Konflik Rusia Vs Ukraina
Uni Eropa Sebut Rusia Lakukan Kejahatan Perang Sengaja Biarkan Masyarakat di Dunia Kelaparan
Rusia disebut telah melakukan kejahatan perang di Ukraina karena memblokade gandum milik Ukraina yang seharusnya dikirim ke berbagai negara di dunia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Petinggi Uni Eropa menyebut Rusia telah terang-terangan melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Kejatan perang ynag dimaksud adalah membiarkan masyarakat di dunia kelaparan karena memblokir gandum milik Ukraina yang seharusnya dikirim ke seluruh dunia.
Dikutip TribunWow.com dari skynews, pernyataan ini disampaikan oleh Pimpinan Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

Baca juga: Pernah Tembakkan 200 Peluru ke Tentara Rusia Seharian Penuh, Ini Curhatan Pasukan Artileri Ukraina
Baca juga: Bukan demi Ukraina, AS Dituding Sengaja Ikut Campur Konflik untuk Tundukkan Rusia
"Kami meminta Rusia untuk membuka blokir pelabuhan (Ukraina)," ujar Borrell.
"Tidak bisa dibayangkan jutaan ton gandum terjebak di Ukraina, di sisi lain masyarakat di dunia menderita kelaparan," jelas Borrell.
"Ini adalah kejahatan perang yang nyata, saya tidak bisa membayangkan ini berlangsung lebih lama," ungkapnya.
Ukraina diketahui merupakan satu dari beberapa eksportir terbesar bahan pangan.
Saat ini diperkirakan ada 22 juta ton gandum terjebak di Ukraina tak bisa keluar karena blokade Rusia.
Sementara itu Rusia mengatakan ada unsur kesengajaan dari pihak Ukraina yang menyebabkan terjadinya krisis pangan global.
Rusia menyebut milisi Ukraina sengaja membakar persediaan gandum yang disimpan di pelabuhan di Mariupol.
Dikutip TribunWow.com, media Rusia rt.com turut menyertakan video berisi penampakan berton-ton gandum dalam kondisi hitam karena hangus dibakar.
Kementerian Pertahanan Rusia menuding pembakaran gandum dilakukan oleh milisi nasionalis Ukraina.
Aksi tersebut dilakukan pada saat mereka kabur dari serangan pasukan militer Rusia.
Menurut pernyataan Kemenhan Rusia, aksi bakar gandum itu dikarenakan para milisi Ukraina enggan meninggalkan persediaan pangan untuk para penduduk di Mariupol.