Polisi Tembak Polisi
Fakta Autopsi Brigadir J, dari Kontroversi Tanda Tangan, Pembusukan Jenazah hingga Risiko Manipulasi
Pihak keluarga dan Polri telah sama-sama memberikan lampu hijau untuk dilakukan proses autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Sebenarnya hasil autopsi itu kan dilakukan oleh dokter ya. Jadi dokter ketika memeriksa, lalu menyampaikan suatu hasil ke penyidik itu sudah disumpah," terang Novianto.
"Sudah disumpah di sini maksudnya berhubungan hati nurani bagaimana menyampaikan hal tersebut."
"Misalnya pun dimanipulasi, itu tetap pasti bisa, cuma kan hubungannya dengan hati nurani dengan kepercayaan," imbuhnya.
Namun, Novianto menilai potensi tersebut sangat minim karena biasanya petugas kesehatan masih akan mempertimbangkan berbagai hal terutama terkait spiritual.
"Bisa saja tapi sangat minim, maksudnya kan berhubungan dengan kepercayaan, agama dan dengan Tuhan."
Terkait kasus Brigadir J, Novianto membenarkan jika ada rekayasa pada hasil autopsi pertama maka ahli forensik lain bisa mengetahui hal tersebut.
Namun, ia tak mengesampingkan akan adanya kemungkinan perbedaan pendapat antara para ahli.
"Bisa saja ketahuan," tegas Novianto.
"Pendapat ahli itu bisa beda-beda sebenarnya, tapi kan sesuai fakta dan keilmuan, tapi untuk kesimpulan berbeda-beda sesuai data ahlinya tadi.
4. IPW Pertanyakan Tujuan Autopsi Brigadir J
Dinyatakan tewas seusai baku tembak melawan Bharada E alias RE, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J disebut menderita luka sayatan oleh pihak keluarga.
Pihak keluarga juga menyoroti keanehan karena sempat dilarang membuka peti jenazah Brigadir J, dilarang mendokumentasikan jenazah hingga dipaksa untuk menandatangani sebuah dokumen.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, pengamat juga merasa aneh sebab autopsi dilakukan terhadap Brigadir J.
Baca juga: Istri Irjen Sambo Sempat Menegur saat Dilecehkan, Brigadir J Balas Todongkan Pistol: Diam Kamu
Keanehan ini diungkit oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.
Sugeng menyoroti statement keluarga yang menemukan luka sayatan di bibir, hidung, hingga ada dua jari Brigadir J yang putus.