Konflik Rusia Vs Ukraina
Gara-gara Ulah Seekor Kambing, 40 Tentara Rusia di Ukraina Alami Luka-luka
Puluhan tentara Rusia mengalami luka-luka seusai seekor kambing yang lepas dari kandangnya melakukan hal tak terduga.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Nasib apes dialami oleh puluhan tentara Rusia di Ukraina.
Total 40 tentara Rusia mengalami luka-luka gara-gara ulah seekor kambing.
Dilansir TribunWow.com dari skynews, Sabtu (25/6/2022), kejadian ini diketahui terjadi di Kota Zaporizhzhia, Ukraina.
Baca juga: Rusia Umumkan Kepung 2 Ribu Pasukan Ukraina di Donbas, Puluhan Tentara Menyerah Tanpa Dipaksa
Pimpinan Direktorat Intelijen Ukraina menjelaskan, pada saat kejadian pasukan militer Rusia telah menyiapkan jebakan granat di sekitar rumah sakit yang ada di Desa Kinski Rozdory.
Namun pada saat itu terdapat kambing yang kabur dari sebuah peternakan lalu berlari menuju tempat para tentara Rusia memasang jebakan.
Gerakan liar kambing tersebut secara tidak sengaja menyenggol kawat yang merupakan pemicu jebakan granat milik tentara Rusia.
Alhasil sejumlah jebakan yang dipasang satu per satu aktif dan menyebabkan 40 tentara Rusia terkena luka ledakan.
"Sebagai hasil dari reaksi berantai, beberapa tentara Rusia menderita luka dengan tingkat keparahan yang beragam," ungkap Pimpinan Direktorat Intelijen Ukraina.
Sebelumnya, keracunan massal dialami oleh sejumlah tentara Rusia di Ukraina.
Kejadian ini diketahui terjadi di daerah Melitopol yang telah dikuasai oleh pasukan militer Rusia.
Keracunan massal terjadi seusai buah ceri milik petani Ukraina yang berada di Melitopol dicuri lalu dimakan beramai-ramai.
DilansirTribunWow.com dari Sky News, Jumat (17/6/2022), buah ceri tersebut dikabarkan telah dimodifikasi sedemikian rupa oleh para petani di Ukraina sehingga menyebabkan keracunan massal bagi mereka yang mencuri.
Fakta ini diungkapkan oleh Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov.
Fedorov memuji tindakan para petani tersebut sebagai bentuk perlawanan.
Baca juga: Sebut Rusia Kekurangan Pilot Militer, Inggris Ungkap Pengakuan Tentara Bayaran di Ukraina
Fedorov turut mengecam aksi pencurian yang dilakukan terhadap masyarakat Ukraina.
Sebagai informasi, Melitopol terletak di dekat lautan Azov dan dikuasai oleh pasukan militer Rusia di masa awal invasi.
Fedorov sendiri sempat diculik oleh pasukan militer Rusia sebelum akhirnya dibebaskan.
Di sisi lain, sebuah kamera satelit milik Maxar merekam bagaimana kapal berbendera Rusia membawa keluar gandum milik Ukraina.
Seperti yang diketahui, isu krisis pangan menguat di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, yang mana kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain atas terjadinya krisis pangan ini.
Namun baru-baru ini Rusia terekam kamera satelit membawa gandum milik Ukraina ke Suriah.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, awalnya kapal ini terekam berada di Sevastopol, Crimea penuh dengan barang bawaan gandum.
Beberapa hari kemudian, kapal yang sama diketahui telah bersandar di Suriah.
Beberapa truk terlihat mengantre untuk mengangkut gandum dari kapal berbendera Rusia tersebut.
Baca juga: Saat Bahas Konflik Ukraina, Menlu Rusia Sebut Inggris Korbankan Kepentingan Warga demi Nafsu Politik
Rusia Bantah Curi dan Jual Gandum Ukraina
Di sisi lain, sebelumnya, pejabat Ukraina menuduh Rusia mencuri sekitar 600 ribu ton biji-bijian dan mengekspor sebagian darinya.
