Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Berandai Jadi Presiden AS, Trump Jamin Tak Ada yang Tewas di Ukraina: Perang yang Tak Berguna

Eks Presiden AS Donald Trump mengomentari soal konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube The Independent
Potongan wawancara antara Eks Presiden AS Donald Trump dengan Piers Morgan yang membahas soal konflik Rusia Vs Ukraina. 

Hal ini memungkinkan roket Satan 2 dapat menjatuhkan nuklir di sejumlah wilayah hanya dalam satu kali serang.

Kekuatan nuklir Satan 2 dipercaya mengandung 30 kali kekuatan bom nuklir yang dijatuhkan oleh AS di Hiroshima, Jepang.

Berdasarkan sebuah simulator bom nuklir, apabila Satan 2 diledakkan di New York maka akan ada total 3,1 juta korban jiwa dan jutaan lainnya mengalami luka-luka.

Ahli senjata Dr Paul Craig Roberts menyampaikan, hanya dengan menggunakan enam roket tersebut, Rusia dapat memusnahkan seluruh wilayah di timur AS.

Politisi Ukraina Minta Putin Pakai Nuklir

Anggota parlemen Ukraina bernama Ilya Kiva (44) mengeluarkan statement kontroversial terkait konflik antara Rusia dan Ukraina.

Kiva sendiri telah dikeluarkan dari parlemen Ukraina setelah dicap sebagai pengkhianat karena mendukung invasi yang dilakukan oleh pemerintah Rusia.

Baca juga: Akui Bantu Ukraina agar Rusia Semakin Lemah, Ternyata Ini Tujuan AS

Selain mendukung invasi, Kiva meminta agar Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, pernyataan ini disampaikan oleh Kiva lewat akun Telegram miliknya.

"Ingat!!! Mereka takut dan segan hanya kepada kekuatan!!!" tulis Kiva.

Kiva menyampaikan bagaimana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan negara-negara barat takut akan senjata nuklir yang dimiliki oleh Rusia.

"Hanya ini (senjata nuklir) yang dapat mengakhiri konfrontasi yang terjadi, tidak hanya dengan otoritas Ukraina, tapi dengan seluruh negara barat yang aktif dan terlibat dalam konflik militer di Ukraina," ungkap Kiva.

"Jika seseorang berpikir ini tidak sesuai aturan, ingat: negara barat yang menulis aturan tersebut sesuai dengan kepentingan mereka dan agar semakin efektif menghancurkan mu," tulisnya.

Kiva diketahui dikeluarkan dari parlemen Ukraina pada bulan Maret lalu.

Saat ini Kiva diduga sedang bersembunyi di Rusia.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika SerikatDonald TrumpJoe Biden
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved