Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Terisolasi, Warga Severodonetsk Tak Mungkin Dievakuasi Buntut Seluruh Jembatan Dihancurkan Rusia

Seluruh jembatan menuju kota Severodonetsk di Ukraina dilaporkan telah dihancurkan oleh pihak Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP
Seorang pria berjalan melalui halaman sebuah rumah yang rusak setelah penembakan di mana dua orang tewas di Lysychansk, Ukraina Timur. 

TRIBUNWOW.COM - Seluruh jembatan menuju kota Severodonetsk di Ukraina dilaporkan telah dihancurkan oleh pihak Rusia.

Dengan terputusnya kota secara efektif, Gubernur Provinsi Luhanks, Serhiy Haidai mengatakan pengiriman pasokan dan evakuasi warga sipil tak mungkin lagi dilakukan.

Hal ini berarti kota tersebut telah terisolasi dan berada seluruhnya dalam pendudukan Rusia.

Pasukan Rusia Rebut Setengah dari Severodonetsk
Pasukan Rusia Rebut Setengah dari Severodonetsk (Tribun Video)

Baca juga: Eks Menteri Polandia Sarankan Barat Pasok Nuklir ke Ukraina, Rusia Kecam dan Ancam Lakukan Ini

Baca juga: Habisi 20 Jenderal Rusia, Eks Tentara SAS Inggris Direkrut Lewat WA untuk Terlibat Perang Ukraina

Dilansir TribunWow.com dari BBC, Selasa (14/6/2022), pertempuran sengit terjadi di kota timur di mana para pejabat Ukraina mengatakan artileri Rusia telah berhasil mengusir pasukannya.

Selama berminggu-minggu, merebut Severodonetsk telah menjadi tujuan militer utama bagi Rusia.

Dengan mengambil Severodonetsk dan kota terdekatnya Lysychansk, Moskow akan mendapat kendali atas seluruh wilayah Luhansk, yang sebagian besar sudah dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.

Melalui pernyataan di Telegram, Haidai menuliskan bahwa ketiga jembatan menuju Severodonetsk telah hancur.

Ia menyebut penduduk yang tersisa di kota itu dipaksa untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sangat sulit.

Pasalnya, pasukan Rusia diklaim telah menghancurkan infrastruktur gas, air dan listrik kota itu, di samping apa yang dia sebut 'masalah besar' dengan perawatan medis.

"Semua jembatan telah hancur, jadi sayangnya tidak mungkin membawa apa pun ke kota hari ini," kata Haidai dilansir Newsweek, Selasa (14/6/2022).

Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky menggambarkan korban jiwa dalam pertempuran di kota itu sebagai kondisi yang mengerikan.

Ia mengatakan pasukan Ukraina, telah memerangi pasukan Rusia di setiap meter secara harafiah.

Laporan menunjukkan bahwa sekitar 70% kota tersebut sekarang berada di bawah kendali Rusia.

"Pasukan Ukraina yang tersisa di kota itu harus menyerah atau mati," kata Eduard Basurin, seorang perwakilan militer dari Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri sendiri.

"Divisi Ukraina yang ada (di Severodonetsk) akan ada selamanya."

Seorang pejabat tinggi Rusia mengatakan tujuan Moskow adalah untuk melindungi republik rakyat Donetsk dan Luhansk yang dideklarasikan sendiri.

"Secara umum, perlindungan republik adalah tujuan utama dari operasi militer khusus," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti.

Baca juga: Ukraina Tangkap Agen Propaganda Rusia di Kiev, Terungkap Cara Intelijen Putin Sebarkan Hoaks

Baca juga: Kadyrov Dukung Hukuman Mati untuk 3 Tentara Asing di Ukraina, Beri Pesan untuk Para Prajurit Bayaran

Rusia Ulangi Insiden Mariupol di Severodonetsk

Serangan Rusia telah menyebabkan kebakaran besar di sebuah pabrik kimia di kota Severodonetsk Ukraina di mana pertempuran tanpa henti berkecamuk.

Otoritas setempat, Sergei Haidai mengatakan kepada TV Ukraina bahwa kebakaran hari Sabtu (11/6/2022) dimulai setelah kebocoran puluhan ton minyak dari radiator yang rusak di pabrik Azot.

Seperti halnya di Pabrik Baja Azovtal Mariupol bulan lalu, ratusan warga sipil juga dilaporkan masih berlindung di pabrik tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari BBC, Minggu (12/6/2022), wilayah Severodonetsk telah menjadi titik fokus upaya Rusia untuk maju di Ukraina timur.

Pertempuran telah berlangsung lebih dari tiga bulan, dengan upaya awal Rusia untuk merebut kota-kota besar termasuk ibu kota Kyiv tersendat.

Sekarang, Rusia malah mencoba untuk merebut wilayah Luhansk dan Donetsk, wilayah industri yang sebagian besar secara kolektif dikenal sebagai Donbas.

Merebut Severodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk akan membawa Rusia lebih dekat ke tujuannya karena akan memberi mereka kendali atas Luhansk.

Adapun, dalam pernyataannya, Haidai mengakui sebagian besar Severodonetsk sekarang berada di tangan Rusia.

Hal ini senada dengan pernyataan Militer Rusia yang mengatakan bahwa semua daerah pemukiman Severodonetsk sekarang berada di bawah kendalinya.

"Pabrik kimia Azot telah berada di bawah pengeboman berat selama berjam-jam," kata Haidai pada hari Sabtu (11/6/2022).

Dia tidak mengatakan apakah ada korban jiwa dan apakah kobaran api itu kemudian padam.

Namun, pejabat Ukraina itu memperkirakan bahwa sebanyak 800 warga sipil bersembunyi di tempat perlindungan bom bawah tanah di pabrik Azot.

Menggambarkan situasi saat ini di Severodonetsk, Haidai mengatakan itu sulit, tetapi masih terkendali.

"Tentara kita menang dalam pertempuran jalanan, tapi sayangnya, artileri musuh hanya membongkar- lantai demi lantai rumah-rumah yang digunakan oleh pasukan kita sebagai tempat perlindungan," tutur kepala daerah Luhansk tersebut.

"Jadi, ketika kami mendorong musuh keluar dari satu jalan, mereka mulai menggunakan tank dan artileri mereka untuk menghancurkan daerah itu dari rumah ke rumah."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menderita kerugian sangat signifikan di Donbas.

Dia juga mengatakan pasukan Ukraina telah merebut kembali desa-desa dan kota-kota di wilayah tenggara Kherson dan Zaporizhzhia.

Di sisi lain, Ukraina telah memohon lebih banyak senjata dari sekutunya, memperingatkan bahwa Rusia memiliki artileri setidaknya 10 kali lebih banyak.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskySeverodonetsk
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved