Konflik Rusia Vs Ukraina
Diduga Sebar Informasi Palsu, Rusia Blacklist Jurnalis Internasional yang Bertugas di Ukraina
Sejumlah jurnalis dan tokoh pertahanan yang berbasis di Inggris telah masuk dalam daftar hitam Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah jurnalis dan tokoh pertahanan yang berbasis di Inggris telah masuk dalam daftar hitam Rusia.
Mereka yang masuk dalam daftar tersebut dilarang berkunjung ke negaranya, sebagai tanggapan atas tindakan Inggris terhadap tokoh publik Rusia.
Pihak Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim para jurnalis tersebut menyampaikan berita perang di Ukraina secara bias dan tidak obyektif.

Baca juga: Menlu Rusia Jawab Ketus Sindiran Jurnalis Ukraina yang Terang-terangan Tuding Negaranya Curi Gandum
Baca juga: Sejumlah Jurnalis Hilang di Medan Perang Ukraina, Rusia Dituding Sengaja Bungkam Kebebasan Pers
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Rabu (15/6/2022), wartawan kantor beritanya, Clive Myrie, Orla Guerin, Nick Robinson dan Nick Beake, yang telah melaporkan dari Ukraina, dan Direktur Jenderal Tim Davie ada dalam daftar tersebut.
"BBC akan terus melaporkan secara independen dan adil," kata seorang juru bicara.
Jurnalis Sky TV, Times, Guardian, Channel 4, dan ITV juga temasuk dalam daftar blokade.
Sebagai informasi, Rusia telah melarang ratusan anggota parlemen Inggris terpilih.
Kementerian luar negeri di Moskow mengumumkan bahwa daftar hitam yang mencakup 29 anggota media dan 20 orang yang diduga terhubung ke kompleks pertahanan, masih akan terus bertambah.
"Wartawan Inggris yang termasuk dalam daftar terlibat dalam penyebaran informasi palsu dan sepihak yang disengaja tentang Rusia dan peristiwa di Ukraina dan Donbas," kata kementerian luar negeri Rusia.
"Dengan penilaian bias mereka, mereka juga berkontribusi untuk memicu Russophobia di masyarakat Inggris."
Dalam artikel terbarunya untuk BBC, Orla Guerin melaporkan dari kota Lysychansk di Ukraina, di mana dia mengatakan bangunan kota sedang dihancurkan dalam kebijakan bumi hangus yang sengaja diterapkan.
Sementara, Clive Myrie melaporkan langsung dari Kyiv saat pasukan Rusia menyerbu Ukraina, berusaha merebut ibu kota pada hari-hari awal perang.
Staf BBC lainnya dalam daftar adalah koresponden diplomatik Paul Adams, yang juga melaporkan dari Ukraina, dan ketua perusahaan Richard Sharp.
Kepala koresponden Sky News Stuart Ramsay, yang juga ada dalam daftar, terluka dalam serangan Rusia saat melaporkan di luar Kyiv pada waktu yang sama.
Di antara jurnalis terkenal lainnya dalam daftar adalah John Witherow, editor The Times, Chris Evans dari Telegraph, Katharine Viner dari Guardian dan Ted Verity dari Daily Mail.
Koresponden Shaun Walker dan Luke Harding dari Guardian juga ada dalam daftar itu, bersama dengan presenter Sophy Ridge dari Sky News dan Cathy Newman dari Channel 4 News, kolumnis Con Coughlin dari Daily Telegraph dan Gideon Rachman dari FT, dan akademisi Rusia Mark Galeotti.
Diketahui, Rusia telah menutup outlet media independen dan mengkriminalisasi pelaporan apa pun yang dianggapnya sebagai informasi palsu tentang perangnya di Ukraina.
Moskow menolak menyebut invasinya sebagai perang, dan menyebutnya sebagai operasi militer khusus.
Rusia juga telah menargetkan jurnalis dan tokoh lain yang tidak disukainya dengan label agen asing.
Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan pada hari Selasa bahwa undang-undang ini melanggar hak-hak mereka yang terlibat.
