Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ternyata Warga Rusia, Ayah dari Gadis 7 Tahun yang Luka akibat Serangan di Ibukota Ukraina Mengamuk

Anak tujuh tahun yang terluka akibat serangan pasukan Putin ternyata warga Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TheSun.co.uk
Anak perempuan bernama Zhenya (7) menjadi korban serangan misil Rusia di Kiev/Kyiv, Ukraina, Minggu (26/6/2022). Terbaru, gadis yang menjadi korban pengeboman di Kiev ternyata warga Rusia, Senin (27/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang anak perempuan yang terluka akibat serangan di Kiev/ Kyiv diketahui adalah warga negara Rusia.

Ayah dari anak perempuan tersebut telah mengonfirmasi dan sempat menyatakan kemarahannya melalui video singkat.

Dilansir TribunWow.com dari Kyiv Post, Senin (27/6/2022) sang anak dan ibunya itu kini tengah dirawat di rumah sakit.

Baca juga: VIDEO Putin Ragukan Janji Ukraina, Sebut Kyiv Bisa Serang Rusia Pakai Senjata MLRS dari Barat

Rusia kembali menyerang Kyiv setelah diam selama tiga minggu, dengan setidaknya 14 rudal Rusia menyerang ibukota kemarin, sekitar pukul 06.20 waktu setempat.

Yuriy Ihnat, juru bicara Komando Angkatan Udara Ukraina mengkonfirmasi bahwa Serangan itu diluncurkan dari Laut Kaspia.

"Sistem pertahanan udara (Kyiv) bekerja dan beberapa rudal ditembak jatuh. Ada bukti foto satu rudal yang ditembak jatuh. Kami sedang mencari potongan-potongan yang lain," imbuh Ihnat.

Namun, rudal yang berhasil menghindari sistem pertahanan udara menyerang beberapa lokasi, termasuk taman kanak-kanak dan gedung apartemen di distrik Shevchenkivskyi.

Blok apartemen yang sama sebelumnya telah dihantam oleh Rusia pada 29 April.

Insiden ini menyebabkan kematian jurnalis Ukraina Vira Hyrych, yang telah bekerja untuk outlet Radio Free Europe dan Radio Liberty yang didanai AS.

Bangunan yang sedang dalam perbaikan sejak serangan April lalu, hancur akibat serangan kemarin, menyebabkan satu orang tewas dan beberapa luka-luka.

Di antara korban adalah seorang gadis tujuh tahun, ditampilkan dalam adegan mengerikan di berbagai saluran berita saat dibawa dari puing-puing oleh petugas pemadam kebakaran dan paramedis setempat.

Baca juga: Rusia Tuding Pemimpin G7 akan Gunakan Aset Negaranya yang Dibekukan untuk Bantu Ukraina

Anak yang tidak disebutkan namanya itu, dibawa ke rumah sakit di mana dia sekarang dikatakan dalam kondisi stabil setelah operasi.

"Dia menderita dua luka besar, satu di leher, satu di belakang telinga, dan luka kecil di mulut,” kata Anatolii Tymoshenko, ahli bedah mulut dan rahang atas di rumah sakit yang merawatnya.

"Gadis itu beruntung karena lukanya tidak dalam dan pembuluh darah di lehernya tidak terpengaruh."

"Anak itu terluka dalam serangan roket di sebuah bangunan tempat tinggal di Kyiv. Tim penyelamat menarik anak itu keluar dari bawah reruntuhan dan membawanya ke NDSL 'Okhmatdyt'. Gadis itu tiba di rumah sakit dalam keadaan sadar. Spesialis Okhmatdyt menemukan dia menderita banyak luka, memar, dan lecet. Dia diberikan perawatan medis yang sangat berkualitas, dioperasi dan sekarang dalam kondisi stabil. Nyawanya tidak dalam bahaya," rilis Rumah Sakit Anak Nasional Okhmatdyt.

Serangan terbaru pasukan Rusia ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv/Kiev, Minggu (26/6/2022).
Serangan terbaru pasukan Rusia ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv/Kiev, Minggu (26/6/2022). (YouTube The Telegraph)

Baca juga: Kiev Diserang, Zelensky Kembali Meminta Bantuan Senjata ke Negara G7 untuk Hadapi Rusia

Anton Herashchenko, penasihat kepala Kementerian Dalam Negeri mengumumkan di Telegram, bahwa ibu gadis itu, Ekaterina Volkova, juga terluka parah.

Wanita tersebut berhasil diselamatkan dari puing-puing setelah terjebak di bawah lempengan beton selama hampir tiga jam.

