Konflik Rusia Vs Ukraina
Dinilai Aneh, Gestur Tubuh Putin saat Temui Lukashenko Disorot Media Inggris: Tidak Nyaman
Media asal Inggris menyoroti gestur tubuh Putin saat berdialog dengan Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Ada orang-orang di pemerintahan yang siap menyabotase upaya untuk melanjutkan gaya pemerintahan represif Putin setelah dia dipaksa pergi.
Kemenangan Ukraina dalam perang akan memicu proses ini.
"Ada orang [dalam posisi kekuasaan] yang siap membantu perubahan besar," kata postingan itu.
"Ini bisa termasuk pembebasan tahanan politik seperti musuh Putin, Alexei Navalny."
"Semua orang di elit sangat menyadari apa yang akan menyebabkan kematian presiden. Akan ada redistribusi besar, tidak ada jaminan baik untuk prajurit atau pasukan keamanan."
Baca juga: Rusia Siap Pertemukan Putin dengan Zelensky, Ajak Adakan Kembali Pembicaraan Damai dengan Syarat Ini
Baca juga: Kenal Dekat Putin, Sutradara Asal AS Buka-bukaan soal Rekam Jejak Kesehatan sang Presiden Rusia
Dua Penyakit Putin
Sebelumnya, Putin dikabarkan menderita penyakit mematikan yang mempengaruhi keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Sejumlah ahli melihat kondisi tersebut dari kejanggalan sikap dan penampilan di depan publik baru-baru ini.
Pria 69 tahun itu dikabarkan tampak lebih lesu dengan tubuh yang terlihat menggembung.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Jumat (1/4/2022), Putin yang selama ini menunjukkan citra sebagai pria kuat, telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Penyelidikan terbaru telah mengungkapkan bahwa sang presiden terus-menerus ditemani oleh seorang dokter yang berspesialisasi dalam kanker tiroid.
Laporan oleh media investigasi Proekt, menyatakan bahwa ahli bedah Yevgeny Selivanov, dari Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow, telah terbang menemui Putin tidak kurang dari 35 kali di resor Laut Hitam Sochi.
Yevgeny Selivanov diketahui merupakan dokter yang memiliki keahlian di bidang kanker tiroid.
Penemuan ini mendukung teori baru-baru ini bahwa Putin menyatakan perang ketika dia menderita masalah medis yang disembunyikan dari orang-orang Rusia.
Sementara pada November 2020, analis politik Valery Solovei mengungkapkan teori penyakit kanker dan Parkinson yang diderita Putin hingga perlu menjalani operasi darurat.