Polisi Tembak Polisi
Sosok Brigadir J di Mata Mantan Guru SMA, Sebut Masuk Kelas Khusus hingga Ungkap Nilai UN
Mantan guru Brigadir J mengungkap sosok mendiang semasa bersekolah di bangku SMA.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Bambang, Wakil Kesiswaan SMA 4 Muaro Jambi, Jambi, mengungkap sosok mendiang Brigadir J yang adalah anak didiknya.
Dilansir TribunWow.com, ia mengatakan bahwa pria bernama asli Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat dulunya adalah siswa berprestasi.
Seperti dilaporkan TribunJambi.com, Sabtu (16/7/2022), ia pun menilai janggal tuduhan pelecehan yang diduga dilakukan anak muridnya tersebut.
Baca juga: Komnas HAM Temukan Fakta Baru Kasus Brigadir J, IPW Minta Hasil Autopsi Jenazah Kembali Diperiksa
Sebagai informasi, Brigadir J tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E setelah diduga melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Menanggapi hal tersebut, Bambang mengaku sedih dan sama sekali tak percaya.
Pasalnya, selain dibekali ilmu akademis, Brigadir J juga mendapat pendidikan perilaku serta kedisplinan.
Bahkan, semasa sekolah ia adalah murid dengan nilai rata-rata tergolong tinggi hingga berhasil masuk kelas khusus siswa berprestasi.
"Yosua itu termasuk salah satu siswa yang berprestasi, baik di akademis maupun non akademis," terang Bambang.
"Karena dia punya prestasi dan nilai yang bagus, makanya dia kita tempatkan di kelas ini."

Baca juga: Istri Irjen Sambo Dibantu Tim Psikolog agar Bisa Tidur, Kini Malu hingga Takut Temui Orang Lain
Kemudian, Bambang menunjukkan nilai Ujian Nasional Brigadir J yang memiliki nilai rata-rata 7,7.
"Yosua itu salah satu siswa yang berprestasi, ini ditunjukkan dengan nilai ujian nasionalnya. Pada saat itu kan ujian nasional sangat sulit, tapi kalau kita lihat nilai Yosua ini sangat bagus, karena batas minimal adalah 5,5," jelas Bambang.
Tak hanya menonjol dalam pelajaran, Brigadir J juga aktif dalam kegiatan Paskib (Pasukan Pengibar Bendera) serta sejumlah kegiatan olahraga seperti sepakbola dan voli.
Mengungkapkan rasa dukanya, Bambang hanya bisa berharap kasus yang menjerat mantan anak didiknya itu bisa segera terungkap dengan terang.
"Mudah-mudahan itu bisa terungkaplah kebenarannya, saya juga jadi sedih," beber Bambang.
Baca juga: Tak Percaya Brigadir J Lecehkan Istri Irjen Ferdy Sambo, Mantan Guru SMA: Anak Kebanggaan di Kelas
7 Keanehan Kasus Brigadir J
Sebelumnya, komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyebut ada sejumlah hal mengganjal pada kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
Dilansir TribunWow.com, Wakil Koordinator KontraS Rinvalee Anandar menyampaikan adanya tujuh keanehan melalui keterangan tertulis, Kamis (14/7/2022).
Seperti dilaporkan Kompas.com, kejanggalan pertama adalah adanya jeda yang cukup lama dari awal kejadian hingga pengungkapan ke publik.
"Terdapat disparitas waktu yang cukup lama," ujar Anandar.
Baca juga: Akui 3 Polisi Intimidasi Jurnalis di Sekitar Rumah Irjen Ferdy Sambo, Mabes Polri Minta Maaf
Dikutip dari Tribunnews.com, baku tembak yang diduga terjadi antara Brigadir J dengan Bharada E terjadi pada Jumat (8/7/2022) dan terungkap pada Senin (11/7/2022).
Kejanggalan kedua adalah adanya keterangan yang berubah-ubah dari pihak kepolisian.
Awalnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Ahmad Ramadhan menyebut Brigadir J tak terima ditegur Bharada E.
Namun kemudian, ia mengatakan Brigadir J diduga melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo dan melakukan penodongan pistol.
Ketiga, pihak keluarga mengaku menemukan luka sayatan di bagian tubuh Brigadir J.
Selain itu, KontraS juga menyinggung mengenai perbedaan keterangan polisi dengan keluarga mengenai kondisi jenazah Brigadir J.
Pihak keluarga yang mengamati kondisi jenazah mengatakan ada satu luka tembak di tangan, dua luka di dada,dan satu luka tembak lainnya di bagian leher.
Disebutkan juga adanya luka sayatan bekas senjata tajam di mata, hidung, mulut, dan kaki.
"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," beber Anandar.

Baca juga: Seusai Bahas Jenazah Brigadir J, Ketua RT di TKP Penembakan Didatangi 2 Polisi dari Mabes Polri
Bahkan, keluarga sempat kesulitan karena dilarang melihat kondisi jenazah.
"(Kejanggalan keempat) keluarga sempat dilarang melihat kondisi jenazah," imbuh Anandar.
Kemudian, kejanggalan kelima adalah karena tidak adanya CCTV yang merekam kejadian tersebut.
Pasalnya, kamera pengawas di sekitar lokasi dikabarkan telah mati dua minggu sebelum kejadian.
Selain itu, Ketua RT setempat, Irjen Pol (Purnawirawan) Seno Sukarto, sama sekali tidak diberitahu soal kejadian tersebut.
Seno Sukarto juga mengaku tak mendengar ambulans saat kejadian atau dimintai izin ketika diadakan olah TKP.
Kejanggalan ketujuh yakni keberadaan Irjen Ferdy Sambo pada saat peristiwa kejadian yang belum jelas diungkapkan.
Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo disebut tak berada di kediamannya saat insiden baku tembak tersebut.
"Jadi waktu kejadian penembakan tersebut Pak Sambo, Pak Kadiv, tidak ada di rumah tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (11/7/2022).
Irjen Ferdy Sambo disebut sedang melakukan tes PCR saat kejadian berlangsung.
"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ujar Ahmad Ramadhan. (TribunWow.com/Via)
Sebagian artikel diolah dari TribunJambi.com dengan judul "SMA 4 Muaro Jambi, Sekolah Brigadir Yosua Yang Ajarkan Kedisplinan dan Kebaikan Kepada Siswa", dan "Guru SMAN 4 Muaro Jambi Berharap Kebenaran Kasus Brigadir Yosua Bisa Diungkap"