Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

3 Pria Berbadan Tegap dan Berambut Cepak Datangi Wartawan yang Wawancara Warga soal Kasus Brigadir J

3 OTK melakukan intimidasi terhadap wartawan yang tengah meliput kasus Brigadir J di sekitar TKP.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Kompas.com
Tempat kejadian perkara (TKP) kasus baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E alias RE, sekaligus TKP kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawati selaku istri Irjen Sambo di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di kompleks Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan. 

TRIBUNWOW.COM - Aksi intimidasi dilakukan oleh tiga orang tak dikenal (OTK) kepada dua orang wartawan yang tengah melakukan liputan di tempat kejadian perkara (TKP) penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Intimdasi terjadi saat ketiga OTK tersebut mendatangi dua wartawan yang sedang mewawancarai seorang warga di sekitar rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di komplek rumah dinas Polri di Duren Tiga Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022).

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, tanpa alasan yang jelas, ketiga OTK ini melakukan penggeledehan terhadap dua wartawan tersebut sekaligus menghapus video dan foto liputan mereka.

Baca juga: Seusai Bahas Jenazah Brigadir J, Ketua RT di TKP Penembakan Didatangi 2 Polisi dari Mabes Polri

Ketiga pria tak dikenal yang melakukan intimidasi memiliki ciri yang serupa mulai dari berpakaian hitam, berbadan tegap dan berambut cepak.

Wartawan korban intimidasi yang tak ingin namanya disebutkan menjelaskan bahwa ia didatangi oleh para OTK ketika dirinya mewawancarai saksi bernama Asep selaku petugas kebersihan.

"Ketemu lah Pak Asep lah di pertigaan tuh di pinggir jalan. Oh iya saya Pak Asep, oh ya udah. Sambil wawancara tuh sempat ada orang nyamperin, manggil si Pak Asep, terus ya udah kita lanjut wawancara tuh sama Pak Asep sambil videoin segala macam," ucap wartawan tersebut.

Pada saat wawancara berjalan, datang tiga pria berbaju hitam merebut handphone kedua wartawan dan menghapus foto hingga video hasil liputan.

Tas kedua wartawan ini juga tak luput ikut digeledah.

"Pas udah agak jauh, disamperin lagi tuh bertiga. Langsung 'sini mana handphonenya mana handphonenya.' Langsung dihapus-hapusin (videonya). Ada 3 video," ucap sang wartawan.

Di sisi lain, belum lama ini, Irjen Pol (Purnawirawan) Seno Sukarto selaku Ketua RT di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sempat ikut mengomentari soal kasus penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Seno menjelaskan bagaimana masih belum jelas apakah jenazah Brigadir J diangkut pakai mobil pribadi dari tempat kejadian perkara (TKP) atau tidak, karena berdasarkan kesaksian satpam tidak ada ambulans yang masuk ke komplek rumah dinas Polri di Duren Tiga Jakarta Selatan seusai insiden baku tembak terjadi.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, info terbaru, kini Seno didatangi oleh dua anggota dari Mabes Polri.

Baca juga: Minta Polri Terbuka soal Insiden Brigadir J, Irjen Napoleon Sebut Kasus Mudah: Penyidik Biasa Bisa

Menurut keterangan istri Seno yakni Sri Suparti, dua polisi yang mendatangi Brigadir J diketahui datang untuk meminta izin melakukan pengusutan kasus di sekitar TKP.

"Ya kan, minta ini, minta izin. Dari mabes kan, kesini harus izin (saat melakukan olah TKP)," kata Sri Suparti saat ditemui di kediamannya, Kamis (14/7/2022).

Sri menyampaikan, tidak ada yang aneh dari kedatangan polisi dari Mabes Polri.

Seno juga menyambut baik kedatangan para anggota.

Sri turut menjelaskan sampai saat ini belum ada informasi baru lagi dari suaminya terkait kasus penembakan Brigadir J.

Sebelumnya diberitakan, Seno menjelaskan, pihak kepolisian tanpa izin mengganti decoder CCTV kompleks yang berada di pos satpam.

"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali enggak ada laporan, enggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," ujar Seno, Rabu (13/7/2022).