Namun Rusia menyangkal telah mencuri gandum di tengah peperangan, apalagi menjualnya.
Dua negara yang tengah berkonflik itu pun saling tuding, sementara AS mengaku memiliki bukti kuat.
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Kamis (9/6/2022), mengakses persediaan gandum Ukraina telah menjadi hal yang mendesak secara internasional.
Pasalnya, jutaan ton gandum tersebut biasanya diekspor setiap tahun ke Afrika dan Timur Tengah untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Tapi kini gandum yang berada di silo penyimpanan itu tidak bisa dikirim karena angkatan laut Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Sementara, Rusia mengatakan Ukraina harus membersihkan ranjau di lepas pantai Laut Hitam agar koridor ekspor biji-bijian dapat beroperasi.
Di sisi lain, AS juga menuduh bahwa Rusia sedang mencoba untuk menjual gandum Ukraina yang dicuri ke negara-negara yang dilanda kekeringan di Afrika.
Pada pertengahan Mei, AS mengirimkan peringatan ke 14 negara, sebagian besar di Afrika, bahwa kapal kargo Rusia meninggalkan pelabuhan dekat Ukraina dengan membawa gandum.
Hal ini diperkuat dengan pengakuan Yevgeny Balitsky, yang bertanggung jawab atas wilayah yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia.
Ia mengatakan pasokan gandum telah dibawa meninggalkan wilayah itu dengan kereta barang menuju Krimea.
Dari wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014 itu, gandum tersebut rencananya akan dibawa ke pembeli di Timur Tengah.
Dia mengatakan kepada TV pemerintah Rusia "kontrak utama sedang diselesaikan dengan Turki" - tanpa memberikan rincian.
Seorang juru bicara otoritas pendudukan Rusia di Krimea, Oleg Kryuchkov, mengatakan 11 gerobak gandum telah tiba di Krimea dari Melitopol, sebuah kota di Zaporizhzhia.
Baca juga: Viral Para Wanita Protes ke Putin, Suami Tak Pulang sejak Dikirim ke Ukraina: Kami Semua Tertipu
Dia berbicara kepada kantor berita negara Rusia RIA, yang juga mengatakan gandum sedang diangkut dari wilayah Kherson yang diduduki.
Saat dikonfirmasi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah bahwa pihaknya menghalangi ekspor gandum Ukraina.
Tangan kanan Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengatakan bahwa tanggung jawab ada pada Ukraina karena memasang ranjau di perairan Odesa dan pelabuhan lainnya.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Ukraina mengatakan Ukraina tidak bersedia membersihkan ranjau di pantai karena khawatir Rusia akan menggunakan koridor gandum untuk menyerang Ukraina selatan.
Turki sedang mencoba untuk menengahi kesepakatan untuk menciptakan koridor maritim yang aman.
Pekan lalu duta besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar, mengatakan Rusia mengirimkan gandum curian dari Krimea, dan Turki termasuk di antara tujuannya.
"Kami telah mengajukan permohonan kami kepada Turki untuk membantu kami dan, atas saran dari pihak Turki, meluncurkan kasus pidana mengenai mereka yang mencuri dan menjual biji-bijian," katanya seperti dikutip Reuters.
Ketua Asosiasi Gandum Ukraina, Mykola Gorbachov telah memperingatkan bahwa, jika ekspor tidak dapat dilanjutkan dari pelabuhan Ukraina, panen berikutnya, mulai akhir Juli, akan sangat terpengaruh.
Dia mengatakan ekspor gandum Ukraina akan dibatasi maksimal 20 juta ton tahun depan, padahal tahun lalu pihaknya berhasil mengekspor hingga 44,7 juta ton.
(TribunWow.com/Anung/Via)