Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

Dokter Forensik yang Pertama kali Autopsi Brigadir J Jadi Sorotan, Diduga Tidak Profesional

Dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, perhatian publik kini tertuju kepada dokter forensik yang pertama kali melakukan autopsi.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Tribunjambi/Danang
Menjelang pelaksanaan autopsi ulang, makam Brigadir Yosua dipasangai garis polisi, Sabtu (23/7/2022) malam. 

TRIBUNWOW.COM - Dokter forensik yang pertama kali melakukan autopsi terhadap jenazah Brigpol Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diduga tidak profesional.

Kecurigaan ini disampaikan oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Sugeng mengatakan, dokter forensik ini perlu diperiksa bahkan dinonaktifkan jika terbukti tidak profesional saat melakukan autopsi.

Baca juga: Beda Versi soal Tersangka Pembunuh Brigadir J, Kuasa Hukum dan Polri Beri Jawaban Berlawanan

"Saya mendukung dilakukannya penilaian oleh MKEK atas hasil autopsi yang dituangkan dalam visum et repertum pertama yang dibuat oleh dokter forensik kehakiman polri pada jenazah Brigpol J karena diduga autopsi tersebut dilakukan tidak profesional," ujar Sugeng ketika dihubungi Tribunnews, Minggu (24/7/2022).

Sugeng menyampaikan, apabila proses autopsi terbukti dilakukan secara tidak benar maka dokter yang bertanggung jawab perlu ditindak.

"Bila hasil pemeriksaan tersebut terbukti unprofesional, dokter tersebut bila dia adalah anggota polisi maka harus dinonaktifkan dan juga diperiksa oleh MKEK dan dikenakan sanksi disiplin dan kode etik," tegasnya.

"IPW meminta didalami oleh tim khusus potensi obstruction of justice sebagaiaman pasal 233 KUHP."

"Proses ini harus didalami terhadap semua pihak yang diduga menghalangi ditemukkannya kebenaran dalam pengungkapan kasus matinya Brigpol J," ungkap Sugeng.

Proses autopsi Brigadir J juga menarik perhatian dari Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Susno Duadji mengutarakan kecurigaannya bahwa dokter yang pertama kali mengautopsi Brigadir J berada di bawah tekanan.

Baca juga: Ini Isi Ancaman Pembunuhan terhadap Brigadir J, Pengancam Larang Yosua Naik ke Atas

Seperti yang diketahui, proses autopsi terhadap Brigadir J pertama kali dilakukan di RS Polri Kramat Jati.

Dari hasil autopsi pertama disimpulkan bahwa Brigadir J tewas karena luka tembak.

"Catatan saya, dokter yang memeriksa dan memberikan autopsi itu harus diperiksa, bila perlu dinonaktifkan. Karena dia janggal, dan visumnya harus dibuka ke publik, apa visum yang dibuat dokter itu. Jadi sorotan kita juga harus ke dokter yang memeriksa itu," kata Susno Duadji, Sabtu (23/7/2022).

"Dia memeriksa itu di bawah tekanan atau meriksa beneran? Karena kalau memeriksa beneran public tidak akan ribut, ini kena tembak peluru, luka sayat atau kena benda tumpul. Atau dokter-dokteran yang periksa."

Dikutip TribunWow.com, berikut adalah sejumlah fakta mengenai autopsi Brigadir J.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Dokter ForensikBrigadir JPenembakanNopryansyah Yosua HutabaratFerdy SamboBharada E
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved