Konflik Rusia Vs Ukraina
Pamer Ledakkan 5 Howitzer AS, Kadyrov Sebut Invasi Ukraina akan Berlanjut sampai Sanksi Rusia Hilang
impinan Chechnya, Ramzan Kadyrov, menerbitkan sebuah video yang menunjukkan penghancuran howitzer M777 di Lisichansk, Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan Chechnya, Ramzan Kadyrov, menerbitkan sebuah video yang menunjukkan penghancuran howitzer M777 di Lisichansk, Ukraina.
Ia menyebut lima meriam kiriman Amerika Serikat itu kini hanya menjadi rongsokan besi.
Pendukung Presiden Vladimir Putin itu juga menegaskan bahwa agresi militer di Ukraina akan dilanjutkan hingga Barat membebaskan Rusia dari sanksi global.

Baca juga: Putin Disebut Bakal Gunakan Senjata yang Bisa Picu Perang Dunia III, Ilmuwan Rusia Ungkap Alasannya
Baca juga: Puji Gadis Ukraina Cantik-cantik, Kadyrov Sebut Mereka Ditipu AS dan Kecewa karena Hal Berikut
Dikutip TribunWow.com dari kanal berita Rusia RIA Novosti, Selasa (7/6/2022), melalui saluran Telegram pribadinya, Kadyrov mengunggah sebuah video.
Tayangan buram itu tampaknya merupakan rekaman yang diambil dari pesawat.
Tampak adanya beberapa ledakan kecil di bawah yang menghancurkan sebuah bangunan.
Menurut Kadyrov, serangan itu telah menghancurkan sejumlah senjata asal Amerika.
"Beberapa target diledakkan, termasuk lima howitzer 155 milimeter, bersama dengan amunisi, yang sekarang menjadi tumpukan logam yang tidak berguna. Anda dapat menyerahkan mereka, Nazi, sebagai barang bekas kembali ke Amerika,” tulisnya.
Menurut Kadyrov, setelah penembakan, pejuang Ukraina mencoba menyembunyikan howitzer di sebuah gudang.
Tetapi unit khusus Akhmat, bersama dengan korps tentara kedua Milisi Rakyat LPR, menemukan lokasi mereka dan menghancurkannya.
Kemudian, Kadyrov mengatakan bahwa operasi khusus di Ukraina harus berlanjut sampai Amerika dan negara-negara Barat mencabut sanksi terhadap Rusia.
Ia juga menuntut negara yang tak dianggap bersahabat oleh Rusia untuk meminta maaf.
"Perang harus berlangsung sampai mereka menghapus semua sanksi dan meminta maaf," kata Kadyrov dalam sebuah video yang juga diposting di saluran Telegram.
Ia mengklaim perang yang terjadi di Ukraina dilakukan demi kebaikan bersama.
Kadyrov mengatakan perang itu merupakan sebuah kesenangan layaknya permainan semata.
"Perang untuk kebaikan, perang untuk kebahagiaan orang. Berjuang adalah kesenangan, kita mendapatkan kesenangan ini, kami mati, dan mereka mati," tutur Kadyrov.
Baca juga: Putin Kehilangan 2 Jenderal Senior Rusia dalam Sekali Serangan, Perdana Terjadi sejak Invasi Ukraina
Baca juga: AS Tuding Rusia Curi dan Jual Pasokan Makanan Ukraina, Diduga Ekspor Gandum Rampasan ke Negara Ini
Lihat tayangan selengkapnya:
Kadyrov Nyatakan Rusia Perangi NATO di Ukraina
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan hal kontroversial mengenai perang Rusia dan Ukraina.
Ia menyebut konflik tersebut sejatinya adalah perang antara Rusia dengan aliansi NATO.
Kadyrov pun mengecam negara-negara NATO dan menuntut permintaan maaf dari Barat.
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Rabu (18/5/2022), Kadyrov menuturkan pendapatnya soal perang Ukraina.
Ia terang-terangan mengatakan Rusia sedang bertempur melawan NATO.
"Hari ini kami tidak berperang melawan Ukraina, Bandera, kami berperang melawan NATO," kata Kadyrov, berbicara di acara maraton pendidikan New Horizons dari Komunitas Pengetahuan Rusia.
"NATO mempersenjatai mereka, Barat mempersenjatai mereka, tentara bayaran mereka ada di sana."
"Itulah mengapa tidak mudah bagi negara kita, tetapi ini adalah pengalaman yang sangat bagus. Kami akan membuktikan sekali lagi bahwa Rusia tidak dapat dikalahkan."
Di sisi lain, Kadyrov menyamakan tindakan NATO yang dituduhkannya sebagai praktik Satanisme.
Menurutnya, aliansi pakta pertahanan itu berusaha untuk menghapuskan budaya dan sejarah Rusia.
"Musuh utama negara kita adalah Satanisme. Dan mereka (negara-negara NATO - red.) melakukan segalanya untuk mencabik-cabik kita dan membunuh budaya kita, menghancurkannya sepenuhnya. Sehingga kita melupakan sejarah kita, pahlawan kita," kata Kadyrov.
"Kita melihat bagaimana mereka menghancurkan monumen di Ukraina dan di tempat lain. Di Polandia, apa yang mereka lakukan dengan duta besar? Ini adalah trik tidak manusiawi, ini adalah Setanisme."
Dia mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas memilih kebijakan yang tepat.
Ia dielu-elukan telah mencegah penyebaran fenomena negatif semacam itu di Rusia.
Sementara itu, ketika berbicara di saluran TV Rossiya 24, Kadyrov meminta negara-negara Barat untuk meminta maaf kepada Rusia dan mencabut sanksi darinya.
Diketahui, dengan latar belakang invasi Rusia di Ukraina, banyak negara Barat telah memperkenalkan beberapa paket pembatasan terhadap Rusia.
Sejumlah bank domestik terputus dari sistem SWIFT, Visa dan Mastercard berhenti melayani kartu bank Rusia di luar negeri, dan sejumlah perusahaan global mengumumkan penarikan mereka dari pasar Rusia.
"Kami tidak bisa dicampakkan dan bertekuk lutut. Mereka harus mengakui, meminta maaf, dan mencabut semua sanksi terhadap Rusia," tegas Kadyrov.
Kadyrov mencatat bahwa lebih dari 40 negara menentang Rusia, dan mereka berusaha menjatuhkan sanksi terhadap seluruh rakyat Rusia.(TribunWow.com)