Di luar dunia jurnalisme ada tokoh senior dalam daftar sanksi di angkatan bersenjata, termasuk kepala Angkatan Laut Kerajaan Laksamana Sir Ben Key dan kepala Angkatan Udara Sir Michael Wigston.
Kepala Thales UK, Alex Cresswell, dan beberapa rekan senior dilarang dari Rusia seperti juga sejumlah tokoh top dari BAE Systems, termasuk CEO keseluruhan Charles Woodburn.
Baca juga: Pengakuan Jurnalis Rusia yang Sempat Ditahan karena Bawa Poster Tolak Perang: Tak Bisa Tinggal Diam
Baca juga: Liput Medan Perang Rusia-Ukraina, Jurnalis Perlihatkan Mayat Dibiarkan di Jalan
Jurnalis di Ukraina Tewas Diserang Rusia
Dua jurnalis bernama Pierre Zakrzewski dan Oleksandra Kuvshinova tewas saat sedang bekerja meliput konflik Rusia-Ukraina di Kiev/Kyiv.
Media asal Inggris, Sky News menyebut kedua korban tewas karena serangan artileri pasukan Rusia.
Pierre dan Oleksandra diketahui tewas seusai mobil yang mereka tumpangi terkena tembakan.
Selain Pierre dan Oleksandra, mobil itu juga ditumpangi oleh koresponden Fox News, Benjamin Hall yang berhasil selamat.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, mobil yang ditumpangi oleh para korban diketahui diserang saat berada di bagian luar Kyiv.
Selama ini Pierre bekerja sebagai kameramen yang sudah empat tahun meliput beragam perang yang terjadi di seluruh belahan dunia untuk Fox News.
Sebelum melakukan liputan di Ukraina, Pierre pernah meliput perang di Irak, Afghanistan, dan Suriah.
Kantor berita asal Ukraina, kp.ua menginfokan bahwa kedua korban tewas karena serangan artileri pasukan Rusia di Desa Gorenka.
Namun tidak dijelaskan detail lain terkait serangan tersebut.
Sebelumnya, terdapat dua versi berbeda terkait tewasnya jurnalis asal Amerika Serikat (AS) Brent Renaud (50) di Kota Irpin, Ukraina, pada Minggu (13/3/202) kemarin.
Pemerintah Ukraina menyebut Renaud telah ditembak mati oleh pasukan militer Rusia.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Polisi Kyiv/Kiev, Andriy Nebytov.
Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, Renaud ditembak saat berpergian bersama dua jurnalis lain yang selamat namun mengalami luka-luka.
Juan Arredondo, seorang jurnalis yang saat kejadian bersama Renaud bercerita, saat itu dirinya dan korban sedang merekam para pengungsi.
"Seseorang menawarkan untuk membawa kami ke sisi lain jembatan dan kita menyeberangi pos pemeriksaan, lalu mereka (tentara Rusia) mulai menembaki kami," ungkap Juan.
"Saya melihat dia (Renaud) ditembak di bagian leher," kata Juan.
Kantor berita New York Times menyampaikan ucapan duka terhadap tewasnya Renaud.
Namun New York Times memastikan saat di Ukraina, Renaud tidak sedang melakukan tugas sebagai jurnalis.
New York Times menyampaikan, Renaud terakhir bekerja melakukan publikasi pada tahun 2015 silam.
Sementara itu menurut pemerintah Rusia, Renaud tewas di Irpin karena ditembak tentara Ukraina.
Dikutip dari Tass.com, informasi ini disampaikan oleh representasi permanen Rusia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Vasily Nebenzia.
"Saya ingin memastikan dua hal. Pertama, Renaud bukanlah seorang jurnalis," kata Nebenzia.
Nebenzia menyatakan bahwa New York Times juga telah menegaskan bahwa Renaud bukanlah seorang jurnalis.
Ia juga mengungkit aktivitas Renaud di Irpin bukan kegiatan juranlistik.
"Kedua, Iprin dikuasai penuh oleh tentara Ukraina."
"Menurut kesaksian rekan Renaud yang berhasil selamat, tembakkan yang menyasar mobil mereka di lakukan oleh tentara Ukraina," kata Nebenzia.(TribunWow.com/Via/Anung)