Terkini Nasional
5 Tahun Lalu, Jokowi Akui Jengkel BUMN Impor padahal Bisa Beli di Indonesia, Alasan Tak Ada Spek
Presiden Jokowi mengaku dulu jengkel saat BUMN yang diperintah untuk membeli pipa melakukan impor padahal ada yang memproduksi di dalam negeri.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Rasa kesal dan jengkel dilontarkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022, Selasa (14/6/2022).
Pidato Jokowi terasa begitu emosional saat ia mengetahui ada bawahannya yang belanja keperluan negara secara impor padahal di dalam negeri ada produsen yang memproduksi barang yang sama bahkan diekspor ke luar.
Jokowi awalnya bercerita bahwa sampai saat ini masih ada banyak kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah yang enggan membeli produk-produk dalam negeri dengan berbagai alasan.

Baca juga: Jokowi Sindir Habis-habisan Bawahannya Belanja Produk Impor Pakai APBN: Apa Enggak Bodoh Kita Ini?
Baca juga: Jokowi Sebut Ada Perdana Menteri Memohon ke Indonesia Dikirimi Minyak Goreng: Beliau Meminta-minta
"Speknya enggak pas lah, kualitasnya enggak baik lah," kata Jokowi, dikutip TribunWow.com dari YouTube Sekretariat Presiden.
"Alasan banyak sekali."
Jokowi kemudian meminta agar Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) beserta Aparat pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mengawal program pemerintah belanja produk dalam negeri.
Sang presiden kemudian mengungkit bagaimana sebuah produk lokal di Wakatobi, Sulawesi Tenggara memiliki kualitas yang baik, mulai dari kemasan hingga branding.
Jokowi lanjut menceritakan terdapat dua mesin jahit low speed, yang satu impor seharga Rp 13 juta dan dalam negeri seharga Rp 12,8 juta.
Ia meminta bawahannya untuk membeli yang impor.
Jokowi lalu mengungkit kasus bawahannya membeli pipa oksigen secara impor padahal ada produk lokal.
"Alasannya ada saja, kualitasnya pak, speknya pak enggak pas," kata Jokowi.
"Kayak kita ini orang enggak ngerti masalah spesifikasi."
"BPKP seperti ini cek," minta Jokowi.
Jokowi menjelaskan meskipun ada barang lokal yang lebih mahal selisih Rp 6 juta, ia meminta bawahannya agar tetap memprioritaskan barang lokal.