Konflik Rusia Vs Ukraina
AS Akui Bantu Ukraina Lenyapkan Jenderal-jenderal Perang Rusia dengan Cara Berikut Ini
Pejabat AS dilaporkan telah mengkonfirmasi bahwa mereka memberikan informasi intelijen yang telah membantu pasukan Ukraina membunuh jenderal Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengakuan mengejutkan datang dari pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengungkap kerjasama rahasia negaranya dengan Ukraina.
AS rupanya telah terlibat sangat dalam pada konflik Rusia dan Ukraina tersebut.
Pasalnya, AS telah membantu memberikan keuntungan perang pada Ukraina dengan menyebabkan kematian jenderal-jenderal Rusia di medan perang.

Baca juga: Takut Mati Jadi Motivasi Putin Invasi Ukraina, Eks Jenderal Tentara AS: Akan Lakukan Apapun
Baca juga: Saat Proses Evakuasi, Wanita di Mariupol Melihat Adanya Rasa Malu di Mata Para Tentara Rusia
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (5/5/2022), pejabat AS dilaporkan telah mengkonfirmasi bahwa mereka memberikan informasi intelijen yang telah membantu pasukan Ukraina.
Informasi itu telah menargetkan dan membunuh banyak jenderal Rusia yang tewas dalam perang Ukraina.
Menurut klaim di New York Times, pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya itu tampaknya mengkonfirmasi kecurigaan yang selama ini dikhawatirkan Rusia.
Dikatakan bahwa AS memasok intelijen yang dapat ditindaklanjuti secara real time untuk membantu militer Ukraina memilih target bernilai tinggi.
Tampil untuk mengkonfirmasi klaim tersebut, juru bicara Pentagon, John Kirby, mengakui AS memberikan Ukraina informasi dan intelijen yang dapat mereka gunakan untuk membela diri.
Meskipun, Adrienne Watson, juru bicara dewan keamanan nasional, mengatakan informasi rahasia itu tidak diberikan dengan niat untuk membunuh jenderal Rusia.
Pengakuan bantuan intelijen AS dalam menargetkan pasukan Rusia, adalah eskalasi lebih lanjut dalam apa yang semakin menjadi perang proksi antara AS, dengan sekutu baratnya, dan pasukan Rusia di Ukraina.
Beberapa pejabat Eropa menyatakan kegelisahan tentang klaim tersebut.
"Kami harus sangat berhati-hati dengan apa yang kami beri pengarahan, karena dua alasan: untuk keamanan operasi di lapangan dan karena kami tidak ingin berperang dengan Rusia," kata seorang dari mereka.
Yang lain, yang diberi pengarahan dengan baik tentang masalah ini, mengatakan klaim itu menyesatkan.
"Saya tidak berpikir bahwa informasi yang diterbitkan di New York Times tentang penargetan jenderal Rusia tidak akurat,” kata pejabat itu.
"Alasan mengapa pasukan Ukraina berhasil menargetkan jenderal Rusia adalah karena Rusia menerapkan doktrin bekas Uni Soviet. Ukraina cukup pintar untuk mengetahui area mana yang perlu mereka targetkan begitu pasukan Rusia dikerahkan di lapangan."