Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Menikah saat Konflik, Wanita di Ukraina Menjanda dalam Waktu 3 Hari karena Serangan Tentara Rusia

Nasib miris dialami oleh seorang wanita di Ukraina ditinggal mati suaminya yang tewas karena serangan tentara Rusia seusai menikah di tengah konflik.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Thesun.co.uk
Seorang wanita bernama Valeria Karpylenko terpaksa menjanda dalam waktu tiga hari seusai suaminya yakni Andriy Koaztsky tewas diserang pasukan militer Rusia. 

Kementerian pertahanan Rusia juga telah merilis video pada hari Rabu tentang pasien yang dikatakannya tentara Ukraina di rumah sakit Novoazovsk yang dikuasai Rusia.

Dalam video tersebut, sekelompok pria ditampilkan berbaring di tempat tidur di sebuah ruangan.

Seorang tentara mengatakan dia diperlakukan secara normal, menambahkan bahwa dia tidak sedang ditekan secara psikologis.

Zakharova juga mengatakan kepada wartawan bahwa semua tentara Azovstal yang terluka akan diberikan perawatan medis yang berkualitas.

Namun hingga saat ini, Ukraina belum mengomentari pembaruan terbaru Rusia.

Dalam pidatonya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan sebuah misi evakuasi terus berlanjut dengan bantuan dari mediator internasional paling berpengaruh.

Denis Pushilin, kepala republik Donetsk yang memproklamirkan diri, mengatakan pada hari Rabu bahwa komandan tingkat tertinggi masih bersembunyi di pabrik.

Sebelumnya, para pejabat Ukraina mengatakan beberapa tentaranya tetap tinggal.

Kedua pihak dalam perang itu praktis tidak merilis rincian kesepakatan yang menyebabkan penyerahan pasukan, yang bersembunyi selama berminggu-minggu di jaringan terowongan dan bunker yang luas di bawah pabrik baja.

Wakil menteri pertahanan Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa tentara tersebut akan dibawa pulang dalam pertukaran tahanan.

Tetapi sejumlah pejabat Rusia pada hari Rabu mengulangi pernyataan yang dibuat sehari sebelumnya oleh kelompok garis keras lainnya bahwa tentara harus diadili.

Pushilin sempat menyerukan pengadilan internasional untuk memutuskan nasib tentara tersebut.

"Adapun penjahat perang serta mereka yang nasionalis, nasib mereka, jika mereka meletakkan senjata, harus diputuskan oleh pengadilan," kata Pushilin.

"Jika musuh telah meletakkan senjata, maka nasibnya akan diputuskan oleh pengadilan. Jika itu adalah penjahat Nazi, maka itu adalah pengadilan."

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, yang pasukannya telah berpartisipasi dalam pertempuran untuk Mariupol, mengatakan resimen Azov, tidak boleh ditukar dan harus dihukum.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved