Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Hapus Batasan Usia untuk Tentara, akan Kirim Anak di Bawah Umur dan Pensiunan ke Ukraina?

Parlemen Rusia telah mengesahkan undang-undang yang menghapus batas usia untuk bergabung dengan tentara

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube news.com.au
Ilustrasi tentara Rusia. Terbaru, Parlemen Rusia susun rancangan undang-undang yang hapus batasan usia untuk tentara, Rabu (25/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Parlemen Rusia telah mengesahkan undang-undang yang menghapus batas usia untuk bergabung dengan tentara.

Namun belum jelas apakah ada aturan khusus untuk anak di bawah umur dan lansia yang ingin mendaftar.

Hal ini dinilai sebagai tanda bahwa Moskow mungkin ingin merekrut lebih banyak pasukan untuk aksi militernya di Ukraina.

Pasukan tentara Rusia terlihat menyisir jalan saat berpatroli di kota Mariupol, Ukraina, diunggah Senin (18/4/2022).
Pasukan tentara Rusia terlihat menyisir jalan saat berpatroli di kota Mariupol, Ukraina, diunggah Senin (18/4/2022). (AFP/ Alexander Nemenov)

Baca juga: Terbukti Bunuh Warga Sipil, Tentara Rusia Akhirnya Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup: Saya Menyesal

Baca juga: Masih Muda, Ini Sosok Tentara Rusia yang Bergantian Rudapaksa Gadis Ukraina di Rumahnya

Diklansir TribunWow.com dari Aljazeera, Rabu (25/5/2022), di bawah undang-undang saat ini, warga Rusia berusia 18 hingga 40 tahun dan warga negara asing berusia 18 hingga 30 tahun memiliki hak untuk menandatangani kontrak dinas militer pertama mereka.

Majelis rendah dan tinggi parlemen mendukung RUU itu dalam semua pasal yang diperlukan.

RUU tersebut akan pindah ke meja Presiden Rusia Vladimir Putin untuk ditandatangani menjadi undang-undang.

Sebagai informasi, Rusia telah mengumumkan lebih dari 1.000 kematian tentara sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Moskow telah menggambarkan invasi tersebut sebagai operasi militer khusus yang bertujuan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina dan telah berjanji untuk melanjutkan pertempuran sampai tujuannya tercapai.

"Kita perlu memperkuat Angkatan Bersenjata, membantu Kementerian Pertahanan," kata juru bicara parlemen Viacheslav Volodin seperti dikutip dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs Duma Negara, majelis rendah parlemen.

"Panglima Tertinggi kami melakukan segalanya untuk memastikan bahwa tentara menang dan meningkatkan efektivitasnya," tambahnya.

Namun hal ini rawan disalahgunakan lantaran belum ada aturan pasti mengenai pengiriman anak di bawah umur ke medan perang.

Meskipun pada prinsipnya, aturan ini hanya mengatur untuk pendaftaran sukarela dari warga Rusia.

Andrey Kartapolov, co-penulis RUU dan kepala komite pertahanan parlemen menjelaskan bahwa alasan di balik itu adalah untuk memungkinkan menarik 'spesialis yang sangat profesional' untuk penggunaan senjata presisi tinggi.

Menurut catatan yang menyertai undang-undang tersebut, pengalaman yang menunjukkan tingkat keahlian seperti itu datang pada usia 40-45.

Keputusan itu juga akan memungkinkan perekrutan spesialis di bidang lain dari dinas militer seperti dukungan medis, pemeliharaan dan komunikasi.

Keputusan parlemen Rusia datang sehari setelah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengesampingkan batas waktu untuk berakhirnya operasi militer di Ukraina dan menekankan bahwa invasi akan berlanjut sampai semua tujuan tercapai.

Pihak berwenang Rusia mengatakan bahwa hanya tentara kontrak sukarela yang dikirim untuk berperang di Ukraina, meskipun mereka telah mengakui bahwa beberapa wajib militer ditarik ke dalam pertempuran karena kesalahan pada tahap awal.

Dalam beberapa tahun terakhir, militer Rusia semakin mengandalkan sukarelawan.

Semua pria Rusia berusia 18-27 tahun harus menjalani wajib militer selama satu tahun.

Banyak yang menghindari wajib militer melalui penangguhan kuliah dan pengecualian lainnya.

Baca juga: YouTuber Ukraina Ungkap Fakta Mengejutkan setelah Podcast dengan Tentara Rusia yang Tertangkap

Baca juga: Menangis Ungkap Tentara Rusia Rudapaksa Anak Bawah Umur, Wakil Walikota Ukraina: Mereka Diseret

Keseharian Tentara Rusia Terungkap

Rekaman keseharian tentara Rusia saat invasi ditemukan dalam ponsel seorang perwira tank yang ditangkap di Ukraina.

Rekaman itu memperlihatkan kesaksian sang prajurit mengenai kondisi pasukan dan nasib rekan-rekannya.

