Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Disebut telah Merasakan Kelemahan Barat sebelum Memulai Invasi Rusia ke Ukraina
Pejabat AS mengatakan keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berperang dipicu oleh sejumlah faktor.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Kemudian Kozyrev mengungkit era pemerintahan Boris Yeltsin yang mana banyak pihak yang berupaya menggulingkan pemerintahan Boris Yeltsin pada saat itu.
"Bahkan di zaman Uni Soviet, ada banyak upaya (percobaan pembunuhan): Stalin sempat diracuni," ujar Kozyrev.
Kozyrev meyakini saat ini pihak internal yang tidak senang terhadap Putin akan semakin banyak dan dapat berakibat buruk terhadap Putin.
"Saya tidak tahu akan seperti apa tetapi sejarah Rusia selalu penuh dengan kejadian tidak terduga," ujarnya.
Diketahui selama dua minggu lebih melakukan invasi ke Ukraina, Rusia terus-terusan menerima serangan di sektor ekonomi berupa sanksi dari negara hingga perusahaan multi nasional.
Selain serangan sanksi, hubungan Rusia dengan negara-negara barat semakin memburuk, belum lagi para konglomerat asal Rusia juga terkena imbas.
Christopher Steele, seorang mantan intelijen Inggris meyakini konflik yang terjadi di Ukraina justru akan menjadi awal bagi kejatuhan rezim Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, ia meyakini nasib Putin akan berakhir mengenaskan.
Steele yang merupakan mantan agen M16 menyebut Putin telah melakukan hal yang di luar kemampuannya.
Saat ini, sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia disebut akan memicu kejatuhan Putin.
"Pada akhirnya ekonomi lah yang akan menghentikan Rusia dan kemungkinan akan berujung pada jatuhnya rezim ini (Putin) cepat atau lambat," ujar Steele.
Steele kemudian menjawab kemungkinan adanya orang dekat Putin yang akan berkhianat.
Ia mengatakan, selama ini Putin sangat waspada terhadap sekitarnya, namn kemungkinan itu tetap ada.
Steele lalu menjelaskan bahwa Putin tidak akan lagi bisa terlibat dalam politik internasional.
"Menurut saya, sayangnya dalam waktu dekat ini kita akan melihat pasukan Rusia yang semakin brutal di Ukraina," ujarnya.
"Tetapi dalam jangka panjang, sanksi ekonomi dan isolasi baik budaya maupun ekonomi di dunia ini akan berujung pada perubahan rezim di Rusia," pungkasnya.(TribunWow.com/Via/Anung)