Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Akui Ketergantungan Bantuan Negara Barat, Intelijen Militer Ukraina Sebut Pasukan Rusia Unggul

Militer Ukraina mengakui saat ini pasukan Rusia berada di posisi yang lebih unggul dalam medan perang.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Sergey Bobok/AFP
Kondisi Kharkiv, Ukraina saat diserang pasukan militer Rusia, 3 Maret 2022. 

TRIBUNWOW.COM - Intelijen militer Ukraina menyatakan saat ini pasukan Rusia sedang unggul dalam konflik yang tengah terjadi.

Informasi ini disampaikan oleh Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, Vadym Skibitsky, pada Jumat (10/6/2022).

Vadym mengatakan saat ini baik Ukraina maupun Rusia sama-sama fokus menggunakan artileri.

Baca juga: Putin Pilih Bungkam, Keluarga Rusia Justru Tahu Kematian Kerabat Tentaranya dari Postingan Ukraina

Baca juga: Divonis Hukuman Mati di Wilayah Pro Rusia, 2 Warga Inggris Hubungi Media Massa Minta Pertolongan

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Vadym mengakui bahwa Ukraina saat ini kalah dalam perang artileri melawan Rusia.

"Sekarang semuanya tergantung dari apa yang (negara barat) berikan kepada kami," ujar Vadym.

Menurut Vadym perbandingan senjata artileri antara Ukraina dan Rusia adalah 1:15.

Vadym turut menjelaskan bahwa saat ini militer Ukraina sudah hampir kehabisan amunisi artileri dan terpaksa menggunakan amunisi jenis lain.

Dijelaskan juga bantuan amunisi dari Eropa semakin sedikit dibandingkan bantuan sebelumnya.

Vadym mendesak agar negara-negara barat segera mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kebuntuan dalam perang dengan Rusia bukanlah menjadi pilihan.

Ia menegaskan Rusia harus diusir sepenuhnya dari wilayah Ukraina demi kedaulatan negara.

Karenanya Zelensky sekali lagi meminta dukungan militer barat untuk memulihkan integritas teritorial negaranya.

Dilansir TribunWow.com, Zelensky mengungkapkan hal ini dalam sesi wawancara di kanal berita Financial Times, pada konferensi FT Global Boardroom pada hari Selasa, (7/6/2022).

Baca juga: Pemerintah Inggris Larang Media Ini Publikasi Surat Permintaan Tolong dari Warga Inggris di Ukraina

Ia mengaku pihak Rusia lebih unggul di bidang peralatan militer yang menyebabkan hambatan bagi tentaranya.

"Kami kalah dalam hal peralatan dan karena itu kami tidak mampu maju," kata Zelensky.

"Kami akan menderita lebih banyak kerugian dan (menyelamatkan) orang-orang adalah prioritas saya."

Zelensky mengatakan mendorong pasukan Rusia kembali ke posisi yang diduduki sebelum invasi 24 Februari akan menjadi kemenangan sementara bagi Ukraina, tetapi kedaulatan penuh atas wilayahnya tetap menjadi sasaran yang utama.

Sebagaimana diketahui, perang kini telah memasuki fase gesekan di wilayah Donbas timur yang menjadi titik fokus pertempuran.

Rusia menggunakan pasukan artileri superiornya untuk menyerang pasukan Ukraina dan membuat keuntungan teritorial tambahan.

Sebelumnya, Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina bisa kehilangan hingga 100 tentara per hari.

Para pejabat Ukraina pun telah berulang kali meminta mitra barat untuk lebih cepat memasok persenjataan jarak jauh untuk mendorong kembali pasukan Rusia.

Namun pihaknya terpaksa kecewa dengan lambatnya pengiriman dan ketakutan yang terus berlanjut di beberapa ibu kota yang memprovokasi eskalasi Rusia.

"Kemenangan harus dicapai di medan perang," kata Zelensky.

Tetapi dia juga bersikeras bahwa dia terbuka untuk pembicaraan damai meskipun kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia selama serangan 100 hari mereka.

"Setiap perang harus diakhiri di meja perundingan," imbuhnya.

Namun, negosiasi damai harus dilakukan berhadapan langsung dengan Presiden Vladimir Putin, karena ia menganggap tidak ada orang lain yang bisa diajak bicara selain pemimpin Rusia.

Zelensky juga mempermasalahkan peringatan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke barat untuk tidak mempermalukan Rusia.

Menurut Zelensky, Macron tahu betul tentang kegagalan Rusia menerapkan perjanjian perdamaian sebelumnya di bawah apa yang disebut proses Minsk, yang tak bisa mengakhiri pertempuran di Donbas sejak 2014.

"Aku tidak begitu mengerti  (tentang) mempermalukan Rusia. Selama delapan tahun mereka telah membunuh kita. Apa yang sedang kita bicarakan di sini?," ujar Zelensky.

Baca juga: Jasad Tentara Ukraina di Mariupol Tiba di Kiev, Dipulangkan ke Keluarga sebagai Pahlawan

Baca juga: Nasib Ribuan Tentara Ukraina yang Menyerah di Mariupol, Dibawa ke Rusia dan Terancam Hal Ini

Zelensky Yakin Rusia akan Kembali Serang Kiev

Sebelumnya, Zelensky mengklaim ancaman Rusia ke Ibu Kota Kiev belum sepenuhnya berakhir.

Ia percaya Rusia akan segera menghimpun kekuatan setelah fokus menyerang wilayah Donbas.

Apabila tentara Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil menjalankan misinya, dikhawatirkan ekskalasi perang akan meningkat alih-alih berhenti.

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (11/4/2022), Rusia memfokuskan kembali tujuan perangnya di provinsi timur Ukraina setelah gagal merebut ibukota.

Kini, Putin mengkosolidasikan pasukan dan memenuhi kebutuhan logistik para tentara yang sempat kekurangan di daerah Donbas.

Zelenskyy telah memperingatkan pertempuran di wilayah Donbas yang dikuasai pihak separatis akan menjadi faktor penentu yang penting.

"Jika pasukan kami di Donbas tidak dapat mempertahankan posisi mereka, maka risiko serangan berulang terhadap Kyiv dan Oblast (provinsi) Kyiv hampir mungkin terjadi," ucap Zelensky.

Rusia baru-baru ini menarik pasukan dan mengurangi serangannya setelah gagal merebut ibu kota Ukraina.

Mereka mengklaim bahwa fase pertama dari agresi militernya sebagian besar telah selesai dan bahwa mereka berfokus pada sepenuhnya 'membebaskan' wilayah Donbas di timur Ukraina.

Tetapi bagi pengamat di ibu kota Barat, pengumuman itu merupakan tanda bahwa Moskow tak mengantisipasi perlawanan Ukraina.

Rusia dikabarkan tak menyangka akan kalah dan gagal menguasai negara tetangganya.

Masa depan wilayah Donbas dan Krimea, yang diinvasi dan dicaplok Rusia pada tahun 2014, telah menjadi inti dari negosiasi yang sedang berlangsung.

"Kami ingin wilayah ini dikembalikan dan mereka (Rusia) tidak menganggap wilayah ini sebagai bagian dari Ukraina," kata Zelensky.

"Ini yang akan kita bahas."

Zelenskyy menambahkan bahwa, sementara dia siap untuk bertemu dengan Putin, dugaan kekejaman Rusia di Bucha, dan di kota-kota lain ditemukan.

Ia menganggap tidak akan ada iklim yang positif jika negosiasi itu benar terjadi.

Meski begitu, Moskow telah membantah tuduhan luas bahwa mereka berada di balik pembunuhan di Bucha.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved