Konflik Rusia Vs Ukraina
Luncurkan Rudal Iskander, Rusia Berhasil Hancurkan Pasokan Senjata Barat untuk Ukraina
Angkatan Bersenjata Rusia telah menggunakan rudal Iskander untuk menghancurkan pasokan senjata Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Iskander merupakan sistem rudal balistik bergerak dengan nama sandi SS-26 Stone oleh NATO, menggantikan rudal Scud Soviet.
Iskander pertama kali digunakan dalam pertempuran pada tahun 2008 di Georgia.
Menurut Center for Strategic dan Studi Internasional (CSIS), sistem ini dirancang untuk mengacaukan pertahanan rudal dengan terbang pada lintasan rendah dan bermanuver dalam penerbangan untuk menyerang target sejauh 500km dengan akurasi 2-5 meter.
Baca juga: Update Mariupol, Warga Sipil Ukraina di Pabrik Baja Azovtal telah Dievakuasi Seluruhnya
Baca juga: Putin Mulai Produksi Massal Rudal S-500 Prometheus, Disebut Tulang Punggung Pertahanan Udara Rusia
Rusia Luncurkan Rudal Balistik
Sebelumnya, Rusia telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antar benua di tengah memanasnya konflik dengan Ukraina, Rabu (20/4/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin membanggakan rudal tersebut sebagai senjata yang tak bisa dihentikan.
Bahkan, misil tersebut dikatakan memiliki kekuatan penghancur 1.000 lebih besar dibanding bom nuklir Hiroshima-Nagasaki saat perang dunia kedua.
Dikutip TribunWow.com dari Russia Today, Kamis (21/4/2022), militer Rusia melaporkan Rudal Balistik Antar Benua RS-28 Sarmat Rusia telah sukses diluncurkan dari kosmodrom Plesetsk di utara negara.
Peluncuran ini adalah yang uji pertama dari serangkaian uji coba yang diperlukan untuk mengadopsi senjata baru oleh pasukan strategis Rusia.
Disebutkan bahwa rudal itu terbang melintasi seluruh negeri, mendarat di lokasi uji coba di Timur Jauh Rusia.
"Hulu ledak inert mendarat di area yang ditentukan di tempat pelatihan Kura di Semenanjung Kamchatka," bunyi pernyataan militer Rusia.
Rudal strategis berbasis silo baru ini rencananya akan menggantikan ICBM Voevoda R-36M/R-36M2.
Dibandingkan dengan pendahulunya, Sarmat dapat membawa lebih banyak senjata, serta dilengkapi dengan jenis hulu ledak baru, termasuk unit peluncur hipersonik.
Putin menyebut peluncuran itu sebagai peristiwa yang sangat penting bagi Rusia, dan memberi selamat kepada militer atas keberhasilan peluncuran uji coba.
“Sistem baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis terbaik dan mampu menembus semua pertahanan anti-rudal modern. Tidak ada analog di dunia dan tidak akan ada untuk waktu yang lama," kata Putin.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/rudal-balistik-antar-benua-rs-28-sarmat-milik-rusia-yang-dijuluki-satan-2.jpg)