Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengundurkan Diri hingga Lari ke Luar Negeri, Berikut Nasib Elit Rusia yang Menentang Perang Ukraina

Sejumlah tokoh elit Rusia terang-terangan menyatakan penolakan atas invasi negaranya ke Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Radio Free Europe/Radio Liberty, Linkedln
Kolase mantan wakil Presdir perusahaan Rusia Gazprombank Igor Volobuyev (kiri), dan diplomat Rusia untuk PBB di Jenewa, Boris Bondarev, Rabu (25/5/2022). Dua elit Rusia yang menentang perang menuturkan nasibnya. 

Pria bernama Boris Bondarev (41) itu mengaku merasa malu atas keputusan negaranya menyerang negara tetangga.

Unggahan Hillel Neur, direktur eksekutif UN Watch memuji langkah diplomat Rusia Boris Bondarev yang mengundurkan diri dari PBB, Senin (23/5/2022).
Unggahan Hillel Neur, direktur eksekutif UN Watch memuji langkah diplomat Rusia Boris Bondarev yang mengundurkan diri dari PBB, Senin (23/5/2022). (Twitter @HillelNeuer)

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (23/5/2022), Bondarev bekerja sebagai penasihat di misi permanen Rusia untuk PBB di Jenewa.

"Saya pergi ke misi seperti Senin pagi lainnya dan saya meneruskan surat pengunduran diri saya dan saya keluar," kata Bondarev.

Dalam pernyataan yang diedarkan ke sejumlah misi diplomatik di Jenewa, dia mengutuk invasi ke Ukraina dan mengecam kementerian luar negeri Rusia.

Ia terang-terangan merasa malu atas sikap Rusia yang mengancam kedamaian Eropa.

"Selama dua puluh tahun karir diplomatik saya, saya telah melihat perubahan yang berbeda dari kebijakan luar negeri kami, tetapi saya tidak pernah merasa malu dengan negara saya seperti pada 24 Februari tahun ini," kata Bondarev dalam pernyataan yang pertama kali diterbitkan oleh UN Watch, sebuah kelompok advokasi.

Tanggal tersebut mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai 'operasi militer khusus' untuk 'menghapus nazifikasi' negara tersebut.

"Perang agresif yang dilancarkan oleh Putin melawan Ukraina, dan sebenarnya melawan seluruh dunia Barat, bukan hanya kejahatan terhadap rakyat Ukraina, tetapi juga, mungkin, kejahatan paling serius terhadap rakyat Rusia," kata pernyataan itu.

Tidak ada komentar segera dari misi permanen Rusia untuk PBB.

Bondarev, mengatakan dia telah bekerja dengan kementerian luar negeri Rusia selama dua dekade, dan telah bekerja sebagai penasihat di misi negara itu di Jenewa sejak 2019.

Pengunduran diri tersebut merupakan protes dari seorang diplomat Rusia sebagai perbedaan pendapat dan suara-suara kritis, terutama untuk narasi perang Moskow.

Ini terjadi pada saat pemerintah Putin berusaha menindak perbedaan pendapat atas invasi tersebut.

"Mereka yang merencanakan perang ini hanya menginginkan satu hal, untuk tetap berkuasa selamanya, tinggal di istana hambar yang sombong, berlayar di kapal pesiar yang sebanding dengan tonase dan biaya untuk seluruh Angkatan Laut Rusia, menikmati kekuatan tak terbatas dan impunitas penuh," kata Bondarev dalam pernyataan itu.

Diplomat itu melayangkan kritik keras terhadap kementerian luar negeri Rusia dan pemimpinnya, Sergey Lavrov, yang telah menjadi pembela setia operasi militer Putin.

"Dalam 18 tahun, ia berubah dari seorang intelektual profesional dan berpendidikan, yang dipandang begitu tinggi oleh banyak rekan saya, menjadi seseorang yang terus-menerus menyiarkan pernyataan yang saling bertentangan dan mengancam dunia (dan Rusia juga) dengan senjata nuklir!," tutur Bondarev.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 3/4
Tags:
DiplomatPerangVladimir PutinRusiaUkraina
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved