Konflik Rusia Vs Ukraina
Terbukti Bunuh Warga Sipil, Tentara Rusia Akhirnya Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup: Saya Menyesal
entara Rusia pertama yang diadili atas kejahatan perang sejak invasi di Ukraina, menerima putusan hukuman atas perbuatannya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Ini adalah hukuman yang paling berat dan setiap orang yang berkepala dingin akan menentangnya," kata Ovsyannikov setelah sesi pengadilan.
"Saya akan meminta pembatalan putusan pengadilan," imbuhnya.
Dia mengatakan bahwa ia merasakan tekanan masyarakat atas keputusan pengadilan.
Kremlin mengatakan sebelum hukuman bahwa meski prihatin atas nasib Shysimarin, pihaknya tidak dapat memberikan bantuan di lapangan karena tidak ada kehadiran diplomatik Rusia di Ukraina.
"Itu tidak berarti kami tidak akan mencoba melalui saluran lain. Nasib setiap warga negara Rusia sangat penting bagi kami," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Keputusan penting itu memiliki makna simbolis bagi Ukraina, yang menuduh Rusia melakukan kekejaman dan kebrutalan terhadap warga sipil selama perang.
Pemerintah Ukraina mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 10.000 kemungkinan kejahatan perang.
Rusia membantah menargetkan warga sipil atau terlibat dalam kejahatan perang.
Baca juga: Ukraina Rilis Foto dan Identitas Tentara Rusia Pelaku Rudapaksa dan Kekerasan di Bucha
Baca juga: Masih Muda, Ini Sosok Tentara Rusia yang Bergantian Rudapaksa Gadis Ukraina di Rumahnya
Pengakuan Shysimarin
Pengadilan kejahatan perang pertama kali digelar di Kyiv, Ukraina pada hari ini, Jumat (13/5/2022).
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (12/5/2022), sidang ini akan menjadi pengadilan kejahatan perang pertama sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Adapun jumlah kejahatan yang didaftarkan oleh jaksa penuntut umum Ukraina sudah melampaui 11.000 kasus.
Sementara, UNICEF melaporkan bahwa setidaknya 100 anak telah tewas dalam perang pada bulan April saja.
Diketahui, Shysimarin yang berpangkat sersan, diduga membunuh seorang warga sipil pada 28 Februari di desa Chupakhivka.
Ia tengah bertugas di wilayah Sumy di timur laut Ukraina ketika dituduh menembaki mobil sipil setelah konvoi kendaraan militernya diserang oleh pasukan Ukraina.