Konflik Rusia Vs Ukraina
Komandan Rusia Terpaksa Bius Anak Buah agar Tak Kabur, Terungkap dari WA dan Telepon yang Disadap
Para komandan Rusia yang putus asa dikabarkan telah nekat membius tentara mereka sendiri.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tentara Rusia yang menerima instruksi tersebut menjawab "Dimengerti," ujarnya singkat.
Belum selesai di situ, komandan tentara Rusia itu kembali mengulangi instruksinya "Apa yang kau tunggu?" kata dia.
Informasi terkait instruksi ini muncul tak lama setelah pemerintah Rusia mengungkapkan adanya tentara Ukraina yang mengeksekusi mati tentara Rusia yang telah menjadi tahanan perang.
Sebelumnya diberitakan, di tengah konflik yang berlarut-larut, beberapa tentara Rusia dikabarkan berbondong-bondong membelot dan berpindah kubu ke Ukraina.
Bahkan para tentara Rusia yang membelot membuat divisi khusus di pasukan militer Ukraina.
Dalam foto yang beredar tampak para tentara Rusia yang membelot diajari oleh tentara Ukraina cara menggunakan senjata peluncur roket anti tank modern.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, para tentara Rusia itu menamakan diri mereka Pasukan Kebebasan Rusia.
Kementerian Pertahanan Ukraina sempat menyampaikan pada Rabu (30/3/2022), komandan dalam pasukan ini rutin mengunjungi para tentara Rusia yang ditahan dan dipilih siapa yang mau membelot ke kubu Ukraina.
Para tentara Rusia yang ditahan disebut sehati ingin memerangi pasukan Chechnya yang dipimpin oleh Ramzan Kadyrov.
Di sisi lain, sejumlah tentara Rusia saat ini disebut tengah ramai-ramai melakukan pemberontakan terhadap komandan mereka atas konflik di Rusia-Ukraina.
Para tentara Rusia tersebut mulai tak mematuhi instruksi atasan mereka hingga menyabotase senjata mereka sendiri.
Informasi terkait tentara Rusia yang memberontak diungkapkan oleh Government Communications Headquarters (GCHQ).
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, GCHQ adalah sebuah organisasi yang bertugas menyediakan intelijen atau informasi untuk pemerintah Inggris.
Dugaan pemberontakan ini diperkuat dengan beredarnya sebuah video tentara yang frustasi karena hanya dibekali senjata buatan tahun 1940 yang sudah tak layak pakai.
Kepala GCHQ, Sir Jeremy Fleming mengungkap ada sejumlah pesawat tempur milik Rusia dijatuhkan oleh tentara Rusia sendiri.