Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Warga Siram Sirup ke Dubes Rusia saat Tabur Bunga, Menteri Polandia Memaklumi: Emosi Wanita Ukraina

Menteri Dalam Negeri Polandia memaklumi serangan yang dilakukan oleh demonstran di Warsaw ke Dubes Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Daily Mail
Duta besar Rusia untuk Polandia, Sergey Andreyev diserang oleh demonstran di tengah acara perayaan hari kemenangan Rusia yang jatuh pada Senin (9/5/2022). 

Tetapi menurut perwira tersebut, senjata ini juga memiliki kekurangan.

"Mengenai peluncur rudal NLAW, kami lebih sering menggunakannya daripada Javelin, tetapi memiliki masalah tersendiri dengan baterai yang terkuras dalam kondisi dingin, sehingga tidak mungkin diluncurkan,” ungkap Baranyuk.

Rudal Javelin yang ditembakkan dari bahu dilengkapi dengan panduan inframerah dan dikatakan mengadopsi lintasan 'serangan atas' untuk menyerang atap tank, yang merupakan bagian yang paling rentan.

Sama seperti NLAW, mereka adalah senjata 'tembak-dan-lupakan', yang berarti bahwa rudal itu mengarahkan dirinya sendiri ke sasarannya.

Diketahui, Baranyuk dan marinirnya telah ditugaskan untuk menjaga pinggiran utara Mariupol, sebuah kota pelabuhan strategis di tenggara Ukraina.

Komandan itu ditangkap dalam upaya yang gagal untuk melarikan diri dari kota tersebut.

Ia mengaku mencoba lari bersama dengan beberapa orang yang setia setelah menyadari bahwa janji Kiev untuk mengirim bantuan kepada pasukannya yang dikepung adalah kebohongan.

Baca juga: AS Akui Bantu Ukraina Lenyapkan Jenderal-jenderal Perang Rusia dengan Cara Berikut Ini

Baca juga: VIDEO Tentara Ukraina Gunakan Meriam Canggih dari AS, Sekali Tembakan Butuh Biaya Rp 1,4 Miliar

Jumlah Bantuan AS untuk Ukraina

Pemerintah Amerika Serikat (AS) saat ini telah mengeluarkan hampir Rp 50 triliun hanya untuk mengirim senjata ke Ukraina.

Dari total jumlah tersebut, kini hanya tersisa Rp 3 miliar saja.

Diketahui anggaran awal bantuan militer AS untuk Ukraina adalah sebesar 3,5 miliar USD atau setara Rp 50 triliun.

Namun karena dana tersebut hampir habis, pemerintah AS mengajukan kepada kongres tambahan anggaran untuk bantuan militer sebesar 33 miliar USD atau setara Rp 479 triliun.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, pemerintah AS kini tengah meminta persetujuan kepada kongres.

Informasi ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.

Presiden AS Joe Biden telah menandatangani permintaan anggaran ini pada Kamis (28/4/2022).

Biden mengakui 33 miliar USD bukanlah jumlah yang murah.

Namun menurutnya hal ini diperlukan untuk mengatasi agresi Rusia di Ukraina.

Psaki bahkan menyebut dana bantuan militer ini bersifat darurat layaknya dana untuk mengurus Covid-19.

Psaki menyampaikan, uang milyaran USD itu nantinya akan digunakan untuk membeli senjata dan peralatan militer yang dibutuhkan oleh Ukraina.

AS diketahui merupakan negara yang mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina dalam jumlah yang sangat besar.

Bahkan baru-baru ini, DPR AS menyetujui sebuah RUU yang akan semakin mempermudah AS untuk mengirimkan senjata ke Ukraina.

Namun bantuan senjata tersebut ternyata tidaklah diberikan secara cuma-cuma.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, anggota parlemen Rusia, Vyacheslav Volodin membongkar RUU yang baru saja disetujui oleh DPR AS.

RUU tersebut diketahui bernama Undang-Undang Pinjam-Sewa Pertahanan Demokrasi Ukraina.

Kini RUU itu hanya tinggal menunggu tanda tangan Presiden AS Joe Biden sebelum berlaku.

"Motif Washington jelas terlihat," tulis Volodin di akun sosmednya.

Volodin menyampaikan, dengan adanya aturan baru ini, AS sesungguhnya berusaha mencari untung besar-besaran untuk perusahaan senjatanya.

Volodin memperingatkan, Ukraina terancam berutang ke AS hingga generasi-generasi selanjutnya.

"Zelensky memimpin negara ke dalam lubang utang," kata Volodin.

Program baru ini ternyata pernah diadopsi oleh pemerintah AS pada era perang dunia ke-2 dulu.

Pada saat itu AS mengirimkan bantuan militer ke pihak yang berperang, namun aturan baru ini disetujui 417 anggota senat oleh 10 anggota senat.

Dalam RUU baru ini, DPR AS mengizinkan pemerintah AS untuk meminjamkan atau menyewakan alat-alat pertahanan kepada Ukraina atau seluruh negara Eropa Timur yang kini terdampak invasi pasukan militer Rusia.

Bantuan militer dari AS ini nantinya ditujukan untuk memperkuat pertahanan negara dari invasi pasukan militer Rusia agar bisa melindungi warga sipil.

Namun hal yang menjadi pertanyaan adalah mampukah Ukraina membayar?

Pada RUU ini, negara yang mendapat pinjaman atau sewaan bantuan militer diwajibkan untuk mengembalikannya atau membayarnya.

Ukraina sendiri saat ini tengah memohon kepada negara-negara Uni Eropa dan AS agar dikirimkan bantuan sebesar 7 miliar USD per bulan atau setara dengan Rp 101 triliun hanya untuk membayar gaji dan pensiun. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyPolandia
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved