Konflik Rusia Vs Ukraina
260 Tentara Ukraina Berhasil Dievakuasi dari Pabrik Baja Mariupol, Ini Tawaran yang Disetujui Rusia
Ukraina berhasil membebaskan ratusan tentaranya yang terjebak di pabrik baja Azovtal, Mariupol.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ukraina berhasil membebaskan ratusan tentaranya yang terjebak di pabrik baja Azovtal, Mariupol.
Setelah dikepung Rusia selama berminggu-minggu, lebih dari 260 tentara Ukraina telah dievakuasi.
Adapun pembebasan tersebut berhasil dilakukan dengan syarat adanya pertukaran tahanan.

Baca juga: Merasa Ditipu Pemerintah, Komandan Ukraina di Mariupol Menyerah ke Rusia, Sebut Ditinggal untuk Mati
Baca juga: 3 Kesaksian Warga Mariupol, Ditelanjangi hingga Lihat Rasa Malu di Mata Tentara Rusia
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (16/5/2022), Anna Malyar, wakil menteri pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa 53 pejuang yang terluka parah dibawa dari pabrik baja Azovstal ke sebuah rumah sakit di Novoazovsk.
Sementara, 211 pejuang tambahan dievakuasi ke Olenivka melalui koridor kemanusiaan.
Ia menambahkan bahwa sebuah pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka.
Malyar mengatakan bahwa misi sedang dilakukan untuk menyelamatkan pejuang yang tersisa di dalam pabrik baja Azovstal, benteng perlawanan terakhir di Mariupol.
“Berkat para pembela Mariupol, Ukraina mendapatkan waktu yang sangat penting,” kata Malyar.
"Dan mereka memenuhi semua tugas mereka. Tetapi tidak mungkin untuk membuka blokir Azovstal dengan cara militer."
Azovstal telah menjadi simbol perlawanan Ukraina terhadap invasi berkelanjutan Rusia ke negara itu.
Sekitar 600 tentara diyakini berada di dalam pabrik, di mana mereka terus bertempur bahkan setelah seluruh kota jatuh ke tangan pasukan Rusia.
"Kami berharap bahwa kami akan dapat menyelamatkan nyawa orang-orang kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pidato pada Senin malam.
"Ada yang terluka parah di antara mereka. Mereka menerima perawatan. Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina hidup-hidup."
Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, melaporkan dari Odesa, mengatakan sebuah sumber mengindikasikan bahwa sejumlah anggota resimen Azov sayap kanan telah memutuskan untuk menyerah, tetapi belum ada konfirmasi resmi.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mendengar dari Presiden Zelensky dan dari pejabat senior lainnya di sini bahwa ini adalah negosiasi yang sangat sulit," kata Abdel-Hamid.