Selain itu, dokumentasi ini menawarkan wawasan yang menakjubkan tentang kejadian yang dialami sebelum tertangkap.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Senin (23/5/3033), dokumentasi amatir itu dibuat oleh Yuri Shalaev, seorang letnan berusia 23 tahun yang dilatih di akademi militer Moskow dan ditempatkan di Chechnya.

Komandan peleton bermotor itu ditangkap bulan lalu setelah tiga hari meringkuk dengan dua rekannya yang terluka di ruang bawah tanah desa di Donbas menyusul serangan terhadap pengangkut personel lapis baja (APC) mereka.

Videonya dimulai dengan adegan keluarga bahagia saat dia memberi putrinya sepeda merah muda dan diakhiri dengan ketakutan saat bersembunyi dengan rekan-rekannya yang terluka.

Rekaman-rekaman singkat video tersebut telah disambungkan ke dalam sebuah film dokumenter oleh jurnalis Ukraina.

Dua belas hari setelah perang, perwira muda Rusia itu memfilmkan dirinya mencari senjata di tempat yang tampaknya merupakan wilayah Ukraina yang direbut.

"B **, akankah setidaknya satu senjata ada di sini?," seru Shalaev,

Ia terlihat mencoba membuka brankas bertanda 'Dokumen kontrol tempur' dan merekam gudang senjata kosong.

"Sial, apakah mereka benar-benar mempertahankan pertahanan sialan di sini atau apakah kita menembak tempat ini dengan sia-sia?"

Lalu dia bersumpah serapah lagi dan tertawa pahit.

Beberapa hari kemudian dia memfilmkan dua pria dengan tangan terluka di dalam kendaraannya.

Ia kemudian mulai berbicara tentang mengambil 'orang mati' dari batalion teknik, menggambarkannya sebagai 'daging giling tercincang'.

Dia juga menyoroti ketidakpastian militer di tengah invasi ceroboh mereka.

"Mereka mulai membangun jembatan dan mereka dibom. Sekarang mereka tidak tahu harus berbuat apa. Kembali berkumpul (dengan pasukan)? Atau jangan berkumpul kembali?," keluh Shalaev.

Dalam kesempatan berbeda, Shalaev sempat memberi tahu seorang rekan yang bingung bahwa ia sedang membuat video.

Dia memfilmkan melalui jendela berlubang saat mereka berjalan, sebelum mereka melewati kendaraan militer yang hancur di samping area hutan.

"Mereka meledakkan APC,” seru Shalaev.

"F***. Di sini juga. Apakah (APC) ini milik kita atau milik mereka?"

Lalu dia bersumpah serapah lagi dengan panik.

"Harus keluar dari sini, mereka akan meledakkan kita juga. Kami telah diserang selama tiga jam sekarang. Mereka mengacaukan kita."

Ada asap hitam tebal di depan saat dia memerintahkan rekannya untuk menembak.

Tapi hanya ada suara deru senapan yang macet, mendorong lebih banyak umpatan.

Beberapa waktu selanjutnya, Shalaev yang sudah ada di desa lain mengatakan bahwa kendaraannya meledak.

Dia kemudian memberi tahu bahwa APC-nya terkena mortir atau granat.

Dia tampak lega melihat kendaraan Rusia di depan, tetapi ada asap mengepul saat dia memfilmkan potongan-potongan kecil tubuh manusia di tanah berlumpur.

"Seseorang meledak."

"(Menyebut bagian tubuh, -red), ini dia. Kami berada di dalamnya. Persetan dengan saya, ini sudah selesai," katanya.

Adegan terakhir, diburamkan seolah-olah diambil saat memperbesar layar dari tempat persembunyian, menunjukkan tentara Ukraina berjalan sambil berlutut.

"Aku tidak tahu apa yang dia lakukan," bisik Shalaev.

"Apakah dia meletakkan ranjau di sana?"

Film dokumenter 24 menit ini berjudul The Occupant dibuat oleh Ukrayinska Pravda, sebuah outlet berita online.

"Ini adalah orang yang datang untuk menduduki tanah kami dan merasa penting untuk membaginya," kata Mykhailo Tkach, kepala investigasi Ukrayinska Pravda.

"Ini menunjukkan kehidupan seorang tentara Rusia, bersenang-senang, minum-minum dengan teman-temannya, minum-minum dengan pamannya, tapi kemudian kita lihat bagaimana itu berakhir dengan penangkapannya. Tapi dia membuat pilihan untuk datang ke negara asing dan melakukan kejahatan perang."

Baca juga: Terbukti Bunuh Warga Sipil, Tentara Rusia Akhirnya Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup: Saya Menyesal

Baca juga: Duga Zelensky Dihasut Barat, Rusia Sebut Ukraina yang Kerap Serukan Perdamaian Kini Tolak Berdialog

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
UkrainaRusiaTentaraMoskowmiliter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved