Konflik Rusia Vs Ukraina
Ungkit Sikap Putin, AS Sebut Belum Waktunya Rusia-Ukraina Lakukan Negosiasi Damai
Pemerintah AS menyebut masih terlalu dini bagi Ukraina dan Rusia untuk membicarakan negosiasi damai.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) meyakini masih terlalu dini bagi Ukraina untuk melakukan negosiasi damai dengan Rusia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, Minggu (3/7/2022).
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Kirby menjelaskan, saat ini tugas AS adalah membantu Ukraina semaksimal mungkin.
Baca juga: AS Ikut Konflik Ukraina-Rusia, Biden Panen Kritik Disindir Trump hingga Diminta Fokus Urus Utang
"Kami tidak ingin melihat Ukraina dikalahkan oleh Rusia dan maka dari itu kami terus mengirimkan bantuan dan pertolongan," ujar Kirby.
Menurut Kirby, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga sependapat bahwa sekarang bukan saatnya untuk membahas negosiasi damai.
"Presiden Rusia Vladimir Putin juga memperlihatkan indikasi dia tidak tertarik membahas negosiasi," ungkap Kirby.
Sementara itu pada minggu lalu, juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov menyatakan konflik di Ukraina dapat langsung berakhir apabila Ukraina memerintahkan pasukan mereka untuk menyerah dan memenuhi permintaan Moskow.
Pemerintah Rusia sebelumnya sempat menuding Ukraina sengaja mengulur waktu tidak serius melakukan negosiasi damai.
Baca juga: Putin Disebut Paranoid hingga Bunuh Ilmuwan Rusia yang Ditemukan Tewas 2 Hari setelah Dipenjara
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, di sisi lain NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).
"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.
Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.
Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.
Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.
"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.