Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Ngaku Ukraina Bersedia Negosiasi Damai jika Rusia Lakukan Ini
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku bersedia melakukan negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakini masih ada peluang damai antara Ukraina dan Rusia.
Zelensky juga menyampaikan bahwa Ukraina bersedia melakukan perundingan damai dengan Rusia dengan syarat tertentu.
Namun Zelensky menegaskan bahwa negosiasi damai dengan Rusia baru bisa berjalan jika Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia melakukan sejumlah hal.
Baca juga: Media Barat Hapus Video Warga Mariupol Mengeluh Disandera Pasukan Militer Ukraina
Baca juga: Di Depan Tentara Rusia, Ayah di Ukraina Tunjukkan Tangannya yang Berlumuran Darah sang Anak
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, beberapa hal tersebut di antaranya adalah Moskow menarik pasukannya dari Ukraina.
Zelensky mengatakan penting dilakukan diskusi agar tidak jatuh lebih banyak korban.
Ia juga menekankan pentingnya jalur diplomasi untuk memulihkan kembali teritorial Ukraina.
Zelensky mengaku ingin mengembalikan situasi di Ukraina seperti sebelum perang atau invasi alias pada tanggal 23 Februari 2022.
"Mereka (pasukan militer Rusia) harus mundur," ujar Zelensky.
"Dalam situasi tersebut kita akan bisa memulai diskusi secara normal," sambungnya.
Di sisi lain, petinggi pejabat keamanan Ukraina menyatakan enggan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov saat melakukan wawancara di sebuah stasiun TV, Senin (2/5/2022).
Danilov justru menyebut Ukraina hanya ingin menandatangani kekalahan Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Danilov menjawab hal tersebut ketika ditanyakan soal kemungkinan Ukraina berdamai dengan Rusia.
"Lebih cepat mereka melakukannya (menyerah), semakin baik untuk negara mereka," ujar Danilov.
Pernyataan Danilov ini turut dikutip oleh penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich.
"Statement yang sangat sederhana: tidak akan ada perjanjian damai dengan Rusia. Hanya ada kekalahan Rusia," ujar Alexey.
Di sisi lain, seusai menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden RI Joko Widodo ternyata langsung menghubungi orang nomor satu di Rusia yakni sang Presiden Vladimir Putin.
Berbicara lewat sambungan telepon, Putin dan Jokowi diketahui membahas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Dikutip TribunWow.com, isi pembicaraan Jokowi dan Putin ini turut diberitakan oleh media massa Rusia yakni tass.com.
Diberitakan oleh tass.com, Jokowi siap memfasilitasi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina.
"Bertukar pandangan melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang situasi di Ukraina, serta kerja sama G20," tulis Jokowi lewat akun Twitter resminya.
Baca juga: Media Inggris Sebut Sudah Ada 5 Tanda Putin akan Gunakan Nuklir, Foto Koper hingga Ancaman TV Rusia
Baca juga: Ucapkan Selamat hingga Minta Bantuan, Putin Telepon Macron hingga 2 Jam
Jokowi juga menuliskan bahwa perdamaian antara Rusia dan Ukraina harus segera terealisasi.
"Indonesia siap berkontribusi menuju tujuan ini," tulisnya.
Sebelumnya, lewat akun media sosialnya, Zelensky memamerkan momen dirinya melakukan pertemuan virtual dengan Jokowi lalu diundang untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang.
Jokowi sendiri menyampaikan ada beberapa hal yang dibahas bersama Zelensky, satu di antaranya adalah seputar bantuan senjata.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Jokowi mengiyakan bahwa Zelensky meminta agar Indonesia mengirimkan senjata ke Ukraina.
"Dalam pembicaraan itu dibahas juga mengenai berbagai permintaan bantuan persenjataan dari Indonesia," kata Jokowi.
Jokowi menjawab, Indonesia bersedia memberikan bantuan kemanusiaan namun menolak jika diminta mengirimkan bantuan senjata.
"Saya menegaskan bahwa sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia dan prinsip politik luar negeri Indonesia melarang pemberian bantuan persenjataan kepada negara lain," ujar Jokowi.
"Saya sampaikan mengenai harapan agar perang dapat segera dihentikan dan solusi damai melalui perundingan dapat dikedepankan," sambungnya.
