Konflik Rusia Vs Ukraina
Pernah Dibantu Dikirim Rusia Helikopter, AS Kini Kirim Bantuan dari Putin untuk Ukraina
Dubes Rusia untuk AS menyebut AS telah melanggar hukum internasional karena mengirim senjata bantuan dari Rusia untuk Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat (AS) disebut telah melanggar hukum internasional saat mengirimkan bantuan militer untuk Ukraina.
Di antara beberapa senjata dan alat militer yang dikirim oleh AS ke Ukraina, terdapat helikopter bantuan Rusia untuk AS yang ikut dikirim ke Ukraina.
Menurut keterangan pemerintah Rusia, helikopter tersebut awalnya dijual dengan tujuan membantu AS dalam konflik di Afghanistan.
Baca juga: Terancam Hukuman Mati, Warga Inggris dan Maroko Didakwa Rusia Lakukan Kegiatan Teroris di Ukraina
Baca juga: Menlu Rusia Jawab Ketus Sindiran Jurnalis Ukraina yang Terang-terangan Tuding Negaranya Curi Gandum
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, kini empat helikopter Mi-17 kiriman Rusia justru dikirim oleh AS ke Ukraina.
Menurut keterangan Dubes Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, AS tidak meminta izin kepada Rusia untuk mengirim Mi-17 ke Ukraina.
Antonov menyebut AS telah melanggar perjanjian jual beli dan kewajiban AS sebagai pembeli.
Antonov juga menyampaikan bahwa pemerintah AS tidak memberikan penjelasan apapun kepada pemerintah Rusia.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan Barat agar tidak memberikan rudal jarak jauh ke Ukraina.
Putin memperingatkan bahwa dia akan menyasar target baru jika sistem roket canggih asal AS itu dipasok ke Ukraina.
Ditambahkan klaim bahwa pengiriman senjata baru ke Kyiv ditujukan untuk memperpanjang konflik.
Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Minggu (5/6/2022), Rusia belum lama ini mengklaim telah berhasil mengebom sasaran di Kyiv.
Serangan ini menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja lainnya yang dipasok oleh negara-negara Barat.
Tindakan agresif tersebut dinilai sebagai bentuk ancaman akibat pasokan senjata yang terus dikirim pihak Barat untuk Ukraina.
Bahkan, Putin terang-terangan menyatakan akan menyerang target baru jika AS mengirim rudal jarak jauh yang bisa menjangkau wilayahnya.
"(Moskow) akan menarik kesimpulan yang tepat dan menggunakan senjata kami untuk menyerang target yang belum kami hantam," kata Putin tanpa merinci target mana yang dia maksud.