/2022).

Menurut Boerhanuddin, begitu rombongan Putri sampai di Jakarta, Ferdy Sambo langsung memerintahkan Ricky untuk mencari senjata api milik Brigadir J.

"Yang jelas informasi yang kami peroleh bahwa begitu sampai di rumah, sempat ditanyakan cari pistolnya si almarhum, kata si Ricky ada di mobil, Ricky disuruh ambil, Ricky simpan di satu tempat," sebut Boerhanuddin.

Foto kiri: Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E usai dimintai keterangan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). Foto kanan: Kadiv Propam non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Foto kiri: Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E usai dimintai keterangan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). Foto kanan: Kadiv Propam non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/8/2022). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Lihat Brigadir J dan Bripka RR Sempat Cekcok di TKP, Bharada E: Ibu Sakit, Tolong di Luar

Ditekankan bahwa Ferdy Sambo, Putri, Ricky dan Bharada E sudah berada di rumah dinas Kadiv Propam sebelum Brigadir J datang.

Ketika itu, Ricky diminta memanggil Yosua yang langsung diperintah untuk berjongkok di lokasi pembunuhan.

"Kemudian pada saat di TKP mereka berempat sudah ada di dalam, Ricky disuruh panggil Yosua. Masuk di TKP, suruh jongkok Yosuanya," beber Boerhanuddin.

"Informasi Bharada E si bosnya (menyuruh jongkok-red) di sana."

"FS ini yang suruh cari si almarhum, begitu Ricky minta masuk ke dalam, mereka sudah ada di dalam ini. Sudah jadi tersangka semua yang di TKP," ulangnya.

Sementara itu, Putri disebut tak ikut menyaksikan langsung karena berada di kamarnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Ferdy SamboPolisiKomisi Kepolisian Nasional (Kompolnas)Benny MamotoBrigadir JBharada ENofriansyah Yosua Hutabarat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved