Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Buka-bukaan soal Pemicu Krisis Pangan Dunia, Milisi Ukraina Bakar Persediaan Gandum

Pemerintah Rusia menyatakan, krisis pangan global turut disebabkan oleh ulah milisi nasionalis Ukraina yang membakar persediaan gandum milik mereka.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
rt.com
Penampakan gandum yang dibakar oleh milisi Ukraina diunggah oleh media Rusia rt.com. 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Rusia mengatakan ada unsur kesengajaan dari pihak Ukraina yang menyebabkan terjadinya krisis pangan global.

Rusia menyebut milisi Ukraina sengaja membakar persediaan gandum yang disimpan di pelabuhan di Mariupol.

Dikutip TribunWow.com, media Rusia rt.com turut menyertakan video berisi penampakan berton-ton gandum dalam kondisi hitam karena hangus dibakar.

Baca juga: Hubungi Pengacara, Tentara Rusia di Ukraina Protes Sudah Berbulan-bulan Tak Bertemu Istri

Baca juga: Dikirimi Pemerintah AS Surat, Dubes Rusia Ngaku Dibujuk Berkhianat dan Diminta Kecam Putin

Kementerian Pertahanan Rusia menuding pembakaran gandum dilakukan oleh milisi nasionalis Ukraina.

Aksi tersebut dilakukan pada saat mereka kabur dari serangan pasukan militer Rusia.

Menurut pernyataan Kemenhan Rusia, aksi bakar gandum itu dikarenakan para milisi Ukraina enggan meninggalkan persediaan pangan untuk para penduduk di Mariupol.

Total terdapat 50 ribu ton gandum yang rusak.

"Aksi kejahatan tak manusiawi ini menunjukkan ke seluruh dunia wajah asli dari rezim Kiev," ujar Kemenhan Rusia.

Kemenhan Rusia menyebut nasionalis Ukraina menggunakan metode terorisme pangan terhadap penduduknya sendiri.

Kemenhan Rusia juga menekankan bahwa pasukan militer Rusia selama melakukan operasi militer spesial selalu berada di pihak warga sipil, memperlakukan mereka secara manusawi dan tidak menyerang infrastruktur publik.

Sebelumnya, perdebatan sempat terjadi saat rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (6/6/2022).

Presiden Dewan Eropa yang merupakan bagian dari Uni Eropa yakni Charles Michel menuding Rusia menggunakan suplai makanan sebagai senjata untuk membuat sengsara negara-negara berkembang.

Seperti yang diketahui konflik di Ukraina menyebabkan pasokan makanan yang seharusnya dikirim ke berbagai negara di dunia dari Ukraina kini terjebak di pelabuhan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Ukraina merupakan eksportir partai besar mulai dari gandum, sereal, hingga minyak untuk memasak.

Sementara itu Rusia juga merupakan eksportir besar biji-bijian dan pupuk.

"Bapak Duta Besar Federasi Rusia, mari saling jujur, Kremlin menggunakan suplai makanan sebagai misil (senjata) melawan negara-negara berkembang," kata Michel saat rapat.

Michel mengatakan, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menyebabkan harga pangan di berbagai negara di dunia melonjak tinggi menyebabkan naiknya angka kemiskinan dan kelaparan.

Menurut Michel, hal ini murni menjadi tanggungjawab Rusia.

Ia menyalahkan Rusia yang memblokir pelabuhan di Ukraina sehingga jutaan ton biji-bijian yang ada di Odesa tidak bisa diekspor.

Dubes Rusia Vassily Nebenzia menuduh Michel menyebarkan kebohongan hingga akhirnya memilih untuk walk out dari rapat.

Saat Nebenzia walk out, Michel justru melontakan sebuah sindiran.

"Anda dipersilahkan keluar dari ruangan, mungkin ini lebih mudah untuk tidak mendengarkan kebenaran," ujar Michel.

Baca juga: Curigai Ada Tujuan Tertentu, Zelensky Ngaku Ukraina Ditekan agar Segera Damai dengan Rusia

Sementara itu Nebenzia mengaku memilih walk out karena tidak ingin mendengar kebohongan karangan Michel.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan para pemimpin Uni Afrika.

Dalam pertemuan tersebut, mereka akan membahas mengenai ketahanan pangan dan krisis yang mengancam.

Putin kabarknya akan memberi tahu AU bahwa Moskow tidak dapat disalahkan atas krisis pangan yang mempengaruhi benua mereka.

Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Jumat (3/6/2022), TV pemerintah menunjukkan Putin menyapa Presiden Senegal Macky Sall, ketua AU, dan Moussa Faki Mahamat, ketua Komisi AU, pada awal pembicaraan di resor Sochi Rusia selatan.

Sebagai informasi, tentara Rusia telah merebut sebagian besar garis pantai selatan Ukraina selama perang 100 hari.

Kapal perang Rusia juga mengontrol akses ke pelabuhan Laut Hitam negara itu yang menghambat kegiatan ekspor dan impor.

Namun mereka terus menyalahkan Ukraina dan Barat atas terhentinya ekspor gandum Ukraina.

"Dengan tingkat kemungkinan dan keyakinan yang tinggi, saya dapat berasumsi bahwa presiden akan memberikan penjelasan lengkap tentang visinya tentang situasi dengan gandum Ukraina," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat (3/6/2022).

"Presiden akan memberi tahu teman-teman Afrika kami tentang keadaan sebenarnya."

"Dia akan menjelaskan sekali lagi apa yang terjadi di sana, siapa yang menambang pelabuhan, apa yang dibutuhkan untuk membawa biji-bijian, bahwa tidak ada seorang pun di pihak Rusia yang memblokir pelabuhan-pelabuhan ini."

Negara-negara Afrika sangat terpengaruh oleh krisis yang berkembang, yang telah membuat harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk melonjak.

Sebagai informasi, Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global.

Sementara Rusia juga merupakan pengekspor pupuk global utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.

Namun, Moskow menyalahkan situasi tersebut pada semua ranjau laut yang mengapung di dekat pelabuhan Ukraina.

Selain itu juga pada sanksi Barat yang memukul ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri karena berdampak pada pengiriman, perbankan dan asuransi.

Rusia telah mengatakan siap untuk mengizinkan kapal yang membawa makanan meninggalkan Ukraina dengan imbalan pencabutan beberapa sanksi, sebuah proposal yang digambarkan Ukraina sebagai 'pemerasan'.

Dalam membuka komentar pada pertemuan hari Jumat, Putin tidak mengacu pada krisis pangan tetapi berbicara secara umum tentang keinginan Moskow untuk mengembangkan hubungan dengan Afrika.

Ia menyinggung omset perdagangan yang telah meningkat lebih dari 34 persen dalam beberapa bulan pertama tahun ini.

Baca juga: Pernah Diusulkan Zelensky, Rusia akan Adakan Pemilihan Suara di Donbas agar Lepas dari Ukraina

Baca juga: 100 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Harian Konflik Antara Putin dan Zelensky

Putin Sengaja Ciptakan Krisis Pangan

Sebelumnya, Putin dituduh sengaja ingin terjadi bencana krisis pangan global.

Tuduhan ini disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Zelensky menyebut, saat ini Ukraina dihalangi tidak bisa melakukan ekspor gandum ke negara-negara lain.

Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, Zelensky mengatakan, pasukan Rusia kini tengah memblokir beberapa pelabuhan di Ukraina.

Pemblokiran ini menyebabkan Ukraina tidak bisa mengekspor 22 juta ton gandum yang telah diproduksi.

Zelensky memperingatkan apabila Ukraina terus dihalangi melakukan ekspor maka ancaman kelaparan akan terjadi.

Ancaman kelaparan ini akan terjadi di negara-negara yang bergantung terhadap gandum dari Ukraina.

Tak hanya bencana kelaparan, Zelensky mengungkit adanya masalah baru yang akan tercipta yakni krisis migrasi.

"Ini adalah sesuatu yang jelas-jelas ingin dicapai oleh pemimpin Rusia," ujar Zelensky.

Zelensky menyebut Rusia sengaja menghalangi ekspor supaya seluruh negara di Eropa menderita dan Ukraina tidak bisa mendapatkan pemasukan.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Rusia menggunakan makanan sebagai senjata di Ukraina, Kamis (19/5/2022).

Hal ini dilakukan dengan menyandera pasokan makanan tidak hanya untuk jutaan orang Ukraina, tetapi juga jutaan orang di seluruh dunia yang bergantung pada ekspor Ukraina.

Di hadapan Dewan Keamanan PBB, Blinken mengimbau Rusia untuk berhenti memblokade pelabuhan Ukraina.

Dilansir TribunWow.com dari CNA, Jumat (20/5/2022), Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari untuk melakukan apa yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus.

Dalam perkembangannya, Rusia gagal menguasai Kiev dan memusatkan serangan di wilayah pelabuhan Ukraina.

Kini, Rusia telah menguasai sepanjang pantai Ukraina setelah berhasil menduduki Mariupol dan sekitarnya.

Hal ini membuat ekspor pangan sebagai produksi ekspor utama Ukraina terhenti ke seluruh dunia.

"Pemerintah Rusia tampaknya berpikir bahwa menggunakan makanan sebagai senjata akan membantu mencapai apa yang belum dilakukan invasi, untuk mematahkan semangat rakyat Ukraina," kata Blinken.

"Pasokan makanan untuk jutaan orang Ukraina dan jutaan lainnya di seluruh dunia telah benar-benar disandera oleh militer Rusia." (TribunWow.com/Anung/Via)

Baca berita lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved