Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sendirian Protes soal Konflik di Ukraina, Warga Rusia Tuliskan Ini di Dinding Pusat Perbelanjaan

Seorang diri, pria di Rusia memprotes tentang konflik yang kini terjadi di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
bbc.com
Di sebuah kota kecil di Rusia bernama Russko-Vysotskoye, pria bernama Dmitry Skurikhin seorang diri memprotes konflik yang terjadi di Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Di sebuah kota kecil di Rusia bernama Russko-Vysotskoye, pria bernama Dmitry Skurikhin seorang diri memprotes konflik yang terjadi di Ukraina.

Skurikhin menyuarakan protes terhadap perang dengan cara menulis menggunakan cat di tembok sebuah pusat perbelanjaan.

Bangunan pusat perbelanjaan tersebut diketahui dimiliki oleh Skurikhin.

Baca juga: Terjerat Kasus Kejahatan Perang, Tentara Rusia Berusia 21 Tahun Ngaku Tak Berniat Bunuh Warga Sipil

Baca juga: Putin Puji Perjuangan Para Tentara Rusia yang Muslim di Ukraina: Menunjukkan Keberanian

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, ada dua jenis tulisan dalam dinding tersebut.

Pada jenis tulisan pertama, terdapat dua buah kalimat berkuran besar bertuliskan 'Damai untuk Ukraina, Merdeka untuk Rusia.'

Di bawah dua tulisan tersebut, Skurikhin menuliskan beberapa kata kecil dengan warna merah menyala.

Kota-kota tersebut di antaranya adalah Mariupol, Bucha, Kherson, Chernihiv, dan banyak kota lainnya.

"Saya rasa ini adalah cara yang baik untuk menyampaikan informasi," ujar Skurikhin.

Skurikhin menyampaikan, pada awal konflik terjadi, masyarakat di Rusia tidak tahu persis apa yang sedang terjadi.

"Mereka (masyarakat Rusia) berpikir operasi spesial dilakukan untuk menghilangkan pecandu obat-obatan terlarang dari pemerintahan Ukraina. Mereka tidak tahu Rusia menyerang kota-kota Ukraina," kata Skurikhin.

Skurikhin menyadari risiko yang ia hadapi ketika melakukan ini.

Menurut pengakuan Skurikhin, ada orang tak dikenal menuliskan 'pengkhianat' di pintu rumahnya.

Begitu pula pihak kepolisian beberapa kali berkunjung ke kediaman Skurikhin.

Pada akhirnya Skurikhin dikenai denda karena mendiskreditkan pasukan militer Rusia.

"Saya tidak dapat duduk diam tidak melakukan apapun," ungkap Skurikhin.

Baca juga: Suaminya Dibunuh Tentara Rusia, Wanita di Ukraina Sempat Merasa Kasihan ke Pelaku

Nasib Pelaku Penyiram Cairan Merah ke Dubes Rusia

Di sisi lain, seorang wanita Ukraina yang menyiram duta besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreyev, dengan cairan merah telah meninggalkan Warsawa.

Ia mengaku dibanjiri ancaman pembunuhan setelah aksinya yang viral untuk memprotes perang di Ukraina.

Tak hanya itu, aktivis sekaligus jurnalis itu mengaku data pribadinya telah disebarkan di media-media Rusia.

Duta besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreyev diserang oleh demonstran di tengah acara perayaan hari kemenangan Rusia yang jatuh pada Senin (9/5/2022). (YouTube Daily Mail)
Duta besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreyev diserang oleh demonstran di tengah acara perayaan hari kemenangan Rusia yang jatuh pada Senin (9/5/2022). (YouTube Daily Mail) (YouTube Daily Mail)

Baca juga: Kunjungi Monumen Perang Dunia 2, Dubes Rusia di Polandia Disiram Sirup Warna Merah

Baca juga: Alami Sabotase, Fasilitas dan Pabrik Militer Rusia Meledak Diduga Aksi Protes Perang Ukraina

Wanita bernama Iryna Zemliana itu mengatakan bahwa dalam beberapa jam setelah melempar Andreyev dengan cairan seperti darah, dia mendapat berbagai ancaman di media sosial.

"Sepertinya Rusia siap membunuh untuk duta besar mereka yang sedikit ternoda borscht karena dia berdiri di dekat saya," kata Zemliana dikutip TribunWow.com dari Daily Mail, Rabu (18/5/2022).

"Saya mendapat ribuan pesan ancaman. Saya belum pernah melihat serangan besar-besaran dalam hidup saya."

Dia menambahkan bahwa dalam beberapa jam pertama setelah kejadian, semua data pribadinya termasuk nomor paspor, alamat di Ukraina, nomor telepon, email dan semua akun media sosial telah diposting ke saluran media sosial Rusia Telegram.

Sebuah pesan yang diposting di samping data mengatakan dia harus 'dihancurkan' dan sekarang wanita itu secara teratur menerima ancaman kematian, mutilasi, dan pemerkosaan.

Banyak dari pesan kebencian itu turut menyertakan gambar-gambar mengerikan.

"Secara harfiah semua teman saya dibanjiri pesan. Seseorang menelepon setiap tiga menit dari nomor yang tidak dikenal, email datang setiap menit, semua surat macet (saya jadi tidak punya pekerjaan), telepon tidak berguna," tutur Zemliana.

"Dan 25 ribu bot terdaftar di Instagram saya dalam beberapa jam."

Setelah melaporkan ancaman kepada polisi, dia mengatakan bahwa dia diberitahu situasinya sangat serius.

Melalui postingan di Facebook pribadinya, Zemliana berkata ia harus mencari suaka di luar ibu kota Polandia.

"Saya telah dipaksa untuk meninggalkan Warsawa di bawah perlindungan, karena bisa berbahaya bagi saya di sana," tulis Zemliana.

"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya harus melarikan diri dua kali."

Diketahui, Andreyev dihadang oleh pengunjuk rasa ketika ia mencoba untuk menandai Hari Kemenangan - penyerahan Nazi Jerman pada tahun 1945 - pada upacara Militer Soviet di ibu kota Polandia.

Dia dihalangi memasuki pemakaman oleh kerumunan yang mengibarkan bendera Ukraina di wajahnya dan meneriakkan 'fasis' sebelum orang-orang mulai melemparkan barang-barang ke arahnya.

Andreyev dan petugas keamanannya dipukul beberapa kali dengan proyektil sebelum Zemliana menyiramnya dengan darah palsu.

Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau kemudian menyebut insiden itu menyedihkan, meskipun Menteri Dalam Negeri Mariusz Kaminski mengatakan kemarahan di balik protes itu dapat dimengerti.

Kaminski menambahkan bahwa duta besar telah diperingatkan untuk tidak menghadiri pemakaman sebelum serangan itu.

Andreyev kemudian mengatakan bahwa dia tidak terluka selama serangan itu.

Namun insiden itu menambah ketegangan yang telah terbangun antara Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya sejak invasi ke Ukraina. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved