Konflik Rusia Vs Ukraina
Kadyrov Nyatakan Rusia Perang Lawan NATO di Ukraina, Sebut Pengabdi Setan dan Tuntut Permintaan Maaf
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan hal kontroversial mengenai perang Rusia dan Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Diketahui, dengan latar belakang invasi Rusia di Ukraina, banyak negara Barat telah memperkenalkan beberapa paket pembatasan terhadap Rusia.
Sejumlah bank domestik terputus dari sistem SWIFT, Visa dan Mastercard berhenti melayani kartu bank Rusia di luar negeri, dan sejumlah perusahaan global mengumumkan penarikan mereka dari pasar Rusia.
"Kami tidak bisa dicampakkan dan bertekuk lutut. Mereka harus mengakui, meminta maaf, dan mencabut semua sanksi terhadap Rusia," tegas Kadyrov.
Kadyrov mencatat bahwa lebih dari 40 negara menentang Rusia, dan mereka berusaha menjatuhkan sanksi terhadap seluruh rakyat Rusia.
Baca juga: Tak Gubris Rusia, Finlandia dan Swedia Resmi Daftar Keanggotaan NATO meski Ditentang Turki
Baca juga: Sempat Ancam dengan Nuklir, Putin Kini Mengaku Rusia Tak Punya Masalah dengan Finlandia dan Swedia
Sebut Rusia Baru Kerahkan 1 Persen Kekuatan
Sebelumnya, Kadyrov menilai Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah salah langkah.
Ia menyebut Zelensky tidak tahu apa yang dilakukan karena telah menyerahkan Ukraina ke dalam genggaman Amerika.
Menurut Kadyrov, Rusia hanya mengerahkan sebagian kecil kekuatan di Ukraina.
Ia mengatakan sangat mudah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin jika ingin mengubah pemerintahan di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Kamis (12/5/2022), Kadyrov mengunggah video pernyataan tersebut melalui akun Telegram pribadinya.
Ia menuding Zelensky tak tahu dampak dari keputusannya untuk lebih condong ke Barat.
Adapun relasi Ukraina dengan Amerika juga dinilai akan lebih merugikan penduduk di Kiev karena hanya akan menjadi bawahan Washington.
"Menyerahkan negaramu jadi pijakan kaki Amerika agar mereka berperang melawan saudara-saudara Ukraina- Rusia, bagaimana mungkin?," kata Kadyrov.
"Saya pikir dia (Zelensky) adalah pria normal, berpendidikan. (Tapi) akhir-akhir ini dia tidak tahu apa yang dia bicarakan dan apa yang dia lakukan."
Menurut Kadyrov, Zelensky hanya membual saat membicarakan mengenai semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.