Konflik Rusia Vs Ukraina
Nilai Putin Sama Dengan Nazi, Inggris Sebut Invasi ke Ukraina Nodai Peringatan Hari Kemenangan 9 Mei
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin dan lingkaran politik dalamnya mencerminkan fasisme Nazi melalui invas
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Mereka tidak hanya terlibat dalam invasi ilegal dan kejahatan perang, tetapi petinggi mereka telah gagal pangkat dan arsip mereka sendiri sejauh mereka harus diadili di pengadilan militer," ujar Wallace.
Militer Rusia teretahan di Ukraina setelah lebih dari dua bulan pertempuran, termasuk upaya yang gagal untuk merebut ibu kota Kyiv.
Kini Rusia mencoba mengerahkan pasukan massal di timur untuk mendapatkan keuntungan teritorial dalam pertempuran di wilayah Donbas.
Baca juga: Luncurkan Rudal Iskander, Rusia Berhasil Hancurkan Pasokan Senjata Barat untuk Ukraina
Baca juga: Senjata Bantuan AS Tak Berguna, Komandan Ukraina Sebut Sistem Anti Tank Javelin Tak Bisa Halau Rusia
Tokoh Rusia Anggap Perlu Praktikkan Hukuman Ala Nazi
Figur publik Rusia memberikan pernyataan kontroversial mengenai konflik di Ukraina.
Ia menyebutkan mengenai ancaman tanpa ampun bagi para penentang invasi Rusia ke Ukraina.
Dikatakan bahwa hukuman tersebut mencangkup praktik terlarang yang pernah diterapkan oleh Nazi di masa lalu.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Kamis (5/5/2022), Karen Shakhnazarov, seorang pembuat film pro-Putin, mengecam setiap penentang huruf Z yang merupakan simbol invasi Rusia.
Ia mengatakan lawan tersebut akan menghadapi tindakan tanpa belas kasih dari Rusia.
Dalam acara yang disiarkan saluran televisi milik negara, Rusia 1, ia memperingatkan bahwa penentang perang Rusia di Ukraina akan menghadapi hukuman keras termasuk kamp konsentrasi dan sterilisasi.
"Penentang huruf Z harus memahami bahwa jika mereka mengandalkan belas kasihan, tidak, tidak akan ada belas kasihan bagi mereka," kata Shakhnazarov, yang memimpin studio film Mosfilm yang didukung Kremlin.
"Semuanya menjadi sangat serius. Dalam hal ini, itu berarti kamp konsentrasi, pendidikan ulang dan sterilisasi."
Shakhnazarov kemudian mengklaim komentarnya telah diambil di luar konteks, tetapi tidak memberi keterangan lebih jauh.
Seolah mengonfirmasi pernyataan tersebut, sebelumnya santer diberitakan bahwa ribuan penduduk Mariupol dibawa paksa pasukan Rusia.
Hingga saat ini belum diketahui nasib penduduk yang didominasi wanita dan anak-anak tersebut.