Konflik Rusia Vs Ukraina
Kenal Dekat Putin, Sutradara Asal AS Buka-bukaan soal Rekam Jejak Kesehatan sang Presiden Rusia
Sutradara asal AS menyebut Putin memang pernah menderita kanker namun telah sembuh.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Selama konflik antara Rusia dan Ukraina berlangsung, santer beredar kabar bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menderita penyakit keras mulai dari kanker dan penyakit lainnya.
Belum lagi media-media barat menyebut tampak jelas tanda-tanda Putin tidak sehat saat sang Presiden Rusia tersebut tampil di depan publik.
Kini sutradara film yang kenal dekat dengan Putin buka-bukaan soal riwayat kesehatan Putin.
Baca juga: Ibu di Ukraina Histeris Lihat Posisi Anaknya yang Tewas Membungkuk karena Rudal Rusia
Baca juga: Rusia Temukan Bukti Pasukan Nasionalis Ukraina Jadikan Warga Sipil Tameng untuk Perang
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, sutradara asal Amerika Serikat (AS) bernama Oliver Stone telah mengenal Putin sejak tahun 2015 lalu.
Selama dua tahun yakni 2015-2017, Stone diberikan akses langsung ke Putin untuk melakukan interview mendalam.
Baru-baru ini Stone berbicara di sebuah podcast bahwa Putin pernah menderita kanker namun telah sembuh.
"Tetapi dia juga pernah diisolasi karena Covid," kata Stone.
Mengomentari soal kebijakan Putin melakukan invasi ke Ukraina, Stone menyebut Putin bisa jadi dipasok informasi yang salah oleh orang-orang di sekelilingnya.
Stone juga menyampaikan, lantaran Putin telah lama menjalani isolasi karena Covid, mengakibatkan Putin keliru dalam mengambil kebijakan.
Selain isu sakit, Putin juga diprediksi akan menghadapi kudeta dari sekutu terdekatnya yang percaya bahwa dia telah kalah perang di Ukraina.
Jurnalis investigasi Christo Grozev mengatakan Vladimir Putin kehilangan cengkeraman kekuasaan di tengah perlawanan dari Ukraina.
Kabar tersebut diperkuat dengan laporan adanya pertentangan yang mulai terjadi di lingkaran dalamnya.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Jumat (20/5/2022), kroni-kroni Putin dinilai mulai menyadari kegagalan invasi Rusia.
Mereka juga dikabarkan tidak akan mungkin mematuhi perintah untuk meluncurkan senjata nuklir.
"Saya pikir elite informasi di dalam pasukan keamananlah yang memahami bahwa perang telah kalah," ujar Grozev saat berbicara kepada Radio Liberty.