Konflik Rusia Vs Ukraina
Ungkit Sikap Putin, AS Sebut Belum Waktunya Rusia-Ukraina Lakukan Negosiasi Damai
Pemerintah AS menyebut masih terlalu dini bagi Ukraina dan Rusia untuk membicarakan negosiasi damai.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Namun Ukraina berperang demi kemerdekaannya, demi haknya untuk berdiri, demi hak untuk menjadi negara demokrasi tanpa menyerah kepada kekuatan Rusia."
"Dan Ukraina siap untuk membayar harga yang sangat tinggi untuk mengorbankan diri mereka demi nilai-nilai tersebut."
"Bukan hak kita untuk menjelaskan kepada mereka sejauh mana pengorbanan harus dilakukan," papar Stoltenberg.
Baca juga: Sempat Diunggah di Medsos, Walikota di Jerman hingga Spanyol Video Call dengan Pejabat Ukraina Palsu

Zelensky Ingin Konflik Selesai Akhir Tahun
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki target untuk mengakhiri konflik melawan Rusia di akhir tahun 2022 ini.
Keinginan Zelensky ini ia ungkapkan saat berbicara dengan para pimpinan negara anggota G7, Senin (27/6/2022).
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, alasan yang mendasari Zelensky ingin segera mengakhiri konflik diketahui bukan karena hendak melakukan negosiasi damai.
Baca juga: Putin Dipastikan Hadiri G20, Media Rusia Soroti Keberanian Jokowi saat Diprotes Negara Barat
Zelensky mengatakan, pasukan militer Ukraina akan menghadapi kesulitan jika harus berperang melawan tentara Rusia saat musim dingin tiba.
Maka dari itu ia ingin para anggota G7 membantu supaya Ukraina bisa unggul atas Rusia sebelum musim dingin tiba.
Zelensky kemudian meminta agar para anggota G7 memberikan sanksi yang lebih berat kepada Rusia.
Menurut penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yakni Jake Sullivan, Zelensky disebut meyakini konflik yang berkepanjangan tidak akan menguntungkannya.
"Dia (Zelensky) sangat fokus untuk mencoba memastikan Ukraina berada di posisi yang menguntungkan di medan perang," kata Sullivan.
Di sisi lain, media Rusia memberitakan mengenai niat para pemimpin negara G7 untuk membantu Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, disebutkan mereka akan menjajaki pilihan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan rekonstruksi ke Kyiv.
Dalam hal ini termasuk menggunakan aset Rusia yang dibekukan.

Baca juga: Ajudan Putin Ucap Terima Kasih ke Jokowi karena Telah Undang sang Presiden Rusia ke G20