Irjen Pol (Purnawirawan) Seno Sukarto (kiri), Ketua RT 05 RW 01 di kompleks rumah dinas Polri di Duren Tiga Jakarta Selatan, menyatakan CCTV tiba-tiba diganti sehari setelah insiden penembakan di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo (kanan), Jumat 8 Juni 2022.  Terbaru, beberapa hari seusai mengomentari kasus penembakan terhadap Brigadir J, Seno didatangi oleh anggota dari Mabes Polri.
Irjen Pol (Purnawirawan) Seno Sukarto (kiri), Ketua RT 05 RW 01 di kompleks rumah dinas Polri di Duren Tiga Jakarta Selatan, menyatakan CCTV tiba-tiba diganti sehari setelah insiden penembakan di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo (kanan), Jumat 8 Juni 2022. Terbaru, beberapa hari seusai mengomentari kasus penembakan terhadap Brigadir J, Seno didatangi oleh anggota dari Mabes Polri. (Kolase Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti dan YouTube Tribunnews.com)

Baca juga: Sosok Seno Sukarto, Ketua RT Rumah Irjen Ferdy Sambo, Mengaku Tak Dapat Laporan Insiden Baku Tembak

Seno bercerita, setelah insiden penembakan terjadi, satpam kompleks mengaku tidak melihat ada mobil ambulans masuk ke TKP untuk mengangkut jenazah Brigadir J.

Seno menyampaikan, penggantian decoder CCTV di kompleks dilakukan oleh pihak kepolisian satu hari seusai kejadian yakni Sabtu (9/7/2022).

Namun, Seno sendiri baru mengetahui decoder CCTV diganti dari laporan satpam pada Senin (11/7/2022).

Berdasarkan keterangan Seno, di beberapa titik di kompleks perumahan terpasang CCTV yang semuanya berpusat ke pos satpam.

Sebagai informasi, Brigadir J diduga oleh pihak kepolisian sempat melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yakni Putri Candrawati.

Seusai melakukan pelecehan, Brigadir J disebut sempat menodong istri Irjen Sambo menggunakan pistol hingga akhirnya terlibat baku tembak melawan Bharada E.

Kejadian tersebut diketahui terjadi di rumah singgah Irjen Sambo di Jakarta, Jumat (8/7/2022).

Pada saat kejadian, Irjen Sambo diketahui sedang tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP).

Bharada E sendiri adalah Anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadivpropam.

Sementara itu Brigadir J adalah Anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai Supir dinas istri Kadiv Propam.

Dari kiri ke kanan: Putri Candrawati selaku istri dari Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Irjen Sambo. Istri Irjen Sambo diketahui sempat dilecehkan oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sebelum akhirnya Brigadir J ditembak hingga tewas oleh Bharada E di rumah singgah sang jenderal di Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Dari kiri ke kanan: Putri Candrawati selaku istri dari Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Irjen Sambo. Istri Irjen Sambo diketahui sempat dilecehkan oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sebelum akhirnya Brigadir J ditembak hingga tewas oleh Bharada E di rumah singgah sang jenderal di Jakarta, Jumat (8/7/2022). (Kolase YouTube Tribunnews.com dan TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG)

Tujuan Autopsi Jenazah Brigadir J Dipertanyakan

Pihak keluarga juga menyoroti keanehan karena sempat dilarang membuka peti jenazah Brigadir J, dilarang mendokumentasikan jenazah hingga dipaksa untuk menandatangani sebuah dokumen.

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, pengamat juga merasa aneh sebab autopsi dilakukan terhadap Brigadir J.

Keluarga Brigpol Nopryansah Yosua kecewa. Keluarga Brigadir Yosua ungkap sejumlah kejanggalan, autopsi tanpa izin dan minta CCTV dibuka.
Keluarga Brigpol Nopryansah Yosua kecewa. Keluarga Brigadir Yosua ungkap sejumlah kejanggalan, autopsi tanpa izin dan minta CCTV dibuka. (TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG)

Baca juga: Istri Irjen Sambo Sempat Menegur saat Dilecehkan, Brigadir J Balas Todongkan Pistol: Diam Kamu

Keanehan ini diungit oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.

Sugeng menyoroti statement keluarga yang menemukan luka sayatan di bibir, hidung, hingga ada dua jari Brigadir J yang putus.

Sugeng juga mempertanyakan mengapa autopsi dilakukan terhadap Brigadir J yang menurut penjelasan Polri adalah pelaku bukan korban.

"Yang menjadi pertanyaan, tindakan bedah mayat tersebut tujuannya untuk apa? Padahal bedah mayat umumnya dilakukan untuk seorang korban kejahatan bukan pelaku kejahatan," jelas Sugeng, Rabu (13/7/2022).

 (TribunWow.com/Anung)

Berita lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Brigadir JBharada EIrjen Ferdy SamboJurnalisWartawanJakartaPolriPolisiNofriansyah Yosua Hutabarat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved