Konflik Rusia Vs Ukraina
Stok Senjata 7 Tahun Habis untuk Ukraina, AS Kini Cari Cara untuk Atasi Potensi Taiwan Vs China
Pemerintah AS mengakui ada stok senjata mereka selama tujuh tahun habis dikirimkan untuk Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Unit Baranyuk juga dipersenjatai dengan Next-generation Light Anti-tank Weapons (NLAW), yang dipasok oleh Inggris.
Tetapi menurut perwira tersebut, senjata ini juga memiliki kekurangan.
"Mengenai peluncur rudal NLAW, kami lebih sering menggunakannya daripada Javelin, tetapi memiliki masalah tersendiri dengan baterai yang terkuras dalam kondisi dingin, sehingga tidak mungkin diluncurkan,” ungkap Baranyuk.
Rudal Javelin yang ditembakkan dari bahu dilengkapi dengan panduan inframerah dan dikatakan mengadopsi lintasan 'serangan atas' untuk menyerang atap tank, yang merupakan bagian yang paling rentan.
Sama seperti NLAW, mereka adalah senjata 'tembak-dan-lupakan', yang berarti bahwa rudal itu mengarahkan dirinya sendiri ke sasarannya.
Diketahui, Baranyuk dan marinirnya telah ditugaskan untuk menjaga pinggiran utara Mariupol, sebuah kota pelabuhan strategis di tenggara Ukraina.
Komandan itu ditangkap dalam upaya yang gagal untuk melarikan diri dari kota tersebut.
Ia mengaku mencoba lari bersama dengan beberapa orang yang setia setelah menyadari bahwa janji Kiev untuk mengirim bantuan kepada pasukannya yang dikepung adalah kebohongan.
Baca juga: AS Akui Bantu Ukraina Lenyapkan Jenderal-jenderal Perang Rusia dengan Cara Berikut Ini
Baca juga: VIDEO Tentara Ukraina Gunakan Meriam Canggih dari AS, Sekali Tembakan Butuh Biaya Rp 1,4 Miliar
Jumlah Bantuan AS untuk Ukraina
Pemerintah Amerika Serikat (AS) saat ini telah mengeluarkan hampir Rp 50 triliun hanya untuk mengirim senjata ke Ukraina.
Dari total jumlah tersebut, kini hanya tersisa Rp 3 miliar saja.
Diketahui anggaran awal bantuan militer AS untuk Ukraina adalah sebesar 3,5 miliar USD atau setara Rp 50 triliun.
Namun karena dana tersebut hampir habis, pemerintah AS mengajukan kepada kongres tambahan anggaran untuk bantuan militer sebesar 33 miliar USD atau setara Rp 479 triliun.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, pemerintah AS kini tengah meminta persetujuan kepada kongres.
Informasi ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.