Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Rusia Soroti Keanehan Warga Sipil di Mariupol Enggan Menyerah padahal Diberi Jaminan Selamat
Pasukan militer Rusia telah menawarkan kepada para tentara Ukraina yang ada di Mariupol untuk menyerah kapanpun mereka mau.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Informasi ini diperoleh Kadyrov seusai bertanya ke seorang tawanan perang.
Batalion nasionalis Ukraina yang kini memimpin para tentara Ukraina di Azovstal disebut akan menembak mati para tentara yang memilih untuk menyerah ke Rusia.
"Menurut keterangan tawanan, mayoritas dari mereka yang terkurung di belakang tembok tebal pabrik ingin cepat-cepat pergi meninggalkan wilayah sambil memegang bendera putih," ungkap Kadyrov.
"Namun inisiatif ini tidak didukung oleh sang komandan batalion nasionalis."
"Kami telah mengkonfirmasi informasi tentang mengeksekusi mati anggota mereka sendiri yang ingin menyerah," papar Kadyrov.
Kadyrov menyampaikan, batalion nasionalis juga telah menyebarkan disinformasi kepada anggota mereka tentang nasib para tahanan perang di tangan Rusia.
Diketahui pemerintah Rusia telah memberikan kesempatan kepada pasukan militer Ukraina di Mariupol agar menyerah.
Namun beberapa tentara Ukraina tetap enggan menyerah dan memutuskan untuk melawan Rusia hingga titik darah penghabisan.
Beberapa di antaranya bertahan di pabrik baja Azovstal yang berada di Mariupol.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Mayor Serhiy Volyna menyatakan pasukannya yakni brigade marinir ke-36 akan terus bertempur melawan Rusia.
Lewat sebuah video, Volyna menyampaikan sebuah permohonan kepada para pemimpin dunia untuk membantu Mariupol dan Ukraina.
"Ini adalah pesan kami kepada dunia. Ini mungkin jadi pesan terakhir kami," ucap Volyna.
"Kami mungkin hanya memiliki beberapa hari atau jam tersisa."
"Kekuatan musuh 10 kali lebih besar dibandingkan kami. Mereka menguasai udara, artileri, tank dan unggul dalam kendaraan tempur."
Volyna mengatakan, misinya dan pasukannya di Mariupol adalah mempertahankan pabrik baja Azovstal.