Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

3 Bulan Konflik di Ukraina, Korban Jiwa Tentara Rusia Mirip Perang 9 Tahun Uni Soviet di Afghanistan

Pemerintah Inggris menyoroti tingginya korban jiwa para tentara Rusia yang gugur dalam konflik di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Aris Messinis/AFP
Penampakan tentara Ukraina di negara mereka dalam konflik melawan Rusia, 14 Maret 2022. 

TRIBUNWOW.COM - Intelijen Kementerian Pertahanan Inggris menyoroti tingginya jumlah korban tewas tentara Rusia yang berkonflik di Ukraina.

Konflik di Ukraina yang baru saja terjadi selama beberapa bulan disebut memakan korban jiwa yang mirip dengan konflik di masa lampau yang terjadi selama beberapa tahun.

Informasi ini disampaikan oleh Kemenhan Inggris lewat akun Twitter resmi mereka @DefenceHQ, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Putin Dikabarkan Absen sejak Selasa, Media Oposisi Rusia Sebut Perannya Diganti Sosok Ini

Baca juga: Tak Percaya Rusia, Ukraina Tegas Menolak Gencatan Senjata jika Harus Korbankan Wilayah

Dikutip TribunWow.com dari Twitter @DefenceHQ, ada tiga poin yang disampaikan oleh Kemenhan Inggris.

Pertama adalah tentang korban jiwa. Dijelaskan, jumlah korban tewas tentara Rusia pada konflik di Ukraina yang baru terjadi selama tiga bulan, mirip dengan perang yang dilakukan oleh Uni Soviet di Afghanistan selama sembilan tahun.

Pada poin kedua, dijelaskan oleh Kemenhan Inggris alasan tingginya jumlah tentara Rusia yang tewas.

Alasan tersebut di antaranya adalah taktik perang yang digunakan berlevel rendah, minimnya bantuan udara dan fleksibilitas.

Kemudian disebut terjadi kesalahan terus menerus dalam operasi militer yang dilakukan oleh Rusia.

Selanjutnya pada poin ketiga, Kemenhan Inggris menyebut semakin tinggi kemungkinan masyarakat di Rusia menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap operasi militer spesial yang dilakukan oleh presiden Rusia Vladimir Putin.

Di sisi lain, seorang pria asal Plymouth, Inggris bernama Andrew (35) merasa telah dimanipulasi agar membantu tentara Ukraina di garis depan memerangi pasukan militer Rusia.

Andrew mengaku, awalnya ia pergi menjadi relawan ke Ukraina untuk mengobati para warga sipil bukan untuk berperang.

Meskipun sempat bergabung dengan pasukan militer Inggris, Andrew sendiri tidak memiliki pengalaman langsung bertarung di medan perang.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, selama di Inggris, Andrew bekerja sebagai kuli proyek.

Baca juga: Sebut Penolakan Barat Jadi Akar Perang Rusia dan Ukraina, Politisi Jerman: AS Menertawakan Kami

Ia pergi meninggalkan istri, anak, dan pekerjaannya karena berniat membantu warga sipil di Ukraina.

"Saya tidak di sana untuk berperang, jadi saya menyerah," ungkap Andrew saat diwawancarai rt.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAfganistanUni SovietInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved