Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Rusia Sebut AS Berutang pada China, Tak Punya Rp 580 Triliun yang Dijanjikan ke Ukraina
Media Rusia menyebut Amerika Serikat sampai harus berhutang kepada China demi membantu Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Namun RUU itu terhambat oleh Rand Paul dari Partai Republik, yang menuntut kontrol yang lebih besar atas pengeluaran AS.
Baca juga: VIDEO Kongres AS Setujui Paket Bantuan Besar-besaran untuk Bantu Ukraina, Jumlahnya Fantastis
Baca juga: Jor-joran Kirim Bantuan Militer, Joe Biden Pertama Kali Tolak Permintaan Ukraina untuk Senjata Ini
Stok Senjata AS 7 Tahun Habis untuk Ukraina
Pemerintah Amerika Serikat (AS) diketahui telah menghabiskan stok senjata selama tujuh tahun untuk dikirimkan ke Ukraina yang kini berkonflik melawan Rusia.
Saat ini AS tengah mencari cara bagaimana melindungi Taiwan dari potensi konflik yang kemungkinan terjadi melawan China.
Informasi habisnya stok senjata di AS disampaikan oleh politisi Partai Republik dari Wisconsin, Mike Gallagher.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Gallagher menyebut stok persenjataan AS kini tengah menipis.
"Kita baru saja menghabiskan stok (senjata) Javelin selama tujuh tahun," ujar Gallagher.
Gallagher menyampaikan, AS kini juga sedang berusaha untuk melindungi Taiwan dari agresi Partai Komunis China.
"Mereka akan membutuhkan akses yang sama untuk beberapa senjata tersebut dan kami tidak punya stok yang tersedia untuk menutupi apa yang kami habiskan di Ukraina," katanya.
Di sisi lain, seorang komandan Ukraina yang ditahan Rusia mengungkap bantuan senjata dari Amerika Serikat yang ternyata tak berguna.
Ia menyinggung sistem anti-tank kebanggaan AS, Javelin, yang ternyata kurang efektif digunakan dalam perang.
Selain itu, peluncur rudal yang dipasok Inggris juga memiliki kelemahan ketika digunakan.
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RT, Minggu (8/5/2022), sistem anti-tank Javelin buatan AS telah dipuji karena keefektifannya oleh pejabat Washington.
Senjata pertahanan ini telah diubah oleh Media Barat menjadi simbol perlawanan Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Tetapi seorang komandan marinir Ukraina, yang akhirnya ditangkap selama pertempuran untuk Mariupol, mengungkapkan perangkat keras itu tidak benar-benar sesuai dengan klaimnya.