Konflik Rusia Vs Ukraina
Belarus Tuding Ukraina Serang Perbatasan, Isyarat akan Bergabung dengan Tentara Rusia?
Belarus mengaku telah mengamati peningkatan aktivitas militer Ukraina di sepanjang perbatasan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Belarus mengaku telah mengamati peningkatan aktivitas militer Ukraina di sepanjang perbatasan.
Pihak Minks yang pro-Rusia menuding Ukraina telah melakukan sabotase dan penyerangan di dekat wilayahnya.
Tak hanya itu, sejumlah tentara dikabarkan menyusup ke wilayah Belarus untuk misi yang belum diketahui.

Baca juga: Pergerakan Besar NATO Terdeteksi di Perbatasan Rusia dan Belarus, Persiapan Perang Dunia III?
Baca juga: Aliansi Anti Perang Rusia, Ukraina dan Belarus Desak Swiss Deportasi Kekasih dan Anak Putin
Dilansir TribunWow.com dari RT, Minggu (22/5/2022), klaim ini disampaikan oleh kata kepala Dewan Keamanan Belarusia Alexander Volfovich.
Ia mengatakan pasukan Ukraina telah berkumpul di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan.
Menurut pejabat itu, beberapa kelompok penyabotase sudah memasuki wilayah Belarus.
"Pekerjaan rekayasa sedang berlangsung di sepanjang perbatasan Ukraina-Belarus, penempatan ranjau darat dan pembuatan barikade," kata Volfovich kepada saluran TV Belarus-1.
"Kelompok penyabot dan pengintai aktif, mereka juga menyusup ke wilayah Belarusia."
Menurut laporan, Kiev telah mengumpulkan unit militer yang cukup besar di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan.
Sekitar 10.500 tentara Ukraina kabarnya sudah ditempatkan di wilayah Rovno barat laut, dengan 4.500 lainnya dikumpulkan di timur dekat Chernigov.
Sementara, sekitar 5.500 pasukan lainnya berkumpul di Ukraina tengah di luar Kiev.
Hubungan antara Minsk dan Kiev, yang sudah tegang, semakin memburuk sejak dimulainya konflik Rusia melawan Ukraina pada Februari.
Pasukan Rusia menyerang Ukraina dari berbagai arah, termasuk dari wilayah Belarusia.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Minsk mungkin terlibat langsung dalam peperangan itu.
Namun Belarus, bagaimanapun, telah secara konsisten membantah rencana untuk bergabung dengan Rusia dalam serangannya.