Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Tuding Polandia dan AS Sekongkol untuk Rebut Wilayah Ukraina Barat dengan Dalih Membantu
Informasi intelijen yang diperoleh Rusia menunjukkan bahwa Polandia dan Amerika Serikat sedang bersekutu menjalankan misi rahasia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Badan intelijen Polandia tampaknya saat ini sedang mencari anggota elit Ukraina yang dapat diandalkan, yang bersedia membentuk penyeimbang pro-Warsawa dengan nasionalis Ukraina.
Dikatakan Pemerintah Polandia berasumsi bahwa memperkuat kekuatannya di Ukraina barat, dengan kemungkinan besar, akan menyebabkan perpecahan negara.
Dalam hal ini, kontrol atas wilayah di mana pasukan penjaga perdamaian akan ditempatkan akan tetap berada di tangan Warsawa
Rencana tersebut tampaknya merupakan upaya untuk mengulangi kesepakatan bersejarah yang dicapai setelah Perang Dunia.
Saat itu negara-negara Barat menerima hak Warsawa menduduki sebagian Ukraina untuk melindungi rakyatnya dari 'ancaman Bolshevik' dan, kemudian memasukkan daerah-daerah itu ke dalam negara Polandia.
Namun hingga saat ini, klaim tersebut masih belum dapat diverifikasi lantaran belum ada tanggapan dari pihak-pihak terkait.
Baca juga: Berharap Sekolah di Eropa, Remaja Asal Suriah Ini Justru Tewas di Perbatasan Polandia saat Krisis
Baca juga: Berharap Dibantu Urus Pengungsi Ukraina, Walikota di Polandia: Ternyata Kita Ditinggal Sendirian
Polandia Sanggup Jadi Markas Senjata AS
Polandia menyatakan menerima Amerika Serikat (AS) secara terbuka untuk menempatkan senjata nuklir di wilayahnya.
Negara tetangga Ukraina itu juga akan menyambut 50 persen peningkatan jumlah tentara AS yang ditempatkan di Eropa.
Warsawa juga menyerukan tindakan lebih keras terhadap Rusia atas konflik di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Senin (4/4/2022), Polandia memutuskan bertanggung jawab menjadi tuan rumah hulu ledak nuklir Amerika.
Hal itu akan menjadi eskalasi yang signifikan dalam Perang Dingin baru dengan Rusia.
Dikhawatirkan bahwa keputusan itu akan dilihat sebagai langkah yang provokatif oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Adapun invasi yang diinisiasi Putin itu, telah memicu ketakutan keamanan di negara-negara di sisi timur NATO.
NATO pun telah menanggapi dengan meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut, mengumumkan empat kelompok pertempuran multinasional lagi di Bulgaria, Hongaria, Rumania dan Slovakia bulan lalu.
"Polandia akan senang jika Amerika meningkatkan kehadiran mereka di Eropa dari 100 ribu tentara saat ini menjadi 150 ribu di masa depan karena agresivitas Rusia yang meningkat," kata wakil perdana menteri Polandia, Jaroslaw Kaczynski (72), kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag.