Konflik Rusia Vs Ukraina
5 Fakta Sanksi Ekonomi ke Rusia, Diakui Musuh Bisa Bertahan hingga Peringatan Putin ke AS dkk
Negara-negara barat kompak memberikan sanksi kepada Rusia seusai Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Rusia disebut telah gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad.
Dilansir TribunWow.com dari Newsweek, Senin (27/6/2022) negara itu pun semakin tersisih secara ekonomi, finansial, dan politik, di tengah perang Presiden Rusia Vladimir Putin melawan Ukraina.
Disinyalir hal ini akan berakibat buruk pada perekonomian Rusia selama beberapa waktu mendatang.
Baca juga: Negara-negara Barat Keroyok Rusia Pakai Sanksi Ekonomi, Putin Sebut AS dkk Salah Pilih Musuh
Rusia telah gagal memenuhi tenggat waktu pada Minggu (26/6/2022) malam, untuk masa tenggang 30 hari atas pembayaran bunga sebesar 100 juta dolar AS pada dua Eurobonds yang awalnya jatuh tempo pada 27 Mei.
Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya memiliki dana untuk melakukan pembayaran 100 juta dolar AS.
Tetapi sanksi keras yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat sebagai tanggapan atas perang Putin, yang dimulai pada Februari, membuat hal itu tidak mungkin dilakukan.
Dua sumber secara terpisah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa beberapa pemegang obligasi Rusia dari Taiwan dalam mata uang euro belum menerima pembayaran bunga pada hari Senin.
Itu terjadi setelah Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS pada akhir Mei secara efektif menghentikan Rusia melakukan pembayaran.
Lembaga pemeringkat internasional diharapkan untuk menyampaikan pernyataan resmi tentang kegagalan Rusia atas utang luar negerinya, yang pertama terjadi sejak revolusi Bolshevik pada tahun 1918.
Sebuah kegagalan membayar utang (default) berarti bahwa Rusia tidak akan dapat mengakses pasar pinjaman internasional sampai membayar kembali kreditur secara penuh, dan menyelesaikan setiap kasus hukum yang berasal dari default.
Baca juga: Galang Dana Lawan Pasukan Militer Rusia, Sekelompok Wanita Ukraina Jual Foto Tanpa Busana
Chris Weafer, mantan kepala strategi di bank terbesar Rusia Sberbank-CIB dan kepala eksekutif di konsultan Macro Advisory yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada program BBC Today bahwa default formal akan memicu pembayaran sejumlah besar utang negara.
"Beberapa bagian dari utang itu sekarang akan jatuh tempo secara otomatis karena akan ada klausul pelunasan lebih awal di semua instrumen utang, jadi jika anda gagal bayar pada salah satunya biasanya memicu permintaan segera untuk pembayaran utang lainnya, jadi Rusia pasti bisa menghadapi pelunasan utang segera sebesar sekitar $20 miliar pada tahap ini," tutur Weafer.
Timothy Ash, ahli strategi senior pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management, menggemakan analisis Weafer, memperingatkan dampak jangka panjang yang bisa terjadi pada negara itu.
"Default ini akan berdampak pada peringkat Rusia, akses pasar dan biaya pembiayaan untuk tahun-tahun mendatang," kata Ash kepada CNBC.
"Dan penting di sini, mengingat Departemen Keuangan AS memaksa Rusia untuk default, Rusia hanya akan dapat keluar dari default ketika Departemen Keuangan AS memberi pemegang obligasi lampu hijau untuk menegosiasikan persyaratan dengan kreditur asing Rusia."