Sebelumnya kabar Jokowi undang Ukraina, disampaikan oleh Zelensky melalui akun media sosial pribadinya.
Dilansir TribunWow.com dari akun Instagram @zelenskiy_official, Rabu (27/4/2022), presiden 44 tahun itu mengunggah fotonya ketika tengah menghadap ke sebuah laptop.
Wajah Zelensky tampak serius sementara kedua tangannya dilipat di atas meja.
Melalui kolom keterangan, Zelensky mengatakan ia sedang berbincang melalui video call dengan Jokowi.
Keduanya membahas mengenai isu ketahanan pangan.
Sebagai informasi, Ukraina merupakan negara pemasok gandum terbesar ke Indonesia.
"Bersama Presiden Indonesia @jokowi mendiskusikan isu ketahanan pangan," tulis Zelensky.
Selain membahas mengenai hubungan dua negara, Jokowi sebagai tuan rumah dikatakan juga telah mengundang Zelensky untuk hadir di acara KTT G20 Bali.
Atas atensi tersebut, Zelensky pun berterimakasih, meski belum memberikan klarifikasi mengenai kesediaannya untuk hadir.
"Terima kasih telah mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, untuk posisi yang jelas di PBB dan undangan untuk berpartisipasi dalam KTT @g20org."
Tulisan serupa juga diunggah Zelensky melalui akun Twitter @ZelenskyyUa, Rabu (27/4/2022).
"Sempat berbincang dengan Presiden @jokowi
Terima kasih atas dukungan kedaulatan dan integritas teritorial, khususnya untuk posisi yang jelas di PBB.
Isu ketahanan pangan dibahas.
Terima kasih telah mengundang saya ke pertemuan puncak @g20org," tulis Zelensky.
Baca juga: Tak Ikut Walkout saat Rusia Bicara, Sri Mulyani Beri Tanggapan soal Aksi Protes di Pertemuan G20
Baca juga: G20 Terancam Gagal karena Konflik Rusia-Ukraina? Ini Usaha yang Bisa Dilakukan Indonesia
Joe Biden Minta Indonesia Undang Ukraina
Amerika Serikat berupaya mendepak Rusia dari KTT G20 yang akan diadakan di Bali, Indonesia, akhir tahun.
Namun, jika Presiden Rusia Vladimir Putin tetap diizinkan datang, AS menuntut Ukraina juga diundang hadir.
Dalam pernyataannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden seolah ingin mempertemukan langsung Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Kamis (24/3/2022), hal tersebut dinyatakan setelah AS menghadiri pertemuan darurat antara negara NATO, Uni Eropa dan G7.
Biden mengaku dia lebih suka mengeluarkan Rusia dari G20 sebagai hukuman atas tindakan brutalnya.
Ketika ditanya apakah Rusia harus dapat menghadiri pertemuan ekonomi terkemuka dunia G20 di Indonesia.
"Pada poin selanjutnya jawaban saya adalah ya," ujar Biden.
"Itu tergantung pada G20."
Biden mengatakan masalah itu diangkat ketika para pemimpin bertemu untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia dan membantu Ukraina.
Dikutip dari AFP, Jumat (25/3/2022), bila Indonesia dan negara lain tetap mengundang Rusia, Biden menyerukan agar Ukraina juga turut hadir.
Meskipun sejatinya negara Zelensky tersebut tak termasuk dalam anggota G20.
"Jika Indonesia dan negara lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya kita harus meminta agar keduanya, (Rusia dan) Ukraina dapat menghadiri pertemuan juga," sebut Biden.
Sementara itu, dilansir Kompas.com, Kamis (24/3/2022) disebutkan bahwa Indonesia memiliki kewajiban untuk mengundang semua negara anggota G20, termasuk Rusia.
Duta Besar RI sekaligus Staf Khusus Program Prioritas Kemlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Triansyah Djani menyebutkan adanya aturan presidensi.
"Sebagai presidensi dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20, dan bahwa diplomasi Indonesia selalu didasarkan pada prinsip-prinsip base on principal," ujar Triansyah.
"Oleh karena itu, memang kewajiban Presidensi G20 untuk mengudang semua anggotanya." (TribunWow.com/Anung/Via)