Konflik Rusia Vs Ukraina
Dituduh Lakukan Kekerasan Seksual ke Anak di Ukraina, Rusia Balik Bongkar Taktik Pasukan Ukraina
Pemerintah Rusia tegas membantah telah melakukan kekerasan kepada anak-anak saat melakukan invasi di Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Dan iya, saya menyadari itu adalah Sashenka (Sasha)," kata Anna.
Jasad Anna kemudian dimandikan dan dirapikan oleh bibinya.
Anna bercerita, semasa anaknya hidup, Sasha adalah seorang bocah yang baik dan dicintai oleh semua orang.
"Dia (Sasha) mengucapkan saya cinta kamu ke semua orang yang dia suka."
Saat konflik terjadi, Sasha diketahui tinggal dengan neneknya Zoya (59) di sebuah wilayah yang terletak di utara Kota Kyiv/Kiev.
Kala itu rute untuk kabur hanya tersedia via jalur air, sehingga masyarakat memilih untuk pergi menggunakan kapal.
Mirisnya saat itu kapal Sasha justru terbalik di tengah perjalanan.
Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky para tentara Rusia turut melakukan penyerangan ke kapal yang dinaiki oleh warga sipil tersebut.
Barulah pada 11 Maret kapal yang dinaiki Sasha ditemukan di wilayah Tolokun sekitar tiga mil dari tempat Sasha berangkat.
Namun jasad Sasha baru ditemukan pada 5 April.
Anna menyalahkan kematian anaknya kepada tentara Rusia dan Putin.
"Saya tidak menginginkannya (Putin) mati. Saya tidak berharap apapun. Hidupnya sangat jelek, dan dia tidak akan menjadi kaisar seperti yang ia inginkan," ujar Anna.
Baca juga: Dipasok Barat, Ukraina Lancarkan Serangan Balasan, Rebut Kharkiv dan Pukul Mundur Tentara Rusia
Baca juga: 3 Aksi Tentara Azov di Ukraina, Bongkar Kebobrokan Militer hingga Siksa Tentara Rusia
Sementara itu, beredar dua informasi bertentangan tentang konflik yang terjadi di pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina.
Di tengah gencatan senjata untuk proses evakuasi, konflik kembali pecah pada Selasa (3/5/2022).
Pihak Ukraina menyebut pasukan militer Rusia yang memulai serangan.