Dalam sebuah video yang beredar luas di Twitter, ayah anak itu dengan marah menunjukkan kepada anggota pers paspor istrinya Ekaterina.

Dikatakan bahwa dia lahir di Rusia dan memegang kewarganegaraan ganda, menekankan bahwa Rusia tidak hanya menyerang Ukraina, tetapi juga mereka sendiri.

Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan serangan itu adalah upaya Moskow untuk "mengintimidasi" Ukraina menjelang KTT para pemimpin G7 tahun ini.

Pertemuan yang berlangsung antara 26-28 Juni di Pegunungan Alpen Bavaria, dilakukan untuk mengumpulkan para pemimpin dunia guna membahas rencana lebih lanjut untuk memberikan bantuan, baik keuangan dan militer, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri terhadap invasi Putin yang sedang berlangsung.

Baca juga: Putin Disebut Anak Bermasalah sejak Kecil, Guru dan Sahabat Ungkap Kisah Hidup Presiden Rusia

Evakuasi Gadis 7 Tahun yang Tertimbun Reruntuhan

Total terdapat satu orang tewas dan lima luka-luka akibat serangan pasukan militer Rusia ke Ibu Kota Ukraina, Kiev/Kyiv pada Minggu (26/6/2022).

Dalam insiden ini korban yang meninggal adalah seorang ayah berusia 37 tahun, sementara itu istri dan anaknya yang bernama Zhenya (7) turut menjadi korban serangan mengalami luka-luka.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun, beredar video menampilkan petugas berwenang mengevakuasi Zhenya yang tertimbun reruntuhan.

Baca juga: Merangkak agar Bisa Kabur, Nenek 70 Tahun di Ukraina Dihajar Tentara Rusia karena Tolak Lakukan Ini

Dalam video tersebut tampak Zhenya ditandu oleh sejumlah petugas berwenang keluar dari puing-puing bangunan.

Selama ditandu, Zhenya tampak diam tak bergerak.

Menurut keterangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Zhenya adalah seorang warga negara Rusia yang sedang tinggal di Ukraina.

"Dia tidak terancam oleh apapun di negeri kami, dia sepenuhnya aman hingga akhirnya Rusia memutuskan bahwa saat ini semua sama-sama berbahaya untuk mereka, wanita, anak-anak, taman kanak-kanak, pemukiman, rumah sakit, jalur kereta," ujar Zelensky.

Peluncuran Rudal Sarmat milik Rusia yang dijuluki 'Satan II' mampu serang hingga ke AS & Eropa, Kamis (23/6/2022).
Peluncuran Rudal Sarmat milik Rusia yang dijuluki 'Satan II' mampu serang hingga ke AS & Eropa, Kamis (23/6/2022). (AFP)

Anggota parlemen Ukraina, Oleksiy Goncharenko melaporkan total ada 14 misil yang diluncurkan oleh Rusia ke wilayah Kyiv.

Kemudian di Distrik Shevchenkivskiy ada bangunan sembilan lantai di pemukiman warga sipil yang turut terkena serangan.

Serangan ini terjadi setelah tiga minggu Rusia tak pernah menyerang Kiev.

Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko mengatakan ada gadis berusia tujuh tahun yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan pada hari Minggu ini pihaknya hanya melakukan serangan ke fasilitas militer di Chernihiv, Zhytomyr, dan Lviv menggunakan senjata berakurasi tinggi.

Konflik antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus terjadi meskipun beberapa kali telah diadakan perundingan damai.

Semenjak gagalnya perundingan damai di Turki, belum ada lagi agenda besar perundingan damai yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, namun NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.

Konflik antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus terjadi meskipun beberapa kali telah diadakan perundingan damai.

Semenjak gagalnya perundingan damai di Turki, belum ada lagi agenda besar perundingan damai yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, namun NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.

Baca juga: Minta Doa Masyarakat, Jokowi Pamit Kunjungi Rusia dan Ukraina: Ajak 2 Pemimpin untuk Dialog

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).

"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.

Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.

Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.

Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.

"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.

"Namun Ukraina berperang demi kemerdekaannya, demi haknya untuk berdiri, demi hak untuk menjadi negara demokrasi tanpa menyerah kepada kekuatan Rusia."

"Dan Ukraina siap untuk membayar harga yang sangat tinggi untuk mengorbankan diri mereka demi nilai-nilai tersebut."

"Bukan hak kita untuk menjelaskan kepada mereka sejauh mana pengorbanan harus dilakukan," papar Stoltenberg. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved